Chereads / Secret Of You / Chapter 11 - Summer day

Chapter 11 - Summer day

Aku terdiam menatap wajah paman itu, pria yang terkejut melihatku membawa buku harian ibu. Sekilas aku merasa sedikit familiar dengan keadaan rumah ini, nampaknya aura rumah ini tidak asing. Bukankah aku belum pernah kemari, namun rasanya seperti sudah lama mengenal...,

"Maafkan...karena paman tidak pernah mengundang tamu datang kemari, jadi hanya bisa menyajikan teh chamomile hangat ini saja. Oh...tentu saja ada sedikit camilan jadi sepertinya pas sekali dimakan dengan teh ini", pria itu sedikit menyunggingkan bibirnya sambil tersenyum mencoba membuat suasana sedikit santai,

"Ahh...iya ini sudah cukup baik, teh chamomile ini mengingatkan saya tentang ibu. Beliau sangat menyukai teh dengan chamomile...", aku memandang kembali wajah paman itu, kulihat dia seperti melamun sambil memandang kearah taman,

"Paman...apakah paman mengenali ibuku dan juga ayahku?? Aku ingin mengetahui apa yang menjadi alasan dibalik bungkamnya ibu mengenai saudara laki-laki ku hingga sekarang...", aku mulai menanyakan hal yang ingin aku ketahui...

Sesaat paman itu menghela nafas panjang sembari memandang kearah jendela menatap bunga-bunga dari balik jendela sambil memegang cangkir teh,

"Apakah ini yang ingin kau ketahui?? Apakah ayahmu bahkan tidak menceritakan apapun padamu??",

"Apa maksud paman?? Ayahku...?? Darimana dia akan bercerita setelah sekian lamanya kami tidak berjumpa dan dia telah lama meninggalkan aku dan ibu jauh sebelum aku berusia 17 tahun. Tahukah paman sesuatu mengenai orang tuaku??", aku semakin penasaran dan mulai berharap paman itu menceritakan sesuatu yang penting padaku,

"Paman rasa...ini belum saatnya kau mengetahui rahasia tentang ayahmu...lebih baik kau lekas pulang suatu hari... jika kau sudah siap dengan segala konsekuensinya...", sambil menyeruput teh chamomile ,

"Aku tidak akan kemana-mana...sampai paman menceritakan segala sesuatunya. Aku sudah siap sejak lama, jika tidak untuk apa aku datang kemari menemui paman", aku mulai kesal...,

"Paman rasa...pembicaraan kita sudah cukup. Pulanglah...paman akan menyiapkan taxi untukmu", sambil memalingkan wajahnya berusaha menghindariku... ,

Aku yang saat itu memegang cangkir teh....sontak sedikit membantingkan cangkir ke meja dan berharap paman itu menghampiriku...,

Namun...diluar dugaan justru paman itu beranjak pergi...

Reflek aku berteriak keras padanya...

"Paman...!! Tidak bisakah paman membantuku sekarang??! Aku tidak akan pergi sebelum paman bercerita padaku!!",

Namun... paman itu tetap melangkahkan kakinya meninggalkanku sendiri di ruangan ini, apa maksudnya...dia juga tidak memgusirku. Aku akan tetap berada disini sampai paman itu bercerita padaku,

***

Mataku terasa sedikit berat, aku merasakan cahaya hangat menyentuh wajahku. Tanpa aku sadari sesuatu tengah menyelimuti tubuhku di pagi ini, sepertinya aku tertidur di sini. Tapi...tunggu dulu, ini...bukankah rumah paman yang aku datangi kemarin?? Apakah aku tertidur semalaman disini...gawat!! Aku bersikeras menunggu jawabannya hingga aku tertidur dirumahnya...,

"Ehhmm...ehhmm...",

Aku mendengar seseorang memergoki ku tengah bangun di rumahnya, aku segera menyibakkan rambutku dan mengikatnya...,

"Kau sudah bangun rupanya...ingatkah kau semalam tidur dirumahku dan tidak ingin pulang??",

Paman itu mengingatkanku tentang kejadian semalam...tapi...kenapa aku tidak bisa mengingat apapun??

"Aarrgghh...", aku merasakan pusing di kepalaku sepertinya aku mencium bau alkohol dari tubuhku...

"Kau...pasti masih pusing bukan?? Ini paman bawakan sup pengar untukmu...cepat cuci mukamu itu dan makan sup ini jika kau tidak ingin terlambat kerja hari ini",

Jadi...semalam aku mabuk?? Tapi bagaimana mungkin...seingatku aku meminum teh chamomile lalu kenapa bisa mabuk??

"Tunggu...paman...apakah aku mabuk semalam?? Sepertinya paman salah sangka padaku, aku semalam hanya meminum teh chamomile dan sedikit minum air yang ada di botol ini...", sambil menunjuk ke arah sebuah botol kaca polos dimeja...

"Kau...adalah perempuan yang tidak bisa membedakan mana alkohol dan mana air minum. Ck...ck...ck...hheeemmm...lebih baik turuti saja apa kata paman, dan cepat cuci wajahmu itu...", sambil berlalu meninggalkan sup pengar di meja,

Aku hanya mampu menuruti apa yang diucapkan paman itu, sementara ini aku masih bisa mencari tahu rahasia ibu darinya. Siapa tahu paman itu akan membuka mulutnya dan menceritakannya padaku...

"Waahhh...ini enak sekali, sup yang dibuat paman ini. Aku merasa lapar pagi ini...",

"Bila sudah selesai makan, kau boleh pergi. Taxinya sebentar lagi akan datang kemari menjemputmu...jadi ingatlah untuk pergi setelah menghabiskan makananmu",

Aku hanya bisa mengangguk dan buru-buru menghabiskan sup ini, tapi pada kenyataannya paman ini begitu memperhatikanku. Apa hanya perasaanku saja ataukah memang sifatnya yang tertutup karena tidak ingin diketahui olehku??

"Paman...maafkan saya telah banyak merepotkan paman semalam, aku masih punya pertanyaan pada paman. Tapi, aku akan menyimpannya untuk nanti...ingat janji paman untuk menceritakannya padaku, aku akan sering berkunjung nantinya...jadi, paman tolong bantu saya",.

"Eehhmm...apa yang kau bicarakan, sudah cepat pergi...kau sudah terlambat berangkat kerja. Dan ingat...jangan pernah menceritakan pertemuan kita ini kepada siapapun meski itu adalah orang yang kau percaya sekalipun",

Aku hanya mengangguk dan menuruti apa yang paman itu katakan, mungkin ini adalah cara yang benar agar aku bisa mengetahui rahasia dibalik buku harian ibu ini,

"Baiklah paman...maafkan saya, saya pasti akan mengingatnya. Sekarang saya akan pergi jadi...jangan melupakan janji paman dan jangan merindukanku ya...",

Dengan penuh percaya diri aku melangkahkan kaki meninggalkan rumah paman yang indah itu, aku pasti akan bisa mengetahuinya. Mungkin untuk saat ini aku lebih baik mengikuti kemauannya jadi pasti akan ada jalan untukku nantinya,

***

"Aku pulang...",

Seketika Ji hee memandangku dengan sedikit curiga...

"Darimana saja kau??! Semalaman tidak pulang ke rumah...?? Apa kau sadar aku mengkhawatirkanmu??!", ji hee menaikkan nada bicaranya padaku...,

"Maaf...aku telah membuatmu khawatir, aku bukannya tidak ingin pulang. Tapi...aku mabuk dan tertidur di sana",

Sontak mata ji hee terbelalak mendengar pengakuanku...,

"Apa??!! Jadi kau mabuk?? Dimana kau semalam?? Dengan siapa dan apa terjadi sesuatu denganmu??",

Ji hee menyentuhku dan memegang pundakku memandangku dengan tatapan penuh tanya...,

"Apakah kau bersama seorang pria?? Cepat jawab!! Apa kau dilecehkan?? Aku akan menghajarnya!!!", ji hee sudah tidak lagi tenang,

"Bukan begitu...aku tidak bersama seorang pria manapun. Jadi...berhentilah bersikap berlebihan, tidak terjadi apa-apa padaku. Aku hanya sedang ingin tidur",

"Hei...Huang soodam!! Apa kau sudah tidak waras?? Kau ingin aku mempercayainya?? Aku tahu bahwa kau bukanlah pembohong yang hebat, jadi berhentilah bersikap seperti itu",

"Ji hee...aku tahu kekhawatiranmu, tapi memang benar bahwa aku bukan pembohong yang hebat. Tapi...kau berlebihan begini, aku merasa ini bukanlah hal besar", sambil berjalan menuju tempat tidurku,

"Kau ini..., tapi setidaknya berikan aku kabar kau ada dimana?? Jadi aku tidak khawatir",

"Tenanglah...aku baik-baik saja, jadi berhenti bersikap seperti anak-anak",

"Yaaa...kau ini !!! Sudahlah...memang kau ini keras kepala sekali, tapi ngomong-ngomong apa hari ini kau akan berangkat kerja??",

"Eemmm...aku sudah meminta ijin tidak masuk hari ini, jadi...kau bisa tenang",

"Baiklah...kalau begitu aku berangkat kerja dulu ya, ingatlah untuk istirahat yang benar. Aku tidak ingin kau sampai sakit, jadi aku berangkat sekarang ya...",

Aku hanya menatap Ji hee dan mengangguk menyetujui saran dari Ji hee.

Seperti inilah aku, demi untuk mengetahui kebenaran aku akan melakukan apa saja. Meski aku harus pergi ke ujung dunia, aku tidak akan menyerah. Semoga saja aku cepat menemukan jawaban atas rasa penasaranku ini. Aku berharap paman itu akan memberiku jawaban atas pertanyaanku. Mungkin dengan begini barulah aku bisa hidup dengan tenang.

***

Continue next bab