Chereads / Air Mata / Chapter 12 - wili 2

Chapter 12 - wili 2

"will tinggu di sini ya" aku tersenyum menatap wili sambil menunggu jawabannya

"oke mam" wili mengacungkan jempolnya lalu tersenyum, "Jangan lupa belikan wili ice cream ya mam"

"Iya, tapi kamu Jangan kemana-mana ya tetap di sini aja yah" lalu aku berjalan ke dalam Indoapril, membeli beberapa cemilan untuk mama Dan wili, untung wili itu pengertian sekali Tak pernah membantahku sekalipun.

Aku berjalan mengelilingi indoapril tersebut,lalu mencari-cari cemilan yang di pesan mama tadi.

Wili yang asik duduk sendiri di depan indoapril menatap orang-orang yang berlalu lalang,matanya yang biru bergerak ke kanan dan kiri.

Dave berjalan kearah Wili,dia menatap Wili serius"kenapa mirip sekali denganku"batin Dave.Dave lalu duduk sebelah Wili menatap wajah Wili lekat-lekat.

"hey kid"sapa Dave tapi Wili tak bergeming dia hanya diam tak menyahut kata-kata Dave.

Dave merasa keheranan dengan Wili,ditatapnya wajah Wili dari samping"mirip"batin Dave sekali lagi.

"hai"kata Dave lagi.

Wili tersadar dari lamunannya,"eh,om panggil saya?"katanya seketika tanpa dosa

seakan waktu terhenti seketika,mata Dave membulat seketika.

A-apa anak ini berbahasa Indonesia,tapi wajahnya bukan indo,tapi mirip dari negaraku.Dave benar-benar shock di buatnya.

"om mata kita samaan ya"Wili tersenyum manis menatap Dave

"nyeess"seketika hati Dave meleleh melihat senyuman Wili,Dave memperhatikan bola mata Wili dan benar pupil mata mereka sama tak ada yang berbeda bahkan rambut mereka sama berwarna hazelnut.

"iya ya,mata kita sama"Dave membalas senyuman Wili.

"kamu sama siapa di sini,kok sendirian duduk di sini?"

"sama mami,tapi mamiku lagi belanja ke dalam terus aku maunya nungguin aja di sini"

"oh begitu"Dave sejenak terduduk dia sengaja singgah ke indoapril untuk membeli beberapa cemilan.sebenarnya saat ini dia dalam perjalan menuju Tanjung pinang.Ada beberapa temannya yang berkunjung.

"Wili"panggilku saat aku keluar dari indoapril

"mami.."Wili melambaikan tangannya padaku,aku tersentak kaget saat melihat Wili bersama Dave,ya ada Dave di sebelah wili

mata Dave membulat sempurna saat melihatku,"Tri-trias" ujar Dave tergagap

Blaakk...

semua belanjaanku terjatuh.

Wili menatapku heran"mami kenapa"Wili yang sudah di sebelahku refleks aku menariknya sambil mengambil Bungkusan yang terjatuh tadi,aku berjalan cepat mencari ojek yang bisa ku tumpangi.

Tapi Dave tak lantas diam,dia mengejar ku,lalu menarik tanganku,"katakan padaku Trias siapa anak ini?"ujar Dave ta sabar

ku hempaskan tangan Dave ke udara."anakku,bukankah kau baca CV ku,kalau aku seorang J*nda dan mempunyai anak"aku melotot menatap Dave.

"siapa suami mu,kenapa anak ini beda dari mu,pria itu berasal dari mana,jawab aku Trias "Dave tak mau kalah,Dave menatap tajam kearahku.

"apa gunanya kau tau tidak perlu kau tau siapa pria itu"

"jadi dia bukan suamimu,berapa banyak pria yang menidurimu Trias"Dave memegang tanganku dengan kuat dia tersulut emosi.

"plakkk" sebuah tamparan cukup keras mendarat di pipi Dave. Dave memegang pipinya yang memerah akibat ku tampar

"kau pikir aku pelacur seperti lussy mu itu,asal kau tau aku menyesal pernah mencintaimu dave"kataku,tubuhku bergetar menahan emosi.

"Trias..!!!" bentak Dave dan mengangkat tangannya

"apa..!!!"balasku berteriak,"kau mau menamp*rku,silahkan Dave, tampar Dave,tampar"ku sodorkan pipiku pada Dave

Dave menghempaskan tangannya keudara,"shit"ujarku kesal

"mami aku takut"Wili memeluk tubuhku dengan erat.

"jangan takut sayang,mami disini"tak mau kalah erat aku memeluk Wili.

"Trias katakan padaku,siapa pria itu"kata Dave tak sabar.

"kau mau tau siapa pria brengs*k yang telah membuatku hamil dan melahirkan seorang bayi tanpa bertanggung jawab,itu kau Dave,setelah kau renggut mahkotaku lalu kau campakkan aku meninggalkan benih bayi dan itu Wili,Wili itu anakmu Dave,kau lihat dia betapa serupanya dia dengammu Dave"frustasi saat ini yang ku rakasan kenapa kau bisa berpikir seperti itu Dave.

Dave shock,dia terdiam tubuh nya melorot dan terduduk di atas tanah kini dia.dave menatap lurus ke arah wili,tak dia sangka anak yang dia ajak ngobrol itu adalah anaknya,pantas saja,dia seperyti melihat cermin ketika melihat Wili.

Tes...tak terasa Dave menangis air matanya lirih begitu saja tanpa ia sadari.Aku menarik lengan Wili bergegas pergi dari tempat itu.

"mami"Dave merasakan bahwa aku sedang tidak baik-baik saja.

"mami tidak apa-apa sayang"aku mengusap air mataku lalu menyembunyikan kesedihanku kupaksa bibirku untuk tersenyum.

"mami apa benar om tadi itu Dady Wili?"tanyanya polos.

"eh,Wili ada apa nak"tak ku sangka pertanyaan itu yang keluar dari mulutnya.

"enggak apa-apa mi,Wili hanya ingin tanya,kenapa Dady tinggalin aku dan mami apa dady gak suka bersama kita?"Wili tertunduk lesu,tak kuasa aku mendengar pertanyaan yang menyedihkan itu.

"maafin mami ya sayang"kembali ku peluk erat Wili,bagaimana bisa aku memafkan diriku sendiriku,rasanya hancur duniaku saat melihat wajah Wili.hari ini baru ku rasakan pedihnya hatimu wil.

"maafin mami ya wil,tolong maafin mama"sesalku,harusnya aku bisa lebih mengontrol emosi ini.

"mami kenapa minta maaf?"tanya Wili lagi.

"mami gak bisa buat kamu bahagia sayang"ku peluk tubuh Wili,ku peluk dengan erat agar aku bisa menguatkannya.

"mami aku bahagia kok,mami jqngan sedih ya aku gak mau melihat mami sedih,Wili sayang mami enggak apa-apa kok Wili gak punya daddy asalkan Wili sama mami"Wili menangis dia menyesal selalu bertanya soal Daddy nya.

"Wili ayo kita ke hotel ya sayang,Wili pasti lelah"

kami berjalan bersama sambil memandangi pemandangan di sepanjang perjalanan pulang.banyak yang berubah pikirku.ucapan Dave terus saja terngiang-ngiang di dalam kepala ku. Aku tak bisa menghilangkan suara itu,kenapa kamu bisa sekasar itu Dave?aku bingung kenapa kamu jadi gini.

Kenapa Dave bisa berkata seperti itu,apa dia pikir aku semurah itu,apapun dapat berubah setelah 9 tahun berlalu,begitu juga dengan Dave bukan tak mungkin apapun bisa terjadi saat ini.

apa sebaiknya aku berhenti saja dari perusahaan Dave ya?tapi aku masih butuh uang,aku harus gimana apa yang harus ku lakukan aku bingung,ot'ak ku tak bisa berpikir jernih.

Tak berapa lama kami tiba di hotel ku ajak Wili langsung ke kamar agar dia bisa istirahat sejenak,agar tenaga kami tercharge dengan baik agar mampu menghadapi kenyataan yang benar-benar nyata.