Chereads / Air Mata / Chapter 3 - Bintan island

Chapter 3 - Bintan island

Setelah beberapa saat,kita keluar dari bandara dynna langsung menyetop taxi dan kami bergegas ke pelabuhan punggur,tidak lama memang hanya membutuhkan waktu sekitar 25 menit untuk menuju kesana.Kenangan itu terlintas kembali,kenangan 9 tahun yang lalu,betapa manisnya kenangan itu."dyn pulau bintan bagus gak?"

"bagus pak"dynna tersenyum aneh,"kenapa pak?bapak blom pernah kesana yaa...???"dynna seperti menggodaku,lalu tersenyum mengejekku.

"kau sedang mengejek CEO PF dynna,apa kau mau ku pecat?!!?"kataku sinis,

"ih si bapak orang becanda dianggap serius"tampaknya dynna kesal,tampak sangat jelek sekali wajahnya.

_____

"Hati-hati dyn"kata mr.dave tampak merasa takut saat melihatku turun dari speedboat

"iya"katalu tanpa menoleh dan masih tetap fokus dengan langkahku.Aku menaiki tangga dan langsung menuju ke arah mr.dave yang sedang memegangi koperku,

"ini koper isinya batu semua apa?"katanya jengkel.

Aku hanya tersenyum menatapnya tajam,lalu menarik koperku.

"biasa aja lah,gitu aja merajok"katanya lagi tersenyum mengejek.

"terserah",kesalku memuncak,kalau saja dia bukan bos ku udah ku dorong dia kelaut,"dasar oncom"umpatku.

Sambil berjalan dave melihat ke sekeliling,menyapu pandangannya ke seluruh area di dekat pelabuhan."nah itu dia,dyn cepat itu kita udah di jemput"mr dave langsung menarik tanganku

Aku melirik ke arah yang di tujukan mr.dave sebuah plank bertuliskan mr.dave,yang di pegang pria yang kira-kira berumur 50 tahun lebih,aku hanya mengikuti dave dan tak berbicara sepatah katapun.Sebuah alpard putih terpakir elegan di luar pelabuhan itu.

"mr.dave?"tanya pria itu

"iya"dave tersenyum manis,senyuman itu mirip seseorang yang familiar"pak yono kan?"tebak dave.

"betul"yang di panggil pak yono itu tersenyum lebar."sudah lama sekali ya mister"ujar pak yono lagi.

"iya ya pak,oh iya pak ini kenalin assisten saya,dynna"mr.dave memperkenalkanku.

Aku tersenyum,"dynna"

"yono"ujarnya membalas senyumanku.

"mr.dave,kok tiba-tiba ke bintan?bukannya pak dave sibuk ya?"pak yono berjalan lalu berhenti didepan mobil alpard milik bosnya dan mempersilahkan kami masuk.

"iya pak,ini kita ada inspeksi mendadak aja mau liat pabrik yang di bintan"dave terlihat santai.

"ohhhh,pak burhan dan keluarga kan di australia mister"

"iya pak saya tau,mereka sepertinya menetap disana ya?"tanya dave lebih lanjut

"iya mister,oh iya apa mister pernah kesini sebelumnya,seingat saya sih enggak pernah?"pak yono menyetir mobil sambil mengingat-ingat.

"saya gak pernah ke bintan pak,cuma mentok di batam saja,itupun karna transit aja mau ke singapore"dave menjelaskan,aku melirik dave yang tengah menatap ke luar jendela.

"iya,itu pun sudah lama sekali ya mister"pak yono melirik dave sambil terus menyetir.

dave hanya tersenyum tipis tanpa menjawab.

Tiba-tiba tabletku bergetar,pesan whatsapp dari mr.dave [kenapa kau melirikku]

[aku tidak melirikmu,aku cuma bingung ngapain CEO PF di batam,cuma transit doang,pantesan gak tau bintan,dasar konyol]

hanya melalui pesan ini aku berani melawannya klo berbicara langsung,bisa-bisa aku di pecat.

[siapa yang konyol,aku?pikirkan dirimu,lihat bagaimana dandananmu warna lipstik sama baju tidak mecing,apa kau tidak berkaca seberapa pucat wajahmu,kau yang konyol]

aku diam dalam seribu bahasa,apakah benar seperti itu,ku pikir karna aku sudah memiliki anak jadi kuputuskan untuk tidak memakai riasan wajah karna tidak mungkin bagiku untuk menikah lagi dan siapa yang ingin menikah denganku,tentunya TIDAK ADA!.

[itu wajar,karna aku seorang ibu dan aku tidak muda lagi,siapa juga yang mau liat,lihat dirimu kaya tapi belum menikah,kaya tapi gak laku,kasihan]aku mematapnya sambil menjulurkan lidahku.Mr.dave tampak kesal wajahnya sedikit memerah akibat menahan amarahnya.

Saat sampai di rumah sepupunya mr.dave aku terkejut dan takjub,ini kan rumah yang waktu itu,rumah yang sangat aku kagumi,murah yang ingin sekali melihat isi dalamnya,rumah yang di sampingnya terdapat sebuah kolam renang,"ya Allah apa aku bermimpi?"hatiku berbicara dam mulutku masih menganga dengan lebarnya.

"masuk lalat nanti"mr.dave menutul mulutku dengan paksa dengan kedua tangannya.

"uhhh,,lepaskan dave dasar bujang lapuk"kataku kesal,dave langsung melepaskan tangannya dari mulutku,matanya kian suram,aku tersadar bahwa dia sakit hati dengan kata-kataku,"kenapa diam?sakit hati?tapi itu kenyataan"aku mendekatkan wajahku padanya menatap matanya tajam seperti belati yang menusuk tepat sasaran di jantungnya,sedetik kemudian dave memalingkan wajahnya,

"ayo masuk,kamarmu ada diatas cepat mandi dan istirahat"dave tampak tenang dan segera berjalan masuk kedalam rumah besar itu,"oiya jangan lupa untuk memakan makan malammu"katanya lagi tanpa menoleh.

"ya Allah apa yang ku lakukan pada dave,walaupun dia tampak tenang tapi ada kegelisan yang kutangkap jelas dimatanya."aku sedikit menyesal dengan perkataanku,"maaf dave"menahan air mata penyesalan.

_______

"dynnaaaaaaa.."teriak dave menggema dari lantai bawah

"gak usah teriak-teriak juga kali,aku bisa dengar"aku menatap dave dari dapur sambil menyiapkan sarapan.

"oh,jadi kau sudah bangun kebetulan sekali"dave berjalan mendekatiku,ekspresi dave ambigu dan aku hanya diam tanpa berkata kata.

"pak anda tidak sarapan?"tanyaku tanpa menoleh dan terus mempersiapkan beberapa piring.

ekspresinya sangat ambigu,aku tak bisa menebaknya,dave terus berjalan mendekatiku,"kamu yang masak?"tampaknya dave sedikit terkejut

"enggak,ini beli tadi,ada tukang jualan yang lewat barusan"kataku berbohong,dave mengernyitkan alisnya lalu ia duduk di kursi makan,"oiya pak dave tadi ada telpon dari seorag wanita ngomongnaya sedikit kasar,itu siapa tadi ya namanya"sejenak aku berpikir,"nah iya lussy namanya"kataku dengan semangat.

Dave yang sedang minum tampak kaget dan terbatuk lalu minumannya tersembur keluar dari mulutnya,"apa kau bilang lussy"katanya tak percaya matanya langsung memancarkan aura kemarahan yang bergejolak.

"i...iya lussy pak"aku sedikit kaget dengak ekspresi marah dave

"klo dia nelpon lagi,tidak perlu diangkat lagi,cukup sms dan bilang saja aku sedang sibuk tidak bisa di ganggu"perlahan-lahan gejolak api kemarahan itu langsung mereda.Dave sudah kehilangan nafsu makannya,"dyn ayo kita berangkat"lau dave pergi meninggalkan ruang makan,

"iya pak"sekilas mata dave menunjukkan kekecewaan dan kesedihan yang mendalam,kutatap tubuhnya yang proposional yang siapa saja bisa jatuh cinta padanya.Aku mengikuti dave yang langsung menuju mobilnya,sepanjang perjalanan dave hanya diam tanpa berbicara sepatah katapun sangat berbeda dari mr dave yang kemarin.