"Ayolah sayang, lupakan tentang kisah cinta lo yang usang itu ! lo kan udah balikan sama Sudarmin ! kita senang-senang cari brondong muda buat kita awet muda !"
"Jamu kali say !" diiringi tawa yang lain.
"Maklumlah kita ini suaminya udah pada karatan butuh yang baru dan kuat !" ujar yang lain dan kembali semua tertawa.
"Walau karatan tapi duitnya bo ! wuih ... !" Anggia hanya senyum-senyum aja mendengar candaan mereka seperti itu.
Di minumnya segelas Wine untuk melepas dahaga dan ketenangan, anggur yang diminum adalah yang terbaik, untungnya tidak usah bayar alias gratis karena satu dari mereka ada yang berulang tahun. dan sudah menjadi kebiasaan semuanya pamer kekayaan mana hadiah yang paling mahal dan mewah dari tas, baju, perhiasan hingga mobil.
Makin mahal tentu saja menjadi kebanggaan tersendiri buat mereka. Di kehidupan nyata banyak menghujat mereka tapi sepertinya tak perduli, toh perempuan atau lelaki sama saja. buktinya ada perempuan seperti mereka karena ada lelaki yang nakal juga kan ? Anggia tahu mereka kesepian. terlepas dari motivasi berbeda setiap wanita di depannya ini.
"Eh, tadi ada brondong oke loh !"
"Siapa artis baru atau brondong kaya ?"
"Artis baru kayaknya, gue lihat suka wara wiri di FTV !"
"Indo maksud lo ?"
"Siapa lagi ! sekarang yang laris manis kan tipe-tipe gitu !"
"Gue pernah lo ! ada yang imut ganteng dia seperti itu ! itunya gendong banget bo ! sayang ternyata suka batangan juga loh ! gila engga !"
"Yaelah itu mah basi, kali ! kita ini selalu rebutan dengan gadun-gadun kaya gitu !"
"Kaya suami elo yang dulu iyakan !"
"Sialan lo ! tapi bener juga sih dia sama gue buat nutupin boroknya itu ! gue sih engga apa-apa asal ada duitnya !"
"Ternyata semua pada matre ya !"
"Aduh sayang ! hari gini kali, siapa butuh cinta doang ? itu semua omong kosong ! semua juga butuh duit ! walaupun udah terkenal tetap aja carinya yang kaya juga kan ! sorry Anggia bukan elo ya tapi yang lain !"
"Iya, tidak apa-apa !" Anggia hanya tersenyum saja. sambil kembali meminum anggurnya. Dia jarang meminum minuman seperti itu, hanya sesekali saja.di acara seperti ini.
"Anggia elu ko minum anggur mulu sih ! nanti mabok !" ujar temannya.
"Engga apa-apa kali ! di saat seperti ini rasanya cocok membebas diri gue sejenak dari kehidupan yang ancur lebur !" Anggia tersenyum. "Ayolah jangan salahin gue kalau mabuk tapi si Dian yang udah membeli wine ini ya kan ? oh ya gue lupa belum ngucapin happy brithday buat lu, semoga langgeng kaya kakek nenek ! ha... ha.. ! cherr ...!" Anggia mengangkat gelas wine diikuti oleh yang lainnya.
"Cheer ... !"
"Hai bagaimana kalau kita disco ! musiknya enak nih, sekalian aja cari berondong !" ajak temannya di angguki yang lainnya.
Mereka pun menggerakan tubuhnya mengikuti irama musik yang menghentak, Anggia mulai meliukkan tubuhnya yang di balut dress ketat sehingga seluruh lekuk tubuhnya terlihat mencetak. matanya terpejam rupanya sensasi minuman anggur sudah membuatnya mabuk.
Di lantai dangsa rata-rata berpasangan, walau ada pula yang sendirian. gerakan Anggia yang cukup erotis membuat para pria di situ mulai memalingkan tubuh menatapnya dengan mata tak berkedip. sementara pasangan perempuan melotot karena mata nakal pasangannya. Anggia tidak perduli dengan sekitarnya, sampailah sebuah tangan menarik pinggang ke dalam pelukan seseorang dan ketika membuka matanya dia terkejut.
"Ar ... !" mulutnya terkunci ketika ingin mengatakan sesuatu karena ciuman yang tiba-tiba dari lelaki yang memeluknya. Anggia tersadar dan mendorong lelaki itu.
"Aria apa yang kamu lakukan hah ! aku ini ibu tiri mu !" Anggia menatap tajam pada Aria Permana yang ternyata dengan berani memeluknya seperti itu. Anggia pun pergi meninggalkan anak tiri dari Sudarmin. sementara Aria hanya tersenyum saja.
--------
"Gila lu Ar ! elu cium bibir ibu tiri lu ! emang sih hot banget !" ujar temannya melihat aksi Aria dengan Anggia.
"Emang bener sih, gue melihat nyokap tiri lu pertama kali di majalah dengan pose hot di kolam renang !"
"Eh elu juga ? kirain cuman gue !" semua tertawa.
Sementara itu Anggia sudah kembali bergabung, teman-temannya pura-pura tidak melihat apa yang terjadi, semua tahu yang mencium Anggia anak tirinya
"Sayang, elu harus hati-hsti ! elu engga mau membuat skandal lagi kan ?" akhirnya salah satu temannya gatal ingin mengomentari. Anggia hanya tersenyum.
"Sorry ya gue ke toilet dulu !" Anggia mengambil tasnya dan menuju toilet sementara teman-temannya asyik bergosip.
Di toilet kebetulan sepi, Anggia mengusap wajahnya dengan air, untuk menghilangkan rasa pusing akibat minuman Anggur dan juga ciuman dari anak tirinya Aria.
"Gila !" ujarnya memaki dirinya.
Karena ini club eklusif maka di toilet cukup lengkap ada minyak wangi, tisu dan sabun yang wangi. jadi keluar semua merasa ftesh kembali. Anggia mengeluarkan bedak dan lipsitk untuk menata wajahnya yang sedikit berantakan. dirasa semua cukup. Anggia pun keluar dan menuju teman-temannya dan mengobrol kembali.
Tak lama mereka pun pulang, jam menunjukan 11.00 malam sebenarnya masih pagi untuk jam segitu, biasanya pukul 1 atau 3 malam baru pada balik. Lagi pula mereka banysk aktifitas besok harinya.
"Eh jangan lupa nanti sore aerobik Zumba ya ! awas kalau terlambat !"
"iya beres, yu by !" mereka cipika cipiki dan membubarkan diri.
Begitu pun Anggia ketika menuju mobilnya dia terkejut karena ada seorang laki-laki yang menunggunya di dekat mobilnya dan itu Aria Permana.
"Maaf tante, itu tadi tak sengaja !" ujarnya memints maaf tentang ciuman tadi.
"Sudah, minggir aku mau pulang !" Anggia mendorong Aris yang menghalangi jalannya.
"Sungguh aku engga sengaja !" Aria masih kekeh meminta maaf,
"Itu bukan di sengaja Aria ! kamu niat melakukan itu !" Anggia kelhatan marah.
"Ayolah tante, aku tahu pasti kesepian ! papa kan punya kelainan seksual !"
"Sudah Aria aku ini mama tiri kamu ! jangan-jangan macam-macam ! jawab Anggia.
"Aku tahu kalau tante sering ngeboking para berondong ke hotel ! iya kan !" Aria menyindirnya. Anggia tak perduli dia masuk ke mobil mewahnya dan dia pun pergi meninggalka Aria. Anggia tidak perduli kalau dia tahu rahasianya.
Memang benar tapi itu sesekali saja dan dikenalkan oleh temannya, Awalnya menolak tapi akhirnya menikmatinya walau hanya sekejap. Anggia tahu Sudarmin juga sering begitu, dia tahu itu. entahlah apa dia sudah bosan atau karena hasrat seksnya tinggi sehingga bila keluar kota harus mencari wanita lain untuk memuaskan nafsunya. jadi walau tahu, mereka sama-sama tahu !Mobil pun sampai di sebuah rumah mewah di kawasan perumahan elit. Setelah itu masuk rumah.
"Malam nyonya !" sambut pembantunya.
"Tuan, sudah pulang ?" tanya Anggia.
"Belum nyonya, katanya besok lusa !"
"Oh, ya sudah !" jawabnya walau ia sudah tahu, itu hanya basa basi saja.
Bersambung ...