Setelah mengetahui hal itu Marina menjadi tenang, dia menghubungi bu Dewi untuk memintanya menjaga Yudha. beberapa waktu kemudian Marina memgetahui kalau Yudha sukses menjadi penyanyi dan bandnya sebagai pendatang baru yang langsung naik daun.
Marina tahu itu apa yang Yudha lakukan hanya untuk membuktikan kepada papanya dia bisa sukses di Indonesia juga. tapi sayang tanggapan papanya bersikap tidak perduli.
"Mas aku ngerti dengan pikiranmu, dulu mas meminta Yudha untuk bermain piano dan dia membuktikan kalau dia mampu dan membuat kita bangga ! nah sekarang giliran Yudha sukses menjadi yang diinginkannya kamu malah cuek ! kalau begitu kenapa engga dari kecil saja dididik untuk menjadi mas inginkan !" ujar Marina, tapi Ardhi Wijaya malah terdiam.
Marina memutuskan untuk menemui Yudha untuk mensuport putranya itu dia pun datang ke studio tempat mereka berlatih. Dia tertegun melihat keakraban Yudha dengan seorang perempuan berkaca mata dan sedikit lebih tua dari putranya.
"Mama ! ada apa kok kemari !" Yudha menyadari mamanya datang. perempuan yang bersamanya terkejut.
"Memang tidak boleh, mama bertemu denganmu ?" tanya Marina tersenyum. Yudha memeluk mamanya dan mencium pipinya.
"Ya boleh dong !"
"Ini siapa ? pacarmu !" muka Yudha memerah. begitu pun perempuan itu.
"Bukan mah, ini manajer baruku Ratih !" Yudha memperkenalkan Ratih sebagai manajernya dan mereka bersalaman. itulah pertama kalinya Marina bertemu dengan Ratih.
Dia bertemu kembali dengan wanita itu ketika Yudha over dosis karena narkoba, Ratih lah yang menelponnya. Marina terkejut dan tak percaya Yudha melakukan itu. Ardhi Wijaya marah begitu mengetahui hal itu.
"Itulah kenapa aku melarang dia untuk bermain band mereka semua selalu membawa pengaruh buruk !" ujar Ardhi Wijaya beralasan.
"Mas, tidak semua seperti itu ! dia hanya salah pergaulan !" Marina membela putranya.
"Untung saja dapat diselamatkan, coba kalau terlambat !" suaminya tidak mau kalah.
Marina pun datang ke rumah sakit untuk menjenguk putranya di sana dia bertemu dengan Ratih yang sedang menangis.
"Maafkan saya tante, saya tidak bisa menjaga Yudha !" Marina hanya terdiam.
"Sudahlah ini bukan salahmu !" sambil menepuk pundak Ratih dan masuk ke dalam ruangan dimana Yudha di rawat. Yudha terkejut.
"Jangan salahkan Ratih mah ! dia sudah memperingatkanku tapi aku tak perduli !" ujarnya sambil menunduk.
"Kamu ini, mama ke sini pengen jenguk kamu ! mama tahu kok !" Marina menyetuh tangan putranya itu.
"Maafkan aku mah, aku janji tidak akan melakukannya lagi !" jawabnya sambil menangis. Marina memeluk dan mengusap kepala Yudha.
"Kamu janji sayang, mama tidak ingin kehilanganmu !" sambil mengecup rambut putra tercinta. Yudha hanya mengangguk.
Setelah kejadian itu Marina tidak lagi melihat Ratih, dan Yudha menuruti papanya menjadi pimpinan perusahaan, tapi itu tak lama hanya 3 tahun saja, Marina sedang ke luar negeri bersama teman arisan dan mendengar kabar yang sangat mengejutkan Yudha putranya ditemukan meninggal di apartemennya dan diduga over dosis, hal itu membuat syok bukan kepalang, padahal ketika pergi Yudha sempat mengantarnya ke Bandara, di mobil dia curhat tentang perjodohan yang dilakukan papanya. Marina hanya mengatakan bahwa ia akan membicarakan hal itu nanti. Hatinya hancur dan sedih, sejak saat itu Marina pisah ranjang dengan suaminya.
--------------
Marina sudah ada di dalam gedung pengadilan dan di sana dia melihat Ardhi Wijaya suaminya pertama kali kembali setelah sudah hampir sebulan tidak dilihatnya. Tampak gagah dan tampan, tidak ada peluk cium diantara keduanya ketika bertemu. mereka berdua duduk berjauhan di depan Hakim tanpa ada pembicaraan apapun. para pengacara mendampingi mereka berdua, lagi-lagi Marina tidak melihat pak Sudrajat. Tak lama palu pun di ketok sebagai tanda mereka sah bercerai. Setelah itu keduanya berlalu pergi begitu saja.
Kita menuju ke Anggia. Dia baru saja datang dari jalan-jalan dengan Ardhi Wijaya, sesampai di rumah pembantunya mengatakan suaminya sedang ke luar kota. Anggia merasa lega dan menuju kamarnya yang luas, lengkap dengan ruangan khusus tempat menyimpan baju, perhiasan dan tas mahalnya. Dan sekarang koleksinya bertambah dengan tas brended yang baru dibelikan oleh kekasihnya Ardhi Wijaya bahkan lebih mahal dari tas hadiah buat istrinya.
Beberapa hari kemudian, Sudarmin pulang dari luar kota dan Anggia menyambutnya seperti biasa, seakan-akan tidak terjadi apa-apa. meladeni suaminya dan memasak makanan kesukaannya.
"Bagaimana jalan-jalan dengan teman-temanmu ?" Sudarmin bertanya sambil melirik istrinya yang menggunakan daster yang cukup seksi.
"Seru lah mas !" jawab Anggia singkat.
"oh, beli apa aja ?" tanyanya lagi.
"Engga banyak kok !" lagi-lagi jawaban singkat Anggia. Sudarmin akhirnya terdiam tidak banyak berbicara lagi.
Sampailah suatu hari, mereka sedang duduk di ruang tengah menikmati cemilan. tanpa di duga Sudarmin melempar amplop coklat ke meja di hadapan Anggia, dia diam saja.
"benarkah kamu ingin bercerai ?" tanya Sudarmin.
"iya, betul !" jawab Anggia tenang.
"Kalau boleh tahu kenapa ? apa aku sudah berbuat salah ? atau ada keinginanmu belum sepenuhnya aku penuhi ?" berondong pertanyaan di tanyakan Sudarmin.
"Tidak mas, aku hanya ingin bercerai saja !" Sudarmin menatap Anggia.
"Apa karena Ardhi Wijaya ?" Anggia terkejut.
"Maksud mas ?" tanyanya. Sudarmin hanya tersenyum.
"Katakan saja sejujurnya, aku tidak akan marah !" Anggia terdiam.
"Apa istimewanya sih dia ? dia sudah menikah, punya anak, umurnya pun sudah tidak muda lagi !" ujar Sudarmin. "apa karena cinta ? kamu sudah siap menghadapi apapun yang terjadi, dunia selalu berputar kadang di atas kadang di bawah ! semua tak akan tahu masa depan !" lanjut Sudarmin sambil menghisap cerutunya.
"aku sudah siap !" jawab Anggia mantap dan jujur mencintai Ardhi Wijaya. Sudarmin menghembuskan asap cerutunya, ada rasa kecewa dalam dirinya.
"begitu ? oke ... semua keinginanmu yang terakhir aku akan laksanakan !" Sudarmin pun berdiri, langsung pergi meninggalkan Anggia yang masih tak percaya apa yang di ucapkan suaminya itu.
beberapa waktu kemudian, sidang perceraian pun di gelar cukup singkat Anggia resmi bercerai, sampai kalangan wartawan mendengar berita itu terkejut. mereka mencari berita atas kebenaran berita itu. tapi Anggia sudah pindah ke sebuah apartemen, Sudarmin pun menyanggupi semua tuntutannya. Yaitu bisnisnya yang di modali Sudarmin, koleksi tas yang dibelikan mantan suaminya itu, sebuah apartemen serta tabungan dan deposito yang cukup banyak.
Sampailah Anggia mendengar kabar Ardhi Wijaya bercerai dengan istrinya, saat ini dia hanya bisa bersembunyi, instagram miliknya di putus sementara. untuk menghindari kejaran awak media. Seminggu setelah itu Ardhi Wijaya diam-diam datang ke apartemen Anggia, mereka sudah saling berkomunikasi lewat handphone dan memberitahu dimana kini ia tinggal.
"Mas !" Anggia langsung memeluk erat tubuh lelaki yang dirindukanya itu.
"Sayang !" balas Ardhi Wijaya memeluk tubuh kekasihnya tercinta.
"Kita berdua telah bebas ! kita akan menikah !" bisik Ardhi Wijaya.
"Mas aku sayang kamu, I love you !" Anggia mencium Ardhi Wijaya karena sangat bahagia. tentu saja dia pun membalasnya dan mereka pun berciuman.
Bersambung ....