wajah yang tersenyum itu kenapa wanita ini sangat mirip,sudah 9tahun aku mencarinya tapi tak pernah kutemukan dirinya lagi,andai waktu bisa kuputar kembali,sial itu semua omong kosong belaka,umpat pria ini.
"dave bagaimana"3 pria di depannya bertanya
"aku menerimanya,karna melihat dia pernah bekerja sbgai operator di salah satu pabrik kita"jawab pria yang di panggil dave ini,
"dave,besok kami bertiga balik ke jerman,kau berapa lama disini?"
"aku tidak tau"
"kau masih mencarinya?"
tapi dave tidak menjawab dia pergi tanpa berkata apapun.
-------
pagi ini aku tersenyum sendiri saat berjalan menuju kantor baruku,aku sangat bersyukur akhirnya aku bisa mendapatkan pekerjaan yang cukup bagus di ibu kota.Aku sampai di kantor,langsung menuju meja kerjaku.
"dynna ikut saya"ujar dave sambil menghampiri dynna
"ha?"aku kaget karna pria bulek ini muncul tiba-tiba,"ba..baik pak"aku menganggukkan kepala mencoba menghilangkan rasa kagetku,aku langsung saja mengekor di belakang pria bulek itu menatap punggungnya yang tegap di balut jasnya yg elegan.Tiba-tiba sekelebat memori 9 tahun lalu tersirat di kepalaku,secepat mungkin kusadarkan diriku.
"dyn,coba liat jadwal saya selama sebulan ini ada yang kosong apa enggak?"katanya tanpa menoleh
"baik pak"aku langsung mengutak atik tablet milik pria bulek ini,aku mengernyitkan alisku mencoba memastikan apa yang kulihat,"pak tidak ada jadwal apapun selain rapat masalah beberapa produk kita"aku terus berjalan sambil menjalaskan kepada pria bulek ini,tiba-tiba.."brukk.."aku menabrak tubuhnya,hidungku sakit sekali rasanya,"ma..maaf pak"ujarku sambil menoleh kearahnya,
"tidak apa-apa"dia tetap tak menoleh,tapi aku melihat sejenak dia menarik napas panjang sebelum membuka pintu ruang rapat tersebut,seperti ancang2 untuk mempersiapkan diri,lalu semenit kemudian dia membuka pintu,sambil sedikit tersenyum.Mereka semua langsung menyambut pria bulek ini,berjabat tangan dan saling sapa.
"hallo mr.dave how are you"salah seorang di ruang rapat itu salang sapa,aku hanya diam dan cuma kata itu yang kumengerti,"oh jadi namanya dave"bisikku di hati.
Tak lama mereka memulai rapat,aku hanya memperhatikan mereka,duduk di sudut ruangan sambil menunggu mr,dave rapat,mr.dave kalau ku perhatikan pria dewasa yang berumur kira-kira 34 atau 35 tahun.Setelah agak panjang lebar mereka berdiskusi,satu peserta rapat menyetel proyektor,aku familiar dengan benda-benda yang di pantulkan proyektor tersebut,tanpa kusadari aku bangkit dari dudukku dan mendekat ke gambar yang di tampilkan,aku melihatnya dengan serius lalu mengernyitkan alisku,dave menatapku tak kalah serius,ntah apa yang dipikirkannya.
"mr dave,ini coil kan "kataku yang langsung mengingat benda itu
dave tampak kaget,"bagaimana kau tau?"tanyanya langsung penasaran
"ini yang di tampilkan adalah masalah-masalah yang terjadi di coil,aku hapal betul ini,ini tinning yang tidak sempurna,wire yang putus wire yang di pilin tidak sempurna dan masalah lainnya",aku tidak menjelaskan kenapa aku bisa tau,tapi aku menjelaskan keterangan yang muncul di setiap gambar.
dave mengerutkan keningnya dia bingung dan tak percaya,sekali lihat kenapa aku bisa tau tau tentang keluhan mereka,dave teringat kalau aku pernah bekerja di pabrik mereka selama dua tahun tapi tak menyangka bisa tau dengan hal benda ini."dynna apa kau pernah mengerjakan benda ini?"tanya dave lagi
"ya"aku mengangguk,"aku dulu di departemen coil system,aku tau mulai dari coil terkecil hingga terbesar semuanya kami yang mengerjakan!"kataku mantap,padahal seingatku aku adalah manusia terkonyol,si lambat dan tak bisa mengerjakan semuanya sendiri waktu itu,tapi aku masih ingat jelas masalah yang sering terjadi di departemen kami.
"dyn,tolong di jadwal ulang semua pertemuan kita sama klien,tempatkan semuanya di bintan,dan kita akan terbang langsung ke batam besok siang,tolong atur tiket kita dan perjalana ke bintan kita akan di sana selama setahun,aku akan adakan inspeksi mendadak,jangan memberitahukan pihak manajemen disana,oya pilih ruang busnies ya"tampak senyum kecut di bibirnya melengkung,"kau duduklah lagi nanti kita lanjutkan diskusinya."tiba tiba mata kami beradu pandang,aku gugup dan langsung berbalik menuju kursiku lagi.
"baik mr.dave"
Dave kembali ke topik pembicaraan mereka,dan aku tidak mengerti sama sekali dengan kata mereka karna menggunakan bahasa inggris,terlalu cepat dan susah dipahami.
______
"pak klo saya ikut ke bintan berarti saya tinggal disana selama setahun juga dong?"tanyaku menatap wajah mr.dave
"iya"katanya singkat
"baju sama barang-barang saya gimana dong,terus saya kan juga baru bayar uang sewa kost,dan saya udah enggak punya uang lagi pak"tanyaku serius sambil terus menatap dave,
dave menangkap kegusaran di wajahku,sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi kerjanya dia menatapku,"aku akan ganti uang sewamu,kau berkemaslah bawa semua barang-barangmu sarta bajumu,emangnya barangnya banyak ya?"dave menatapku tajam kata-katanya dingin dan matanya yang biru itu,membuatku ingin mencungkil matanya,'dasar orang kaya'pekikku dalam hati.
"masalahnya saya gak punya koper pak,klo barang-barangnya gak banyak kok cuma sekoper gede doang"aku mencoba memaksakan senyumku yang terlihat seperti wanita bodoh.
"dari tadi kek bilang klo kamu gak punya koper,ohya dyn kamu tau kan tentang pulau bintan?"tatapannya tiba-tiba muram ada kegelisahan yang tak dapat dia sembunyikan.
"ta..tau,kenapa pak?"aku bingung dengan wajah suram mr.dave
"tidak apa-apa"dave langsung menyadarkan dirinya dari bayangan di masa lalu itu."dyn nanti aku antar kopernya,sekalian bilang klo kamu gak ngekost di situ lagi,penerbangannya udah kamu atur kan?"mata mr.dave menatapku tajam.
menyeramkan kata itu yang ada dipikiranku,"udah,aku mau pulang sekarang"aku langsung berbalik dan pergi dengan cepat takut kalau kalau dave menerkamku.
________
saat tiba di Batam...
Sesekali aku melirik dynna yang hanya mengenakan pakaian sederhana,dia terlihat mirip dengan wanita itu,wanita yang 9 tahun lalu mengisi kekosongan dan kehampaan hatiku,wanita yang tanpa sengaja menyapaku dan tersenyum ramah ketika aku baru saja dicampakkan oleh wanita yang akan menikah denganku.Dia begitu baik dan sopan seingatku rambutnya hitam panjang lurus dan tergerai indah,warna kulitnya yang coklat sungguh sangat indonesia sekali,aku suka caranya tertawa dan bercerita tentang apa saja,tapi wanita ini pendiam tatapannya terkadang terlihat kosong entah apa penyebabnya,wanita ini tidak banyak bicara,hanya sesekali saat ada hal yang penting untuk di sampaikan,mungkin benar aku hanya terlalu berharap.
"dyn hari udah semakin sore apa kita harus lanjutkan perjalanan ke bintan?"tanyaku menatapnya.
"pak ini baru jam 3,sepertinya masih sempat,lagian speedboat terakhir itu kalau yang saya ingat jam 6 kayaknya,sepertinya sempat"dia menatap jam tangannya sesaat,lalu mengalihkan pandangannya ke beberapa koper yang melewatinya.
"ok,saya telpon saudara saya dulu,kita bisa tinggal dirumahnya,rumahnya cukup besar setau saya,yang nempatin itu tukang kebun dan pembatunya"
"ok"
Aku menelpon sepupuku,dia tidak dirumah,tapi nanti dia akan menyuruh supirnya untuk menjemput kami di pelabuhan.