Aku menatap keluar jendela kamarku,ntah apa yang sedang dipikirkan lussy saat ini,keadaannya kacau sekali tak kusangka lussy mengalami banyak tekanan,dan luka di tubuhnya ternyata parah,dia sengaja tidak memberi tahuku karna takut aku khawatir,sejujurnya aku tidak khawatir karna itu keputusannya untuk menikah dengan pria pemabuk itu,anggap saja itu balasan untuknya karna meninggalkanku.Aku hanya takut kalau lussy nekat bunuh diri,lussy sangat rapuh saat ini,ah entahlah entah kenapa aku jadi memikirkannya.
Dynna belakangan ini agak berubah,dia sering melamun kadang-kadang malahan bengong sendiri entah apa yang mengganggu pikirannya,dia lebih banyak diam dan terus bekerja terkadang dia juga mengacuhkanku,apa dia marah karna tak kuberi cuti saat anaknya sakit kemarin?atau ada hal lain yang mengganggu jalan pikirannya,tapi apa?hati dan otakku terus bersahut-sahutan memikirkan kedua orang wanita ini.Arrrggghhhh..ada apa denganku kenapa malah memikirkan mereka bukannya fokus ke masalah pekerjaan.
"ting"suara ponselku bunyi,buru-buru kuambil ponselku yang tergeletak di atas kasur.
[dave bisa kita bicara]
Pesan dari lussy ternyata.
[baiklah,kau dimana sekarang]tanya dave
[aku didepan kamarmu]
Aku kaget karna lussy sudah di depan pintu kamarku,buru-buru aku melangkah membuka pintu kamar hotelku.
"Masuk"kataku saat membuka pintu kamar hotelku,kulihat mata lussy sembab sepertinya dia habis menangis,batinku menebak.
Lussy hanya mengangguk,dia mengikutiku masuk ke dalam kamarku."Nah duduklah"
Lussy duduk di atas kasurku,dan aku duduk di depannya menggunakan kursi yang terletak di sudut kamarku."Eemm..dave"katanya lalu sejenak terhenti dia tampak ragu-ragu.
"ya"ujarku menatapnya bingung.Dia masih diam seperti menimbang-nimbang sesuatu dan aku menunggunya untuk berbicara.
"Dave"kata lussy,lalu tiba-tiba dia terhenti sedetik kemudian,"dave aku ingin tinggal di sini lebih lama lagi,aku..aku masih takut padanya dave"ku lihat lussy terisak menahan perih kehidupannya sendiri.
Aku menatapnya penuh keheranan,alisku mungkin mengkerut mendengar permohonan lussy,apa iya lussy setakut itu,apa traumanya begitu hebat?ah entah lah aku bingung dengannya,"lussy kamu yakin?"tanyaku meyakinkannya.
"Aku yakin dave"lussy tertunduk,dia tampak layu tak sesegar saat aku masih bersamanya."aku mohon dave,aku merasa aman disini di dekatmu"katanya semakin lirih.
Aku kaget lussy,kata dave dalam hati."baiklah akan kucarikan kau sebuah rumah tinggal,tapi kau harus ingat lussy kau disini sendiri dan kau harus bisa mengurus dan menjaga dirimu sendiri,aku tak bisa selalu menjagamu apalagi mengurusimu"aku menatapnya yang diam tanpa suara,cairan bening jatuh ke lantai,air matanya luruh seketika.
"apa ada lagi yang ingin kau sampaikan?"tanya dave menatap lussy.
"Tidak dave,aku akan kembali kekamarku,terima kasih dave"lussy bangkit dari duduknya dan langsung memeluk dave,tapi dave malah diam mematung tubuhnya kaku seperti pohon.
Cepatlah pergi lussy rasanya tak nyaman bagiku keadaan ini,bukannya aku masih suka padamu,tapi karna sakit yang kau berikan masih terasa perih dihatiku.
_____________
"Dyn,besok kamu temani saya ke Tanjung Pinang ya?"ujar dave cuek sambil terus mengunyah makan malamnya.
"ih..ngapain sih pak ke Tanjung pinang?kan jauh banget itu?"aku menatapnya bingung.
"Temanku lagi disana semua,lagian kan besok kan sabtu,sekalian refresing"katanya lagi tanpa menoleh dan tetap focus ke makanannya.
"ih..bapak aja deh,saya males,pengen tidur"aku harap bisa menghindar dari dave.
"dyn,aku tuh gak tau jalan ke sana,entar klo nyasar gimana?"dave menatapku serius.
Tatapannya dave membuatku gugup,"tinggal liat GPS"kataku membuang wajah kesamping
"ya sudah,ku potong ya gajimu"dave bangkit dari duduknya dan berlalu pergi
"sialan kau dave,iya aku ikut"seketika itu kulempar setumpuk berkas ke tubuhnya.Dave menoleh,tapi dia hanya tersenyum licik.Apa sih maumu dave,lama-lama aku bisa Ge-eR ini dave.
"dyn kamu tau gak keadaan lussy"tiba-tiba dave muncul di sampingku,
Mataku langsung melotot karna kaget melihat dave di sampingku"pa..pak dave"kataku terkejut
"Eh kamu kaget ya?,aku minta maaf,tapi beneran deh,itu si lussy kasihan banget badannya abis pada memar"dave bercerita serius.
"Apaan sih pak,gak usah julitin orang deh,itu kan masalah dia,bapak gak boleh campuri urusan orang,atau jangan2 bapak tidur bareng dia ya?"kataku menylidik setiap jengkal wajah dave.
Dave melotot seketika,"what..!!!eh dyn,aku gak suka dia,cuma kasihan aja melihat tubuhnya itu penuh luka memar,apa kamu gak kasihan sama dia?"dave mulai serius
"ya aku kasihan sama dia,tapi pak kenapa bapak bantuin dia,kan dia udah ninggalin bapak waktu itu,di hari kalian akan menikah"kataku menatap dave serius
Dave terdiam sejenak,ekspresinya sangat ambigu,"dari mana kamu tau kalau dia meninggalkanku?"dave menyelidik mataku.
ah shit...aku keceplosan tentang hal ini,"ka..kan bapak yang bilang waktu itu"kataku coba menutupinya.
dave menatapku dalam sekali,menatapku penuh selidik,"aku pikir,aku gak pernah katakan ini padamu"dave terus menatapku.
"whatever"kubuang wajahku kesamping,aku takut melihat mata dave,mata indahnya yang selalu membuatku tak bisa berkata apapun.
"dyn,jawab aku,tau dari mana kamu tentang dia yang meninggalkanku?"tanyanya mulai tak sabar dan mulai mengguncang-guncang tubuhku,"kamu tau dari mana dynna!!!"dave membentakku
Aku kaget,mataku mulai berbinar mendengar bentakan dave,kutatap mata dave lekat-lekat kutahan sebisaku agar air mataku tak jatuh,tapi aku tak bisa menahannya air mataku jatuh begitu saja.
"katakan padaku dyn,siapa kamu sebenarnya?,kenapa kamu bisa tau tentang hidupku,katakan padaku siapa kamu,jangan bilang kamu dia,dia yang kucari selama ini,dynna jawab aku,siapa kamu!!!"amarah dan kesedihan dave menjadi satu aku bingung dan takut,aku hanya diam tak menjawab,"Dynna!!!,jawab gue,elo itu siapa!!!"bentakan dave kali membuatku terkejut.
"shut up your mouth davit!!"bentakku tak mau kalah,kali ini dave yang terkejut.
"what??,what the fuck of you dyn,bagaimana mungkin kamu tau nama itu?"tanya dave dengan senyum bengisnya.
"aku tau semuanya karna aku adalah dia,dia yang kau cari selama 9 tahun ini,aku adalah dia,dia yang tak sengaja melihatmu duduk termenung di tangga mall,tidak ingatkah kau peristiwa dimana menyedihkannya dirimu"ujarku tak sabar dengan bentakan dave.
wajah dave tampak kaget,benar-benar kaget tak percaya dengan apa yang ku katakan,dia menatapku tak percaya,dia terus menatapku dan aku membuang wajahku kesamping,aku takut melihat matanya yang penuh amarah itu.