Kita kembali ke Amira dan Bagas, pagi itu Amira bangun dan melirik putranya Dewa yang sekarang berumur 3,5 tahun masih tidur, begitu juga Bagas karena menemani Dewa sampai malam. Seperti itulah bila tidur Dewa tidak teratur maka tidurnya suka malam antara pukul 9 atau 10 malam. Tapi itu tidak masalah karena Dewa sudah mulai besar, sudah bisa jalan di umur 1 tahun, sekarang lebih cerewet bertanya ini itu pada papanya atau mamanya.
Amira turun ke bawah untuk membuat sarapan, sesibuk apapun dia selalu menyempatkan diri memasak makanan baik pagi maupun untuk makan malam, walaupun ada pembantu 2 orang, baby sister dan 2 satpam penjaga rumah yang berjaga bergantian.
Bahkan sejak Dewa bayi, Amira selalu menyusuinya sendiri, kebetulan ASI nya cukup banyak, sehingga bisa buat nanti. Sampai sekarang pun Dewa masih minum ASI dalam botol rencananya usia 4 tahun baru memakai susu formula. Lagi-lagi baby sister hanya untuk menemani Dewa bila Bagas sedang agak sibuk dalam pekerjaannya yaitu sebagai asisten khusus Amira.
Bagas beruntung mempunyai staf khusus di kantor. dia tinggal mendelegasikan perintah atau tugasnya kepada mereka kecuali untuk hal yang sangat penting baru Bagas yang turun tangan langsung. Sekarang ini dia lebih leluasa dalam bekerja karena Dewa sudah agak besar jadi membutuhkan baby sister, dari bayi sampai 2 tahun Bagas sendiri yang mengurusnya sendiri bila Amira bekerja.
Sudah 2 tahun lebih ini ibu mertuanya Bagas alias mamanya Amira yaitu Marina bercerai dari suaminya Ardhi Wijaya. Marina seperti lebih bebas dan tidak perduli lagi dengan PALM CO yang saat ini sedang bermasalah dengan keuangan dan lainnya. Setelah ketuk palu sah bercerai, satu bulan setelah itu Ardhi Wijaya menikah dengan Anggia denga pesta meriah dan mewah. Seakan ingin memperlihatkan kepada dunia cinta sejati mereka berdua, tanpa perduli gosip miring yang beredar tentang skandal keduanya di masa lalu.
Marina hanya meminta hak miliknya sendiri ketika bercerai tidak ingin saham atau apapun yang berhubungan dengan perusahaan mantan suaminya kecuali rumah dan tanah. Jadi sekarang Marina hanya mengelola bisnisnya sendiri yang sudah di kelola sudah cukup lama, sesekali dia tingga di rumah Amira dan satu lagi kini ia dan Ratih serta kedua anaknya dari Yudha untuk tinggal bersama, dia menyekolahkan mereka di sekolah terbaik, sementara Ratih sendiri ikut bekerja di perusahaan milik Marina dan menjadi sekretaris pribadinya.
Amira selesai memasak sarapan dan juga untuk Dewa makan nantinya, dia kembali ke kamar ternyata Dewa sudah bangun sedang bercanda dengan Bagas.
"Pagi mom !" Salam Bagas ketika melihat Amira.
"Pagi mom !" diikuti Dewa, Amira hanya tersenyum dan ketika duduk di pinggir tempat tidur Dewa memeluk dan mencium pipinya.
"Pagi sayang, hmm bau ompol !" Amira membalas ciuman Dewa, anak itu hanya tertawa geli. Sementara Bagas hanya tersenyum melihat keduanya.
"Kamu engga kerja ?" tanya Bagas melihat Amira masih menggunakan daster tidur.
"Loh kamu lupa mas, kita akan ke Jakarta siang ini untuk menghadiri ulang tahun Elsa !" Jawab Amira heran. Bagas hanya menggaruk rambutnya malu.
"Oh iya lupa ! he ... he ... !"
"Udah sana mandi duluan !" perintah Amira pada Bagas, dia pun bangun dan mencium bibir Amira sebelum ke kamar mandi, istrinya hanya menggeleng kepala melihat tingkah suaminya itu.
"Mom ... kak Elsa ulang tahun ?" tanya Dewa.
"Iya sayang !" Amira mencium pipi putranya itu sambil menatap jagoannya memang Bagas menang banyak 80 persen Dewa mirip dia sisanya baru Amira.
"Yang keberapa ?" ekpresi Dewa begitu menggemaskan.
"12 tahun sayang ! kalau Dewa umur berapa ?" tanya Amira. Dewa mengangkat ke 10 jarinya, Amira hanya tertawa kemudian membenarkan jarinya menjadi 3.
"Dewa baru 3 tahun, sebentar lagi mau 4 tahun !" jawab Amira.
"Horeee !" Dewa berteriak, Amira hanya tersenyum saja.
"Ada apa sih kok teriak begitu !" Tanya Bagas yang baru keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk heran.
"Papa, Dewa mau 4 tahun !" teriak Dewa lagi.
"Wah hebat ! anak papa udah gede !" Bagas tertawa melihaf tingkah putranya itu.
"Oh iya mas ayah sama ibu udah diberitahu ?" tanya Amira mengenai mertua dari suaminya Bagas yang sesekali juga datang berkunjung dan menginap.
"Udah pergi katanya, coba tanya mamah udah nyampe belum ?" Jawab Bagas sambil memakai baju, sementara Amira menelpon mamanya.
"Ayo Dewa mandi sama papa, kita nanti mau naik pesawat !" ujar Bagas, Dewa langsung memeluk papanya dan membawanya ke kamar mandi.
"Hallo mah, iya nanti siang berangkatnya ... mau nanya ayah sama ibu udah datang ? ... oh udah, sama mba Fitri ? ... engga usah, nanti ketemu juga kan ... lagi mandi sama papanya ... ya udah gitu aja .., iya sampai nanti !" Amira pun menutup telponnya.
Amira sendiri sempat terkejut ketika mamahnya bercerai tapi akhirnya menyetujui dan Amira tahu siapa selingkuhan papanya ketika berita pernikahannya beredar di media masa. Tapi Amira tidak perduli, itu hak papanya mungkin dengah wanita itu lebih bahagia dari pada dengan mamanya walau pada awalnya marah setelah beberapa lama membiarkan semuanya. Sempat mendengar PALM CO sedang bermasalah hanya sebatas itu. Dia kini lebih fokus ke keluarganya dan perusahaannya sendiri dibanding ngurusin orang lain.
Hubungan Amira dan Marina juga semakin dekat, sedangkan dengan papanya sudah terputus sama sekali semenjak dia pergi dengan Bagas. Bahkan mereka berdua tidak di undang ke pernikahan Ardhi Wijaya. Amira dan Bagas dan keluarga besar sudah bahagia.
----------
Siangnya Bagas, Amira dan Dewa berangkat ke Jakarta. Sementara perusahaan di kendalikan dari jarak jauh dengan orang yang sudah mereka percayai jadi itu tidak masalah. Dewa sangat senang sekali dia berlarian kesana kemari, sejauh ini kedua orang tuanya yaitu Amira dan Bagas memberikan kasih sayang yang cukup tidak berlebih pada putranya. Lalu bagaimana dengan surat kontrak yang mereka tanda tangani berdua ? sudah di bakar oleh keduanya yaitu Amira dan Bagas bahkan jauh sebelum Dewa lahir.
Mereka pun masuk pesawat biasa, ekonomi karena relatif dekat Surabaya - Jakarta. Dewa di pangku Bagas dekat jendela sementara Amira di sebelahnya kali ini penampilannya jauh dari kesan sebagai pengusaha justru seperti ibu rumah tangga biasa tanpa barang bermerk luar negeri seperti dahulu. Sebagai seorang pengusaha Amira tidak terlalu ketat dan sesibuk seperti menjadi pimpinan Palm co, dalam memimpin lebih santai. Kalau mau sebenarnya usahanya bisa bertambah banyak dan luas tapi Amira lebih fokus perusahaan yang sudah ada. Jaringan hotelnya sudah bertambah. Begitu pula perusahaan argobisnis selain apple juga merambah sayuran, buah-buahan dan juga susu sapi yang sebagian besar Sapi perahnya di datangkan dari Australia dan Selandia Baru.
Ahirnya mereka pun tiba di Bandara Soekarno Hatta dan di jemput mang Jana ! mang Jana mengundurkan diri sebagai sopir pribadi Ardhi Wijaya setelah memergoki tuannya selingkuh, dia tidak mau menyimpan rahasia itu dan takut bila terjadi sesuatu padanya. Kini dia menjadi sopir pribadi Marina majikan perempuanya.
Bersambung ....
Beberapa bagian lagi ceritanya akan selesai ... 😊