Dert...dert...dert...
'Anda mendapatkan pesan lewat surel anda.
Silahkan buka link di bawah untuk lebih jelas.'
//https:infopemagangbaru.co.id
"Yeeyy...aku diterima menjadi pemagang...yaaa...Ji Hee...aku diterima kerja meski baru menjadi pemagang." aku tertawa bahagia,
"Aaiihh...ada apa sihh...aku geli tau...yaaa..." sambil melepaskan rengkuhan tanganku di pinggang nya.
"Kau sekarang harus memanggilku nona pemagang...hehehe...aku diterima kerja. Jadi mulai besok aku akan berangkat pagi dan pulang sore hari, seperti orang-orang yang lain",
"Benarkah...??! Selamat ya...semoga ini akan jadi awal yang baru untukmu. Tapi...apa kau sudah punya sepatu dan perlengkapan lain yang kau butuhkan?? Bukankah ini saatnya kita harus belanja kebutuhanmu??"
"Emmm...itu...aku sudah punya baju, tas dan make up. Hanya tinggal sepatu yang belum aku siapkan, sepertinya akan merepotkanmu kali ini...hehehe..."
"Tentu saja...aku akan membantumu. Bukankah aku adalah kakak permpuanmu??? Ayo...tunggu apa lagi...kita berangkat sekarang??" berdiri sambil mengambil tas dan mantel tebalnya.
Kami tiba di sebuah Mall tempat pusat perbelanjaan terbesar di Seoul. Sudah lama semenjak aku duduk di bangku SMP, itu adalah terakhir kalinya aku berbelanja dengan Ji Hee...sedangkan beberapa tahun ini aku hanya sering belanja di dekat apartemen Ji Hee. Maklum aku harus berhemat dan menabung untuk melunasi semua hutang ini.
Mataku tak dapat memalingkan pandangan dari berbagai macam model dan brand merk terbaik dan terbaru. Ini sungguh diluar dugaan...aku hanya bisa menatap semua dengan bahagia. Meski aku tidak akan membeli yang terbaik, namun aku bisa membeli yang paling sesuai denganku. Aku sadar...untuk masalah ini aku harus menghemat uangku,
"Aku akan membeli yang ini saja, aku rasa ini sudah lebih dari cukup untukku. Aku hanya perlu yang bisa membuatku nyaman di kaki. Tidak perlu yang bermerk dan terbuat dari bahan yang bagus. Asalkan nyaman aku akan baik-baik saja", sambil menunjuk ke arah sepatu yang ada di depanku.
"Apa-apaan kau ini...?? Bukan yang ini...ini tidak akan membuatmu nyaman, kakimu bisa bengkak nanti. Lebih baik pilih yang ini saja...!"sambil menyodorkan sepatu dengan detail yang unik dan harga yang lumayan menguras kantong,
"Ahhh...tidak Ji Hee...aku tidak mampu membeli ini. Kau tahu aku sedang berhemat...belum lagi aku masih harus membeli yang lain. Aku rasa ini terlalu mahal untukku", aku menolak pilihan Ji Hee,
"Yaaa...apa sih, aku akan membelikanmu ini. Sebagai tanda ucapan selamat karena kau berhasil masuk ke perusahaan itu. Yahh...meski masih sebagai pemagang. Kau harus bisa sukses...setidaknya untuk bisa mentraktirku makan enak...!!"
"Ji Hee..."
Aku hanya bisa menatapnya...dia selalu seperti ini. Ji Hee..aku akan berusaha keras agar aku bisa menjadi seseorang yang sukses di masa depan. Jangan khawatir...aku pasti akan berusaha,
"Ayo...kita sekarang makan enak, kali ini aku yang akan traktir...!!" sahutku sambil menarik lengan baju Ji Hee,
Selang beberapa saat...
"Ehhh...Soodam...ini..."
"Ahh...sudahlah...jangan pikirkan yang lain, aku hanya ingin kita makan enak hari ini. Karena kau sudah membelikan aku sepatu yang bagus...jadi aku harus membalas dengan makanan enak. Kau jangan berpikir yang tidak-tidak...aku tidak akan mau menerima pemberianmu, jika sekarang kau menolak ajakanku ini!!"sambil memegang tangannya dan menariknya ke dalam restoran china di daerah Gangwon,
"Bukan...aku tidak bermaksud seperti ini...tapi..."
"Aghh...ayolah...kita akan menikmati ini. Jadi...aku mohon terimalah niat baikku ini",
Ji Hee mengangguk perlahan sambil menatapku dengan lembut dan senyum manisnya. Aku tahu bahwa Ji Hee pasti akan merasa bahwa aku tidak akan mampu membayar tagihan makanan disini.
Tapi...aku tidak akan membuatnya kecewa, dia telah banyak membantuku...aku harus menunjukkan niat baikku padanya.
***
"Ji hee...kita bukannya sudah harus pulang ya?? ini sudah malam. Aku besok juga sudah harus masuk kerja. Aku tidak mau terlambat untuk pertama kali masuk kerja. Ayo...sebaiknya kita pulang, aku juga sudah lelah", sambil menepuk bahu Ji hee,
"Iya...aku mengerti...kita pulang sekarang. Padahal tadinya aku ingin ngajakin kamu untuk karaoke dulu sebentar...tapi kamu sepertinya tidak ingin. Yahhh...kita pulang aja",
Ji hee nampak kecewa dengan ajakan ku kali ini.
Tetap saja aku harus bangun pagi besok, jadi saat ini aku tidak bisa menuruti permintaannya itu.
"Sudahlah...lain kali kita bisa kan karaoke?? Sekarang kita langsung pulang ya...karena aku tidak ingin terlambat bangun besok di hari pertama aku kerja", sahutku.
"Iya...iya...aku mengerti. Ayo pulang..."
Sepanjang perjalanan pulang aku dan Ji hee hanya banyak terdiam tak mengeluarkan sepatah katapun. Sepertinya kami enggan bicara...namun...malam itu. Ada sesuatu yang mengusikku hingga aku memberanikan diri untuk menanyakan pada Ji hee.
"Hei...Ji hee...kau tahu apa yang aku pikirkan??"
"Mana aku tahu...kau bahkan belum menceritakan apapun tapi sudah menanyakan pertanyaan padaku..." sambil menatapku,
"Aku...merasa ada sesuatu yang aneh. Saat kita ada di toko sepatu dan aku perhatikan ada seseorang sedang menatap kita dari jauh. Entahlah...apa aku sedang parno ya??"
"Apa maksudmu?? Kita sedang di ikuti orang begitu??" Ji hee mendadak melotot dan meninggikan suaranya padaku,
"Aisshhh...kau ini, jangan keras-keras.Aku takut orang itu akan mengetahui kalau kita tahu keberadaannya", jawabku sambil memegang mulut Ji hee untuk aku bungkam,
"Heeiii...kalaupun itu benar, lalu apakah sekarang kita juga di ikuti?? Apa kita dalam bahaya sekarang??"
Belum sempat aku menjawab pertanyaan Ji hee...tiba- tiba saja ada seseorang melewati kami dan tanpa sengaja menjatuhkan scraff berwarna biru di depanku.
Seketika aku menatap kearah orang itu, namun aku hanya bisa melihat postur punggungnya saja dengan topi dan hoodie yang menutupi wajahnya. Karena lampu jalanan saat itu tidak begitu terang jadi aku tidak tahu bagaimana wajah orang itu,
"Heiii...kau menjatuhkan ini!!!" teriak Ji hee sambil mengambil scraff biru itu,
Aku memalingkan wajahku menatap scraff yang tengah di pegang oleh Ji hee.
Sepertinya aku mengenali sesuatu dari scraff ini...
"Ini..." aku memegang dan mencoba mengingat-ingat.
Sepertinya aku mengenali sulaman yang ada di ujung scraff ini.
"Ini...ini...tidak mungkin!!" tiba-tiba aku merasa sesak dan tak bisa berkata-kata.
Melihat inisial yang ada di atas scraff itu, aku merasakan ada ingatan yang kelam dan tak ingin aku ingat,
"Ahhh..." aku segera membuangnya dan Ji hee hanya menatapku heran,
"Ada apa Soodam?? Kenapa kamu tiba-tiba seperti ini?? Apa yang salah dengan scraff ini??" ji hee mengambil dan menunjukkannya padaku.
Namun aku buru-buru menepis tangan Ji hee dan tanpa sengaja aku melukai tangannya,
"Ahh...sakit", teriak Ji hee,
"Maaf...kau tidak apa-apa kan?? Aku benar- benar tak sengaja...maaf Ji hee", aku mengatakan penyesalanku,
Lalu Ji hee pun hanya menatap dan memegangi tangannya .
"Aku tjdak tahu kau kenapa Soodam... tapi alangkah baiknya kalau kau mau menceritakan padaku, aku akan dengan senang hati membantumu. Jadi...kalau sekarang kau tidak ingin, jangan cerita...tunggulah sampai kau merasa perlu membaginya denganku. Aku akan menjadi temanmu yang baik untuk mendengarkan keluh kesahmu",
Aku tak dapat mengatakan apa-apa untuk saat ini, karena aku belum yakin akan ini semua.
Mungkin jika aku telah menemukan banyak petunjuk aku pasti akan menceritakan padamu Ji hee. Maaf...
***