Chereads / Secret Of You / Chapter 10 - Twin

Chapter 10 - Twin

Aku mencoba mencari cara untuk memahami semua, perlahan aku membaca sebagian isi buku harian ibu. Dengan perasaan penuh tanya akhirnya semua rasa penasaranku terjawab...

'Hari ini aku diam-diam pergi membawa putraku...aku tidak akan pernah membiarkan seorangpun mencelakainya...aku harus segera menyembunyikan keberadaannya, agar tidak ada orang yang akan memperlakukannya dengan buruk termasuk suamiku sendiri...'

Jadi...selama ini aku mempunyai saudara laki-laki?? Lalu dimanakah keberadaannya...kenapa ibu tidak menceritakan di buku hariannya. Aku akan mencoba mencari tahu...mungkin ada petunjuk di buku harian ini,

"Soodam...ayo kita keluar, cuaca hari ini sedang cerah. Bagaimana kalau kita jalan-jalan ke taman dekat sini??," tanya Ji hee,

"Eeemmm...aku sebenarnya sedang malas, tapi...usulmu boleh juga. Memangnya kau tidak kerja hari ini??", tanyaku

"Aku sedang malas, hari ini aku ijin cuti sehari...jadi sebaiknya kita bersenang-senang, kapan lagi kita bisa jalan-jalan di cuaca yang bagus begini??",

Kami tiba di sudut taman dan mengambil tempat duduk yang dekat dengan ayunan, sesekali aku melihat anak-anak kecil bermain ayunan dan tertawa bahagia bersama orang tua mereka. Aku jadi teringat kenangan masa kecilku dengan ibu, beliau selalu mengajak ku ke taman jika sedang ada waktu luang. Ibu...aku merindukanmu...

"Kau melamun lagi?? Ada apa Soodam??", Ji hee melempar tanya,

"Ahh...tidak, aku hanya sedang teringat masa kecilku dulu bersama ibu. Aku sekarang merindukannya...",

Benar sekali... dekapan ibu dan senyuman manis nya sungguh menggugah kenangan ku dengan ibu, bahkan aku bertanya untuk apa ibu menyembunyikan saudara laki-laki ku dari ayah. Bahkan aku tidak tahu seperti apa wajah nya...ada apa dengan ibu dan ayah??

***

Aku menaiki bus dan pergi ke tempat yang dimaksud ibu dalam buku harian nya yang dia tinggalkan, dengan harapan menemukan sebuah petunjuk tentang dimana dan siapa saudara kandungku itu yang merupakan kembaran ku itu. Aku sungguh tidak mempercayai apa yang dilakukan ibu bahwa dia menyembunyikan dari ayah. Ada apa gerangan dengan ibu?? Apa yang membuat ibu sampai tega meninggalkan putra nya sendiri sesaat setelah dilahirkan...,

"Permisi...apakah benar alamat ini berada di sekitar sini??", aku bertanya pada seseorang yang tengah duduk,

"Ohh...ini, sepertinya kalau dilihat dari alamat yang tertulis memang benar. Tapi...sepertinya itu sudah jadi bangunan baru. Dan lagipula di daerah ini sudah dibangun apartemen, jadi akan sulit menemukan rumah yang nona maksud", wanita paruh baya itu menjawab,

"Ahh... begitu ya..., tapi apakah bisa anda menunjukkan lokasi apartemen itu. Karena saya sedang mencari orang, mungkin saja orang itu masih tinggal di lingkungan ini", sambil berharap mendapat sebuah petunjuk,

"Ohh...nona bisa melewati jalan itu, dan akan sampai di sebuah jembatan, nanti nona akan melihat sebuah gedung apartemen disamping kawasan itu. Lalu...di belakang gedung itulah tempat yang nona cari...tinggal kearah sana saja", sambil menunjuk ke arah alamat yang di maksud,

"Baiklah...kalau begitu saya permisi, dan terima kasih atas bantuannya",

Aku perlahan menapaki jalan kawasan gedung apartemen itu, dan mulai melewati sebuah pemukiman yang sedikit sepi. Aku awalnya ragu untuk melewati tempat itu, namun...keingintahuanku memberiku kekuatan agar aku tetap mencari jawaban atas pertanyaanku...,

Sekilas aku melihat sebuah rumah dengan bangunan bergaya klasik modern, dengan pagar yang tidak begitu tinggi. Dari jauh aku melihat nomer rumah yang sama persis dengan nomer yang ada di alamat yang ditinggalkan ibu dalam buku harian nya. Dengan penuh rasa percaya diri yang tinggi aku memberanikan diri menekan bel rumah tersebut,

'Tet...tet...'

Satu dua kali aku menekan bel rumah itu, namun belum juga nampak seseorang keluar dari bangunan rumah itu, aku mulai merasa putus asa...jangan-jangan sang pemilik rumh sedang pergi. Dan pencarian ku akan berujung sia-sia...,

Namun...belum lagi aku melangkahkan kaki akan pergi tiba-tiba saja, seseorang dengan tubuh sedikit kurus dan agak tua keluar. Dengan raut wajah yang seperti merasa terganggu...beliau akhirnya menghampiriku,

"Siapa kau??!", dengan nada sedikit meninggi dan keras...

"Ahh...maafkan saya jika saya mengganggu istirahat anda, tapi...saya hanya ingin menanyakan suatu hal, bolehkah saya bertanya tuan...", aku merasakan bahwa sepertinya beliau kurang senang dengan kehadiranku,

"Memangnya apa yang kau inginkan??! Aku sedang tidak ingin menerima tamu hari ini, lebih baik kau pulang saja!!",

Aku sedikit terkejut dengan jawaban beliau yang terkesan marah dan tidak sopan itu, namun aku berusaha untuk menenangkan hatiku agar tidak terbawa suasana,

"Ohh...tidak paman, saya tidak bermaksud mengganggu istirahat paman. Tapi...bolehkah saya mengajukan satu pertanyaan saja...saya mohon",

"Sudah aku bilang!! Aku tidak bicara dan menerima tamu yang tidak aku kenal, jadi lebih baik kau pulang saja!!",

Aku mulai tidak sabar dan segera membalas bicara pada paman itu...,

"Ini...!! Aku ingin tahu ini!!", sambil sedikit menaikkan nada bicara ku dan menunjukkan alamat serta buku harian ibu ku padanya,

Sesaat paman itu seperti melamun dan terkejut dengan buku yang aku tunjukkan padanya, aku bisa menebak dari raut wajahnya bahwa beliau mengetahui sesuatu...

"Aku tidak mengetahui apa-apa tentang alamat dan buku yang kau bawa itu! Aku tidak mengenalnya...",

Sontak jawaban paman itu memberiku ide...aku bisa tahu bahwa dia mengenal ibuku. Karena dia mengakuinya sendiri bahwa selama ini dia tidak mengenali ibu. Padahal aku belum menyebutkan apa-apa soal semua seluk beluk buku yang aku tunjukkan padanya,

"Paman...aku belum menyebutkan apa-apa mengenai alamat dan buku yang aku tunjukkan pada paman, tapi...paman membuka sendiri rahasia paman, bahwa paman mengenali ibuku...jadi, jangan lagi berbohong soal ini. Aku ingin mengetahui semua tentang keluargaku termasuk ayah, ibu dan juga saudaraku yang telah disembunyikan oleh ibu",

Tiba-tiba reaksi dari paman itu berbeda dengan tadi saat aku baru saja datang ke rumahnya, dia sekarang jauh lebih tenang dan mulai membukakan pintu pagar nya untukku,

"Masuklah...jika memang ini saatnya kau memgetahui semua tentang ibumu dan juga ayahmu serta hubungan nya dengan paman, sebaiknya kita bicarakan di dalam rumah. Aku tidak ingin ada tetangga yang akan mendengar percakapan kita disini", sambil mempersilahkan aku masuk ke dalam rumahnya,

Aku hanya berdecak kagum melihat desain dari rumah ini, benar-benar indah dan penuh estetika. Tidak heran jika paman ini lebih betah berada di dalam rumahnya daripada harus bergaul dengan teman-teman seusianya,

"Duduklah...paman akan menyiapkan sesuatu untukmu, kau pasti haus dan lapar setelah berjalan lama. Tunggulah disini...",

Aku hanya mengangguk dan memilih duduk di sofa dekat jendela, sungguh pemandangan yang indah... Dari dalam rumah aku bisa melihat pemandangan yang cantik...berbeda dengan dari depan yang hanya tertutup bangunan apartemen yang menjulang tinggi menutupi lingkungan ini. Dari sini aku bisa melihat taman yang penuh dengan bunga warna-warni seperti dalam sebuah dongeng.

***

Continue...

Tunggu ya up next story nya...