kami sampai di hotel Davit,Davit terus menarik tanganku walaupun aku meronta-ronta sekuat tenaga,"diam kau lussy!"teriak Davit Tak sabar.
mataku langsung membulat,jadi dimata Davit aku ini adalah cewek yang mengkhianatinya itu,aku diam tak meronta lagi,aku menurutinya ya aku menurutinya."Davit kita mau kemana?"tanyaku mulai takut
"kau bilang aku brengsek,yah aku brengsek dan akan kutunjukkan padamu betapa brengseknya diriku"kata Davit masih marah dan mabuk.kami masuk ke kamar hotel Davit,kamar hotel yang mewah,sangat sangat mewah menurutku.davit terus menarik tanganku,menyuruhku masuk dengan paksa,lalu mengunci kamar hotelnya,lalu melempar tubuhku ke kasur.
Davit mendekati tubuhku selangkah demi selangkah dan mulai membuka bajunya,"lussy betapa hebat kejamnya kau"katanya menyeringai
"Davit ini aku Trias,Davit apa yang mau kau lakukan?"tanyaku semakin takut,tapi Davit seperti tuli tak mendengarkanku,hanya ada lussy dimatanya kini,"Daviiiittt..!!! plaaak.."teriakan serta tamparan yang keras melesat ke pipi Davit,tapi bukannya sadar tapi Davit makin menggila,kini dia merobek paksa pakaianku,melempar tasku kelantai,"Davit jangan,jangan Davit,tolong jangannn"kataku sambil terisak menangis,tapi davit memaksa dan semuanya berakhir disini,semuanya hancur dan aku merasa hina,menangis tersedu lalu pingsan karena shock.*
(*maaf aku gk bisa buat buat cerita vulgar๐ ๐ ,gak nyampek imajinasi ku ke sana jadi bingung nulisnya gimna)
_____________
pagi hari..
"uhhh,,"Davit bangun dengan mengeluhkan kepalanya yang masih sakit,lalu dia duduk di pinggiran kasurnya,tak sengaja matanya menatap lantai kamar hotelnya,"astaga..."pekiknya tertahan,"Davit terkejut saat melihat bajunya yang berceceran di lantai lalu dia melihat baju yang begitu asing tergeletak di lantai dan baju itu robek terbelah dua,Davit coba mengingat kejadian semalam,tapi dia tidak mengingat apapun,"apa yang kulakukan semalam dan ini baju siapa?"tanya Davit pada dirinya sambil memungut lalu memperhatikan setiap inci baju itu,lalu Davit melihat keselilingnya dia tak menemukan siapapun hanya dirinya,dia tak bisa mengingat apapun tentang kejadian malam itu.
"drrrttt....drrrttt...drrrttt...."ponsel Davit berbunyi,dia meraih ponsel yang berada di atas nakas,"papa"ucapnya lirih membaca nama yang tertera di ponselnya."ya pah"katanya malas.
"Dave kamu dimana?"tanya papanya
"masih di batam"jawabnya singkat
"grandma sakit,cepat balik"
"ya,aku langsung pesan tiket pesawat sekarang"
"klik"terdengar ponsel disebrang langsung dimatikan.
"grandma sakit,Dan aku harus balik, seenggaknya duit yang ada di bank konvensional di Indonesia harus aku pindahkan,mungkin akan lebih berguna jika Trias yang memegangnya,aku harus kebank dulu ngurus semuanya lalu pergi sambil berpamitan ke Trias,yah sebaiknya aku mandi dan bersiap-siap,"davit menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya,lalu setelah selesai davit pergi kebank untuk menyelesaikan semua urusan tentang pemindahan sejumlah uang ke rekening Trias,jumlahnya tidak sedikit dan lagi pula dia akan menutup akun banknya yang ada di Indonesia.
"Trias" David mengirimi Trias pesan text.
"ya"
"kamu dimana?"tanyanya
"aku sudah balik ke Bintan,waktu liburku sudah habis"
"Trias aku hari ini balik ke Jerman,aku memindahkan sejumlah uangku ke rekening mu,pergunakan dengan baik,itu hadiah yang bisa kuberikan karna dua Minggu ini kau telah menemaniku,aku bahagia sekali Trias,Trias nanti bila aku sampai di Jerman aku akan memberitahumu,jaga diri baik-baik ya,tunggu aku kembali kesana"
Aku menghela nafas panjang,tak terasa air mataku menetes,sejenak aku terdiam tak bisa berpikir jernih,"ya" tulisku singkat aku tak ingin melihatnya sementara waktu,sungguh aku trauma dan masih merasa takut,malam itu pun aku merasakan akan sesuatu yang tak pernah aku rasakan, sensasi yang terpuaskan dan nikmat,lantas sebab itu aku merasa jijik dengan diriku sekarang betapa hinanya diriku,bisakah aku melupakan kejadian itu.
Pagi setelah kejadian itu aku terbangun pukul empat pagi,aku memungut semua pakaian dan tasku,kecuali bajuku yang sudah terbelah dua,seluruh badan dan daerah kewanitaan ku sakit bukan main,aku menyeret tubuhku ke kamar mandi,menyalakan shower dengan memutar kran air hangat,aku duduk dibawah pancuran shower,menangis sejadi-jadinya,mengingat seluruh kejadian,betapa hinanya diriku aku memukul-mukul tubuhku menggosok setiap inci tubuhku dengan kasar,betapa hinanya diri ini,betapapun hati dan diri ini memberontak tapi kenapa saat itu aku merasakan sensasi yang teramat puas dan nikmat,jijik ya aku jijik mengingat nya.1 jam lamanya aku di kamar mandi,lalu aku ingat aku berjanji untuk bertemu teman-temanku di pelabuhan Punggur pagi ini,jadi aku memutuskan untuk melupakannya sejenak mengatur sistem operasi otakku dan moodku,mataku sudah tak bengkak lagi,pakaianku sudah rapi,karna aku membawa baju cadangan dan jaket di tasku,lalu mengendap keluar kamar hotel Davit dan segera menuju pelabuhan Punggur,agar bisa kembali ke pulau Bintan untuk melanjutkan hidupku.
flasback off
_________________
Davit memegangi kepalanya,dia ingat sekarang jadi waktu itu yang dia tiduri adalah dynna bukan lussy wanita yang menghancurkan harapannya dan hidupnya,dan dia juga menghancurkan hidup Trias saat itu.
"Trias apa kau pergi karna aku telah..."Dave menunduk rasa kecewa dalam dirinya membuat dadanya sesak dan dia tak dapat melanjutkan kata-katanya
"ya aku meninggalkanmu karna kau telah menghancurkan diriku,aku pikir saat itu tidak ada gunanya aku bersamamu,aku seperti wanita jalang tak ubahnya seperti lussy,apa kau tau aku merasa jijik dengan diriku saat itu juga,entahlah Dave rasanya tidak pantas aku bersamamu lagi,lebih baik kita memang tidak pernah bertemu lagi,aku akan mengundurkan diri secepatnay"aku menatap mata Dave,tidak sanggup aku terus mengingat kejadian itu.
"Trias please,waktu itu aku mabuk,Trias jangan tinggalkan aku lagi,tolong jangan"Dave menarik tanganku,"paling tidak kumohon selesaikan kontrak kerja kita"
aku menatap Dave sungguh hati ini tak tega tapi aku merasa tak pantas untukmu Dave,haruskah aku terus bersamamu,walaupun diri ini tak ingin menjauh darimu lagi,Dave aku ingin terus bersamamu,tapi bayangan masa lalu itu terus saja menghantuiku.Aku takut dengan masa depanku sendiri Dave.Apakah kau tau bahwa anakku itu hasil dari perbuatanmu,benih yang kau tanam sekarang menjadi anak yang selalu membuatku ingin menangis."Dave"kataku lirih,"tak bisakah kau lepaskan aku"kataku tertunduk
Dave mendekat dan memelukku dengan erat dalam diam entah apa yang dipikirkannya.Dia terus memelukku dan aku merasa tak nyaman dengan semua ini,aku berharap Dave segera melepaslan pelukannya saat ini,tapi Dave tetap memelukku dengan erat,"Trias Jangan pergi,aku hampir gila karna Tak bisa menemukanmu.