Chereads / Air Mata / Chapter 13 - wili 3

Chapter 13 - wili 3

" Ada apa"tanya mama yang sedari tadi memperhatikan ku.

"enggak apa-apa"dustaku,padahal hatiku sakit dadaku terasa sesak saat teringat ucapan dave tadi.

"yakin kamu?"tanya mama memastikan lagi.

"yakin ma,ma aku tidur dulu ya capek banget rasanya"sengaja aku menguapkan mulutku.

"iya,mama mau ke balkon aja,enak di balkon ngeteh sambil ngemil"ujarnya berlalu .pergi.

Kata-kata Dave masih aja terngiang-ngiang di kepalaku,apa yang bisa kulakukan.ponselku begetar ada yang menelpon,ku ambil ponselku yang ada di atas nakas.Dave dia yang menelpon,ah biarkan saja,aku muak dengannya.

nanti aku bayar saja sisa kontrakku,ada baiknya jika kami memang tak pernah bertemu.Nanti akan kutanyan ke HRD,Dave terus menelpon ku tapi telpon itu tak pernah kuangkat.

Kata-kata Dave benar-benar di luar ekspektasi ku,kata-kata Dave begitu menusuk relung hatinya,ah Dave menyesal rasanya aku kenal denganmu Dave.

ponselku terus saja berdering,karena merasa berisik,ku silent ponselku tersebut,kapok Dave. lebih baik aku tidur,biar situ dia nelponin,apa peduliku bodo amat,yang penting aku mau istirahat.

Apa aku terlalu kasar pada dia,Dave menerka-nerka dia menyesal mengatakan itu,tapi apa yang kulakukan di masa lalu,mungkin saja itu bisa terjadi.

Trias tolong angkat teleponku,ucapnya Dave masih terus saja menelpon Trias tapi sejujurnya aku tak berniat mengangkat telpon darinya.

Dave tampak kesal,tapi dia juga tidak tau Trias ada dimana,kemana dia harus mencarinya.

Dave menarik nafas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan,dia mencoba menenangkan pikirannya,sejak kejadian tadi,Dave mulai mengingat kepingan ingatannya,dimana dia memaksa melakukan perbuatan tak senonoh itu,

Dave menyugar lalu menjambak rambutnya dengan kuat,"Ahhh,apa yang kulakukan"Dave melempar ponselnya ke sembarang arah,frustasi lagi-lagi dia perasaan ini menghampirinya.

sementara di satu sisi aku menitikkan air mataku,tak kuat dengan kata-kata Dave,sekian lama aku berusaha bertahan dari cibiran orang,sekian lama aku mencoba bertahan dengan hinaan yang orang-orang tujukan padaku karena aku hamil diluar nikah,tapi kubuat semuanya hanya angin lalu,tak kuhiraukan tak pernah ku tanggapi apalagi ku respon,agar aku bisa tetap berpikir jernih dan sehat.

kini Dave datang dengan kata-kata bak sembilu,menyayat hati dan menusuk jantung,sakit,sesak dan aku tak bisa menahannya lagi,tak cukup benih itu kau tinggalkan padaku,harusakah kau lemparkan kata-kata kejam itu padaku Dave?

Wili anakku,anak yang kubesarkan dengan kasih sayang,tak bisakah kau lihat dia mirip denganmu Dave,sungguh mirip tiada beda,kenapa kau masih ragu padaku?

salahku mempercayai mu, seandainya waktu bisa ku ulang lagi tak kan aku mau bertemu denganmu,tak kan mau aku bersamamu.

___________________

"dah mami"Wili tersenyum bahagia saat aku mengantarnya ke bandara,Wili dan mamaku akan pulang ke rumahnya.

"dah Wili,hati-hati ya nak jangan pernah ngerepotin eyang ok"lalu aku mencium kening anakku itu.

"ok mam"katanya tersenyum bahagia.

"mama pulang ya,kamu baik-baik disini jika Dave membuat masalah,pulanglah jangan buat dirimu berharap lebih lagi kepada dia,cukup sudah semua hinaan yang kita terima atas perbuatannya,mama gak mau lihat kamu menderita apalagi tertekan"mama lantas memelukku erat menepuk-nepuk bahuku,dia orang yang selalu menguatkan ku.

"baik ma"ku cium telapak punggung tangan ibuku setelah mama melepas pelukannya.

kulepas kepergian mama dan Wili ku tatap hingga tubuh kedua orang itu menghilang dari pandanganku.Sekarang kau mau bilang apapun aku gak perduli Dave,batinku bertekad.

aku langsung menuju pelabuhan,lalu menaiki speedboat menuju Bintan. Hatiku berdegup kencang akan kuputuskan perasaan ini,aku tak ingin keadaanku makin kacau dengan semua ocehan Dave kemaren.

Andai kau tau Dave bagaimana keadaanku ketika mengandung benih yang kau tanam,saat itu aku benci bayi mungil bermata biru itu,ah Dave aku menyesal bertemu denganmu sekarang Dave.

Aku tiba di Bintan,langsung saja ku gunakan ojek untuk pulang ke rumah saudaranya Dave. Secepatnya aku harus menyelesaikan masalahku dengan Dave aku benci perasaan ini.

Tak sengaja aku melihat Dave baru saja tiba di rumah,aku turun dari ojek lalu membayar ongkosnya segera aku berjalan menuju rumah.

"Dave"sapaku,kulirik sekilas wajah Dave tampak kusut tak seceria biasanya.

Dave menoleh dia tampak kaget saat melihatku,"Trias,tolong maafin aku"ujarnya lirih sambil menunduk.

"enggak perlu Dave,hari ini akan kuputuskan hubungan ini,anggap saja kita tak pernah bertemu lagi.Aku akan pergi secepatnya"kataku muak.

"tidak Trias,jangan pergi lagi"tahannya

"Dave tolong,kata-katamu tempo hari yang menyadarkan ku"

"Trias aku minta maaf,hari itu aku kaget aku bingung Trias,tolong maafkan aku hari ini aku mengingat semua kejadian itu,tolong Trias maafkan aku"Dave lalu bersimpuh di kakiku memohon maaf padaku.

"Dave maaf aku gak bisa,sudahlah lebih baik aku pergi,aku cuma mau bilang,Wili anakmu darah dagingmu,mungkin dia kecewa karna ayah yang dia rindukan tak pernah menganggapnya"aku beranjak pergi dari hadapan Dave tak ku hiraukan Dave yang masih bersimpuh.

Dave bangkit lalu mencekal tanganku,"Trias"katanya sambil menarik tanganku mendekap tubuhku dengan erat"tolong jangan tinggalkan aku"katanya penuh harap.

"Dave lepasin"kataku meronta

Dave diam masih terus memelukku dengan erat,bagaimana bisa aku bisa bernafas jika terus di peluk seperti ini.

"Dave aku gak bisa nafas lepasin"teriakku membentak Dave.

Dave langsung melepaskan pelukannya,"eh maaf Trias"cengirnya sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Aku berjalan menjauhi Dave,Dave terus saja mengejar ku,"Trias tolong,jangan begini,aku minta maaf Trias,aku salah tolong maafkan aku Trias"katanya lagi memohon seperti anak kecil.

"Dave gak apa-apa aku sudah maafkan kami,tapi aku gak bisa tinggal lebih lama bersamamu lagi"kataku beranjak pergi.

"Trias,please,don't go,I need you"katanya memohon tanpa ampun.

"enggak Dave aku gak bi...hmmpp..."Dave langsung mencium bibirku tanpa permisi,aku yang kaget langsung melotot tapi ciuman itu makin dalam.

Aku mendorong tubuh Dave ke depan,"Dave"bentakku sambil menyeka bibirku.

Tapi Dave tak peduli dia terus mencium bibirku,"aku takkan membiarkan kamu pergi lagi,gak akan pernah Trias"katanya,Dave melepas ciumannya lalu memelukku erat.

Aku hanya diam mematung tak bisa berkata-kata AA yang Dave katakan ini benar,kalau benar bisakah aku mempercayainya?

Bisakah kami menjalani semuanya tanpa hambatan,bukankah kami berbeda,dari segi status sosial bahkan aku tak setara dengannya.

Apakah aku bisa bersama Dave,apakah semua ini nyata bahkan aku sendiri tak bisa mengontrol detak jantungku yang terus berdetak kencang Karna ciuman Dave barusan.

Apa masih ada rasa cinta itu untuk Dave?apakah bisa kita terus jalani hubungan ini, aaarrrggghhhh..kepala ku sakit jika memikirkannya.