"Trias"teriak Dave saat melihatku berdiri di pinggir jalan.
Aku tersenyum lalu menghampiri mobil Dave,"kau terlambat Davit"kataku kesal.
"sorry,ayo naik"ajaknya.
"davit Hari ini tujuanmu kemana?"tanyaku sambil membuka pintu mobil mewah davit yang membuatku takjub.
"jembatan barelang,aku rasa itu tempat bagus karena berada di pinggir pantai,Trias aku juga bawa banyak cemilan liat ke belakang"
aku menoleh menatap kursi yang berada di belakang kami,"kau borong itu mini market,berapa banyak uang yang kau punya?"
Davit tertawa geli,"tidak berseri"Davit tertawa.
Aku hanya terperangah tak percaya akan ucapan Davit,menatapnya penuh curiga.,"jangan curiga begitu,aku tidak mencuri atau merampok,ha..ha,.haha...."tertawanya lebih keras sekarang
"siapa yang curiga"kataku agak tersipu malu,karna Davit menebak dengan benar apa yang aku pikirkan,"Davit hari ini kau tampak keren"
"emang aku keren"katanya dengan angkuhnya
Aku meliriknya,terus meliriknya,"kemaren kau menangis karena dia meninggalkanmu,sekarang kau berlagak sok bahagia,dasar bule sad boy, hahahahahaha"aku tertawa terbahak-bahak menatap Davit.
Dave tersenyum pahit,"Trias apa itu lucu?"tanya Dave sambil terus menyetir
"ya,tentu saja,hahahaha" aku masih menertawainya,"Davit jika kau balik ke negaramu,apa kau akan melupakanku?"tanyaku agak serius
"hahahahahah"Kali ini Davit yang tertawa terbahak-bahak,"mana mungkin aku melupanmu,kenapa kau mulai menyukaiku dan takut kehilanganku kan,hahahaha.."kali ini tebakannya tepat sekali membuatku agak sedih,tapi aku hanya diam tak mengutarakannya.
"hahahaha,ge-er kamu Davit,ya enggaklah,gue cuma tanya doang klo kamu pun lupain aku ya bodo' amat"aku menjulurkan lidahku menutupi sedihku,tapi selama aku bersama Dave saat ini,akan kumanfaatkan waktu yang tersisa.
"Trias temanmu gak ada yang tanya kemana kau pergi?"
"tanya sih,yah ku jawab aja,aku mau jalan sama bule sad boy,"aku tertawa lagi
"bisa enggak jangan panggil aku bule sad boy,gue ini cowok terhormat loh,kamu belum tau aja siapa gue"ujar Davit menatap jalanan serius
"bodo amat,bagi aku kamu cuma bule sad boy,hahaha"tapi dalam hati aku penasaran dengan bule ini,dia bahkan tak pernah bicarakan tentang keluarganya.
"whatever,trias pokoknya mulai hari ini kita senang-senang ya"sekilas Davit menatapku dan tersenyum manis,manis sekali auranya sangat kharismatik,ya aku menyukainya.
"ya"kataku membalas senyumannya.
______________
Hampir dua Minggu kami lalui bersama,diam-diam aku menyukai Davit begitupun davit,Kita menyukai dalam diam,malam ini aku tengah asik bersama teman-temanku makan malam bersama sambil bercanda, teman-temanku tengah asik mengolok-olok om-om bulek Trias kata mereka,aku hanya bisa pasrah saat mereka mengolok-olok ku.
"drrrttt..drrrttt...drrrttt..."tiba-tiba ponselku bergetar
"sebentar ya,"kataku saat melihat nomor yang tertera,itu nomor Davit,aku bangkit dari dudukku dan segera agak menjauh dari teman-temanku."ya Hallo"kataku menyambut telpon dari Davit
"halo,selamat malam dengan mbak Trias"sejenak aku terkejut karena suara yang diserang sana bukan suara Davit yang ku dapati.
"ya malam,saya sendiri,maaf ada apa dan ini siapa?"hatiku mulai tak tenang,takut kenapa-kenapa dengan Davit.
"Mbak maaf,kami hanya menemukan nomor mbak di ponsel pak Davit,pak Davit sekarang mabuk dan dia sedang mengamuk disini,bisa mbak datang kesini untuk menenangkannya?" tanya seseorang di sebrang sana
"ok pak saya kesana sekarang tolong tahan dia ya pak,saya kesana sekarang,tolong kirim alamat klub malamnya pak,klik" langsung kututup telpon tadi,aku berlari tergesa-gesa kearah teman-temanku mengambil tas selempangku,"guys aku pergi dulu ya,bule sad boy gue mabuk lagi ngamuk-ngamuk gak jelas di klub malam,kalian lanjutin makannya,nih duitnya gue pergi,oh ya mungkin gue gak balik malam ini nanti gue kabarin,dah..."kataku sangat terburu-buru
"hati-hati lu dek,jangan lupa kabarin kita"salah satu teman aku mengingatkan
"iya" kataku sambil berlari menjauh,menuju keluar mall tempat kita makan malam bersama,aku langsung mencari taxi,aku gak perduli berapun biayanya aku harus secepatnya sampai di sana. Aku menemukan taxi Dan segera masuk,supir taxi agak terkaget melihatku terburu-buru masuk ketaxinya,tanpa basa basi aku langsung menunjukkan alamat yang tertera di layar ponsel yang barusan di kirimkan oleh petugas keamanan klub malam itu,
"pak tolong cepat ya"sungguh aku khawatir pada Davit.
"baik"kata si supir taxi dengan sigap.
"Davit kau sungguh konyol"runtukku dalam hati,tanganku terus saja meremas-remas poselku yang sedang ada di genggamanku saat ini,"ada apa lagi sih kenapa dia konyol sekali"tanyaku dalam hati,taxi yang ku tumpangi terus melaju kencang,hingga akhirnya taxi yang kutumpangi itu berhenti di sebuah klub malam,aku turun tergesa-gesa setelah membayar,"kembaliannya ambil saja pak",dan aku langsung turun dari taxi itu.
"terima kasih Bu"kata supir taxi itu setengah berteriak tapi ku acuhkan aku fokus untuk mencari Dave.
aku berjalan tidak aku mulai berlari tanpa kusadari,aku sangat takut dengan davit,tapi saat sampai di depan pintu klub malam tersebut,seorang bertanya,"mbak Trias ya?"
langkah ku langsung terhenti,dan langsung menoleh kearahnya,"ya saya Trias"
"mari mbak Trias saya antar kedalam".pria itu mengisyaratkan aku harus mengikutinya,berjalan selangkah demi selangkah menuju,sebuah ruangan yang berada di ujung lorong,dari kejauhan terdengar suara Davit yang berteriak-teriak tak jelas ucapannya melantur kemana-mana,aku baru bingung,sangat bingung sekali dibuatnya.
"maaf mbak kita kunci pak Davit disini agar pak Davit tidak berbuat onar lebih parah lagi,maaf mbak Trias"kata si penjaga klub ini.
dari luar pintu aku bisa mendengar rancauan davit...",brengsek kalian semua,cepat keluarkan aku dari sini,sialan kalian,apa kalian tidak tahu siapa aku,buka pintunya"Davit masih berteriak-teriak dari dalam ruangan sempit itu.
"enggak apa-apa,seharusnya saya yang minta maaf ke mas atas kekacauan yang dibuatnya hari ini"kataku bersungguh-sungguh."maaf mas bisa dibuka pintunya?"tanyaku yang merasa malu dengan kelakuan Dave.
Aku berdiri di depan pintu ruangan itu,saat pintu dibuka Davit berada tepat di depanku,Davit menatapku,"Trias ngapain kamu kesini"Davit mabuk aku benci bau alkohol seperti ini.
"plak.."sebuah tamparan mendarat di pipi kiri milik Davit,"elo yang brengsek,elo yang bangsaaaatttt...."teriakku,"aku benci pemabuk sepertimu"kataku marah
Davit terdiam,tak berkata-kata dia diam sejenak,"kurang ajar kau,dasar pelacur"Davit menarik tanganku,genggaman tangannya sangat kuat,hingga membuat tanganku sakit,"kau mau tau seberapa brengseknyanya diriku,sini biar kutunjukkan"Davit terus menarik tanganku dengan kasarnya,"kau harus tau betapa bejatnya diriku."
"enggak"aku meronta-ronta,"lepaskan aku davit,davit dasar brengsek kau!"kataku marah sambil terus meronta-ronta,tapi genggaman Davit sangat erat aku tak bisa melepaskan diri,Dave menyetop taxi yang lewat,dengan secara paksa menyuruhku masuk kedalam taxi.
"masuk!!!!"bentaknya,aku menurutinya aku takut melihatnya.