"Sementara dia tidur bagaimana jika kita minum bersama malam ini?? Aku merindukanmu..." pria dengan kumis itu mengajak wanita berambut panjang itu keluar ruangan,
"Kau tahu...sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan...jadi tidak perlu minum bersama", wanita itu menjawab,
"Memangnya apa yang perlu dibicarakan?? Aku ini masih suami mu dan ayah dari Soodam...", pria itu mulai menaikkan nada bicaranya...,
"Aku sudah menandatangani surat perceraian kita...jadi sekarang kau juga harus menandatangani surat ini, aku ingin kita segera bercerai...", wanita itu menyodorkan selembar kertas,
"Apa yang kau mau?? Kita bisa membicarakan ini baik-baik...aku sedang berusaha mencari pekerjaan untuk menghidupi kau dan Soodam...berilah aku kesempatan...",
Wanita itu menghela nafas panjang dan bnagkit dari duduknya seraya menaikkan nada bicara...
"Aku sudah mengambil keputusan...kita sebaiknya bercerai, aku sudah terlalu banyak memberimu kesempatan. Kali ini aku sudah tidak tahan dengan sikapmu!!",
"Apa yang kau bicarakan?? Bukankah aku masih membantumu...kenapa denganmu??",
"Membantu katamu?? Dengan cara berjudi dan pulang dalam keadaan mabuk??! Apa itu yang namanya membantu??",
"Aku masih bekerja di pabrik bukan?? Memang gajiku tidak seberapa...tapi aku masih mencari nafkah...",
"Walau begitu...kau selalu pulang ke rumah dengan keadaan mabuk...aku tidak mengerti apa yang kau kerjakan di pabrik, dan juga...gajimu hanya kau berikan padaku disaat kau sadar...tapi tidak setiap hari. Apa kau sadar itu?? Kau banyak menghabiskan waktu untuk berjudi dan minum miras...!!",
"Sudahlah!! Kau selalu seperti ini... Aku juga sudah muak dengan sikapmu!! Kau selalu berusaha terlihat baik di mata tetangga dan keluarga mu...aku memang bukan pria yang dulu, kau sudah tidak lagi menghargai ku!!!", pria itu mulai mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan...,
"Kau sadar apa yang tengah kau bicarakan?? Aku telah bersabar selama ini...aku rela bekerja demi memenuhi kebutuhan kita, tapi kau selalu bersikap seolah-olah kau masih seperti dulu...seorang pria dengan rumah yang megah...dan bergelimang harta!! Kau sekarang tak jauh beda dengan orang lain...sadarlah bahwa kau tidak sekaya dulu!!"
"Baik!! Baiklah!! Kau mau bercerai?? Aku akan menurutimu...!! Jangan sampai kau menyesal...",
Wanita berambut panjang itu menangis dan hanya bisa menahan air matanya yang terus menetes, sementara pria itu terus menerus memaki dan mengeluarkan kata-kata kotornya. Sungguh diluar kendali...hingga membangunkan ku yang tengah tertidur pulas malam itu,
Dalam sekejap air mataku menetes...tak perduli seberapa perih kenyataan yang aku hadapi, ibu dan ayahku telah menyembunyikan ini selama bertahun-tahun. Aku tak sengaja menemukan buku harian ibu yang terselip di bawah ranjang tempat mereka tidur bersama..., aku hanya membaca sekilas...tapi tak seperti yang aku tahu ternyata kehidupan mereka jauh lebih berat dari yang aku jalani,
"Hei...Soodam..., sedang membaca apa??", tiba-tiba suara Ji hee mengagetkanku,
"Ohh...ini bukan apa-apa, aku menemukan ini di bawah ranjang orang tuaku, sepertinya ini buku harian ibu. Aku akan menyimpannya...", sahutku sambil menyembunyikan buku harian ibu,
"Apakah sudah tidak ada lagi yang perlu kita bereskan??", tanya Ji hee,
Aku lantas membalas pertanyaannya dengan senyuman, begitu sesak dada ini membaca sebagian tulisan ibu. Aku tidak menyangka bahwa ayah seperti itu...,
"Kita langsung pulang saja..., aku sedang ingin sendiri...bisakah kau memberi aku ruang??",
Ji hee mengedipkan matanya memberikan sinyal bahwa dia mengerti akan mauku...lantas kami berpisah di halte bus. Ji hee memelukku dan membiarkanku sendiri,
"Aku akan menunggumu pulang, ingatlah...jangan pernah bicara dengan orang asing. Aku ingin agar kau bisa menenangkan pikiran dan hatimu, aku akan menunggu di rumah...", sambil meninggalkan ku sendiri,
***
Aku melewati jalanan Seoul malam itu, sambil menengadahkan wajahku menatap kearah langit malam. Aku melamun...membayangkan wajah ibu yang cantik, sungguh diluar dugaanku...bahwa ayah mampu melakukan hal seperti itu. Aku sungguh kecewa...ternyata selama ini ayah telah membuat ibu kecewa, namun ibu tidak pernah berterus terang padaku hingga aku beranjak remaja. Kenapa ibu melakukan ini?? Apakah ibu berusaha untuk menanggung semua sendiri hingga ajal menjemput beliau pun tak mau berterus terang.
'Dert...dert...dert...'
"Halo...iya...??",
Tiba-tiba suara seorang laki-laki di telepon membuatku tersentak...
"Apa benar ini dengan Soodam?? Huang Soodam??",
Aku lantas tak langsung menjawab, aku berusaha menerka-nerka suara siapa kah gerangan??
"Tolong jawab dengan benar...jika memang ini nona Huang Soodam, saya mempunyai sesuatu yang berhubungan dengan ayah dan ibu anda. Jadi tolong jawab pertanyaan saya dengan jujur",
Seketika perasaanku jadi kacau, dan pikiranku dipenuhi dengan sejuta tanya...apa sebenarnya yang di inginkan orang ini??
"Dengarkan baik-baik...sebaiknya anda datang ke alamat yang saya kirimkan lewat sms, anda harus tahu apa sebenarnya yang disembunyikan oleh orang tua anda. Jadi besok anda harus datang tepat waktu, saya akan menunggu anda di tempat itu", lalu suara orang itu tak terdengar lagi,
'Tut...tut...tut...' hanya tinggal nada bip telepon,
Pikiranku mulai dipenuhi tanda tanya besar...apa sebenarnya yang disembunyikan oleh ayah dan ibu?? Aku juga tidak menemukan petunjuk apapun di buku harian ibu. Sungguh pertanyaan itu telah memenuhi pikiranku...,
"Kau sudah pulang??", ji hee melempar tanya padaku,
Aku hanya memberikan sedikit senyuman sambil berjalan menuju kamar tidur, lalu...
"Hei...kau ini kenapa?? Ada apa?? Apa terjadi sesuatu padamu?? Kenapa kau nampak sedikit murung??", tanya ji hee bertubi-tubi,
"Ahh...tidak, aku sedang tidak enak badan. Mungkin aku terlalu banyak pikiran, jadi aku merasa tidak sehat. Maaf ya ji hee...aku sedang ingin istirahat, aku harap kau akan mengerti", sahutku,
"Ahhh...iya tentu saja aku akan memberimu ruang untukmu berpikir dan aku rasa kau membutuhkan waktu untuk sendiri...",
Aku membuka kembali buku harian ibu yang belum sempat aku baca sepenuhnya, rasa penasaranku semakin lama semakin bergejolak. Dalam hati aku ingin mengetahui apa sebenarnya yang terjadi saat aku kecil...
'Dalam hati ini aku merasa tertekan bukan saja hanya perasaanku melainkan seluruh kehidupanku yang aku jalani sekarang, aku sudah tidak tahan menghadapi semua ini. Aku merasa bersalah terhadap anak-anakku... mereka terpaksa aku pisahkan. Jika bukan karena tingkah suamiku yang seperti itu mungkin aku masih mampu menahannya...,'
Apa maksud dari kalimat ibu ini?? Jadi selama ini aku mempunyai saudara kandung?? Lalu dimana sebenarnya saudaraku itu?? Dan apakah dia seorang laki-laki ataukah perempuan...mengapa ibu menyembunyikan ini selama puluhan tahun dan bahkan tetap menyimpannya rapat-rapat hingga akhir hidupnya. Jika benar aku memiliki saudara kandung maka aku harus mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya saat itu...,
"Soodam...apakah kau sibuk??", tanya Ji hee,
"Aku sedang tidak melakukan apa-apa..., kenapa?? Apa kau butuh sesuatu??", sahutku,
"Bagaimana kalau sore ini kita pergi ke kafe kopi di daerah Gangnam...kita sudah lama tidak ke tempat itu, sekalian kita jalan-jalan. Aku ingin mengajakmu...kita pergi ya...,"Ji hee memasang muka imutnya padaku...,
"Yahhh...baiklah...aku akan pergi denganmu, tapi janji ya...kita pulang sebelum jam 11 malam. Aku ingin menyelesaikan sesuatu, jadi besok aku harus bangun pagi-pagi sekali dan bersiap,"
"Tentu saja!! Aku janji sebagai seorang sahabat yang selalu menemanimu kapanpun",
***
Continue
Thank's for reading