Chereads / MY BOS, SECRET ! / Chapter 32 - Masa Yang Buruk Datang

Chapter 32 - Masa Yang Buruk Datang

Kedekatan Marina dan keluarga besar Ardhi Wijaya pun sampai sekarang masih terjalin sejak bercerai, bahkan sering menjenguk keduanya di rumah sakit. mertua yang lelaki menderita stroke yaitu Anggodo Wijaya di urus anaknya yang perempuan no 1 di Singapura sambil berobat disana. sementara mertua perempuan Susanti kena diabetes tak bisa jalan jadi harus menggunakan kursi roda, dia tinggal dengan anak perempuan no 3 di Jakarta.

Susanti mamanya Ardhi Wijaya tahu semuanya prahara rumah tangga putra bungsunya, sebenarnya sejak awal dia sudah menasehati putranya itu, Harus hati-hati bila sudah di atas, banyak sekali godaannya terutama dari perempuan. tapi sayang tidak diindahkan ! dirinya putus kontak dengan Ardhi Wijaya sejak kematian cucunya Yudha. Bukan dirinya tapi Ardhi Wijaya sendiri yang tidak lagi menjenguk atau mengobrol dengannya tanpa tahu alasannya. Hanya menantunya Marina yang selalu datang.

Tapi kesedihannya itu sedikit terobati karena kedatangan cicit-cicitnya dari cucu-cucunya Yudha dan Amira yang datang berkunjung. Dia sedikit melupakan rasa sedih dan kecewa anak bungsu yang paling ia sayangi Ardhi Wijaya dari mulai bercerai hingga menikah lagi dengan wanita lain.

----------

Pernikahan Ardhi Wijaya dan Anggia pun selesai dilaksanakan, dalam pesta itu mereka sepakat tidak mengundang mantan mereka masing-masing entah apa sebabnya, mungkin untuk mengubur masa lalu keduanya.Kiini Ardhi Wijaya dan Anggia menginap di kamar khusus untuk mereka yang menikah yaitu di lantai paling atas di Palm Hotel, dengan fasilitas lengkap.

"Pagi ... !" Ardhi Wijaya menyapa Anggia yang sedang memeluk tubuhnya. Anggia menggeliat keduanya telanjang bulat setelah tadi malam bergulat dengan panas, tanpa memperdulikan lelah sedikitpun.

"Pagi mas ... !" sambil menatap lelaki yang dicintainya yang juga sama dengan dirinya, tangannya mengusap dada kekar dan berbulu, walau sudah berumur Ardhi Wijaya masih tetap berolah raga, selain golf, tenis dan juga renang. tak heran tubuhnya masih dikatakan bagus.

Ardhi Wijaya mencium bibir Anggia dan mereka berciuman dengan mesra dan pagi itu kembali bercinta seakan tak pernah puas, siangnya mereka berjalan-jalan ke sebuah mall dan kembali berbelanja. Padahal hantaran untuk menikah dengan Anggia sudah cukup banyak dan belum di buka, dari mulai tas, perhiasan, baju dll yang semuanya bermerek dan mahal.

Dua bulan kemudian mereka berbulan madu keliling Eropa selama 2 minggu. Waktu terus berlalu tak sadar sudah setahun mereka membina hidup baru sebagai suami istri. Anggia muncul menggantikan Marina sebagai istri seorang pengusaha kaya. Dan menjelma menjadi sosialita yang lebih dari sebelumnya lebih glamour dan itu di tunjukan di media sosialnya yang kembali di buka setelah di tutup sementara.

Dia selalu menunjukan barang mewah dari ujung rambut sampai kaki di Instagran miliknya, banyak yang menyukainya tak sedikit menjadi hatternya. tapi Anggia seakan tak perduli. Sementara Ardhi Wijaya sedang membangun imejnya yang sempat terpuruk paska skandal dan perceraiannya.

Dan mulai menemui beberapa klien untuk kerja sama serta lebih memperluas perusahaannya. Dan itu berhasil kini dia menempati posisi no 2 terkaya di Indonesia. Ardhi Wijaya tersenyum bangga bahwa ia masih mempunyai kemampuan berbisnis setelah dulu sempat undur diri digantikan putranya Yudha dan setelah itu juga Amira.

--------------

Kesuksesan itu tidak bertahan hanya 3 tahun saja, Perusahaan baru mulai muncul menggebrak dunia bisnis Indonesia dan itu adalah PT Miragas group memang belum selevel Palm co tapi sedikit demi sedikit mulai dilirik para investor baik dalam maupun luar negeri.

Ardhi Wijaya pun mendengar hal itu, dia tertegun ketika tahu siapa pemilik perusahaan teesebut yaitu putrinya sendiri Amira. Dia pun mencari tahu tentang apapun mengenai perusahaan itu untuk berjaga-jaga.

"Hmmm ... hanya satu bidang usaha yaitu perhotelan tapi kenapa begitu dilirik ya ?" ujar Ardhi Wijaya ketika mengetahui apa yang di jalankan perusahaan putrinya itu. Akhirnya dia tidak terlalu memperdulikan itu, karena baginya perusahaan itu hanya saingan.

Perusahaan Palm co sedang mengincar satu blok penambangan minyak di pulau Natuna dan saingannya cukup berat dari dalam termasuk perusahaan Palm Oil co milik dirinya dan juga di luar negeri. Dulu hal itu cukup mudah karena ada orang dalam yaitu pak Sudarmin ! tapi kini mereka putus hubungan sejak skandal dan berakhir dengan perceraian. Ardhi Wijaya mencari orang yang setingkat dengan Sudarmin ada beberapa tapi mereka tentu saja tidak gratis harus ada imbalan.

Ardhi Wijaya berusaha keras tidak perduli biayanya berapapun, sayang semua gagal proyek itu jatuh ke perusahaan lokal dan asing. Perusahaan itu milik temannya dulu dan kini menjadi musuhnya akibat insiden penolakan perjodohan Amira yaitu Suhendro dengan PT Mitra Sejati Oil nya

Kegagalan itu menjadi awal keruntuhan perusahaan Palm co. Setelah itu beberapa proyek Palm co juga di tinjau ulang oleh pihak klien padahal dana dan keuntungan di taksir milyaran rupiah, tanpa ada alasan yang jelas. Hal tersebut membuat Ardhi Wijaya marah besar. Kemudian proyek yang paling besar adalah membangun kota impian komplek hunian berbasis masa depan yang terjangkau Palm Lands City juga mandek, dengan alasan ijin proyek tidak sah dan juga diduga ada korupsi di proyek itu.

Hal itu membuat perusahaan Palm co mulai goyah, di tambah salah satu orang kepercayaannya di tangkap dan mengumbar seluruh aib perusahaan ke muka publik tentu saja membuat Ardhi Wijaya semakin murka. Harga saham di pasar bursa efek Palm co anjlok. Kreditor mulai menagih jatuh tempo utang yang cukup besar.

"kurang ajar kenapa bisa begini !" Ardhi Wijaya mengusap wajahnya, bagi dia ini situasi paling sulit yang pernah di alaminya. Semua tiba-tiba datang secara beruntun. Anggia sebagai istri hanya terdiam dia teringat perkataan mantan suaminya Sudarmin, apakah dia yang ada di balik peristiwa semua ini ?

Beberapa waktu kemudian Anggia memberanikan diri bertemu dengannya, ternyata Sudarmin bersedia. Mereka bertemu di sebuah sudut bar sebuah hotel berbintang.

"Ada apa ? tumben mau bertemu denganku ?" tanya Sudarmin dengan santai.

"Kumohon hentikan semuanya !" Jawab Anggia sambil memelas meminta tolong.

"Apa maksudmu sayang ?" Sudarmin pura-pura tidak mengerti.

"Balas dendammu !" jawab Anggia singkat.

"Kenapa berfikir seperti itu ?" kembali Sudarmin masih mengelak,

"Aku tahu, kamu marah atas pengkhiatanku padamu !" Anggia menghela nafas berat.

"Tentu saja, siapa tak marah kamu bermain di belakangku ! padahal semua yang kau inginkan aku kabulkan ! begitu juga si Ardhi Wijaya juga mengkhiatiku dia juga seakan lupa jasa-jasaku membesarkan perusahaannya !" Jawab Sudarmin menatap tajam kepada Anggia.

"Seharusnya yang paling bertanggung jawab ada "suamimu" ! mengerti !" lanjutnya lagi dengan nada marah. Anggia terdiam.

"Apa yang kamu inginkan untuk memaafkan semuanya ?" Anggia menatap Sudarmin.

"Mudah, kembalilah kepadaku !" jawab Sudarmin sambil menyentuh tangan Anggia.

"Hanya itu ? tapi kenapa ?" Tanya Anggia dengan tertegun tak percaya.

"Sampai kapanpun aku akan tetap mencintaimu, sesakit apapun kamu telah mengkhiatiku tapi perasaan ini tidak bisa berbohong !" jawab Sudarmin meremas tangan Anggia.

"Beri waktu aku untuk berfikir !" jawab Anggia akhirnya, Sudarmin tersenyum dan mengangguk.

"Oke, jangan buru-buru !"

"Tapi tolong hentikan dulu !" jawab Anggia.

"Tentu bila kamu sudah memberi jawaban !" ujar Sudarmin berdiri dan pergi meninggalkan Anggia.

Bersambung ....