Chereads / MY BOS, SECRET ! / Chapter 16 - Kisah Marina dan Ardhi Wijaya

Chapter 16 - Kisah Marina dan Ardhi Wijaya

Rapat dengan para komisaris yang lain itu yang dilakukan Ardhi Wijaya.rapat itu cukup lama karena ditambah penarikan modal oleh pak Suhendro yang marah dan merasa di permalukan pada acara malam sebelumnya, dan itu harus segera ditangani kalau tidak perusahaan akan goyah, untungnya modal itu baru setengah.

Ardhi Wijaya harus meyakinkan para pemegang saham bahwa ini masalah pribadi walau ada sedikit hubungan dengan bisnis, tapi itu tidak terlalu berpengaruh. Untunglah semua menerima hal itu.

Dia sekarang duduk di ruang kerjanya, menarik nafas sedikit lega perasaannya, tak lama pintu di ketuk.

"Masuk !" ternyata sekretarisnya Irma.

"Ada apa ?" tanya Ardi Wijaya.

"Ada tamu yang mau bertemu bapa !"

""Siapa ?"

"Pak Joko !" Ardhi Wijaya tettegun.

"Baik suruh dia masuk, dan tolong jangan ganggu saya dulu !" perintahnya, sekretarisnya mengamgguk dan pergi.

Tak lama seorang lelaki bertubuh tegap datang membawa sebuah amplop Ardhi Wijaya memintanya duduk dan lelaki itu duduk didepannya.

"Bagaimana ?" tanya Ardhi Wijaya pada lelaki di depannya. kemudian menyerahkan amplop itu padanya. Ardhi menerima dan membuka amplop itu dan melihat dan membacanya.

"Jadi bu Dewi ya !" lelaki di depannya mengangguk. "Lalu tentang Bagas Satrio ?" tanyanya.

"Semua sudah ada di situ !" Ardhi Wijaya mengangguk, kemudian mengeluarkan amplop lebih kecil dan agak tebal dan diserahkan pada lelaki itu.

"Nanti aku hubungi kamu lagi !" lelaki itu menerima amplop itu.

"Oke bos !" serelah itu dia pergi. Ardhi hanya mengangguk.

Setelah pergi Ardhi Wijaya kembali membaca denga teliti hasil investigasi detektif suruhannya. Dia tak pernah mengecewakan dirinya selama ini informasi yang diberikan sangat berguna bagi dirinya.

Dia pun membuka file yang tertulis Bagas Satrio ! Ardhi Wijaya merasa penasaran mengenai sekretarisnya Amira itu. Pada awalnya dia menganggap biasa saja ketika Amira mengangkatnya seorang lelaki sebagai sekretarisnya. Mau lelaki atau perempuan sama saja, tapi seiringnya waktu dia melihat Amira begitu percaya pada sekretarisnya itu hingga hal keuangan yang sangat pribadi di serahkan pada sekretarisnya itu. Dan bukan hanya itu, semua urusan bisnis pun diserahkan padanya. pernah ada klien yang protes padanya padahal dia orang penting, menurutnya sangat susah bertemu Amira di banding betremu presiden ! itu disebabkan harus melalui sekretaris pribadinya dahulu kalau tidak jangan harap bakalan bertemu.

"Hmmm ... padahal kalau dilihat biasa-biasa saja dari bacground keluarga dan pendidikan juga, apa yang membuat Amira begitu percaya sekali padanya ? sekretarisnya pun bekerja biasa saja ... memang sebagian besar sekretarisnya harus menyimpan rahasia bosnya ! apakah karena itu ?" Ardhi Wijaya bertanya-tanya dalam hatinya.

Di pelajarinya semua file itu tanpa terlewati, akhirnya dia menghela nafas ada sesuatu yang masih penasaran walau semua sudah di ketahuinya. Entah apa itu ! untuk saat ini dirasa semua sudah cukup. Dia akan mengambil langkah-langkah dan rencana seperti yang dilakukan pada putranya Yudha ...

----------

Marina sendiri setelah suaminya pergi dia pun bersiap pergi juga, asistennya telah datang bersama hair stylisnya, namanya Sam bertubuh gemuk dan dengan gaya gemulai, Marina mengangkatnya jadi asisten pribadi dirinya dari hanya seorang karyawan di salonnya, karena dia selalu tahu dan mengerti apa yang diinginkannya. sebenarnya ini yang ke tiga, Dua lainnya selalu membuatnya bermasalah dari menipu teman-temannya, sampai korupsi uang pribadinya !

Tapi tidak membuatnya jera mengambil asisten seperti Sam, entahlah semua pria seperti Sam membuatnya selalu ceria karena celotehan mereka. Untuk kaum gay sendiri bukan hal asing baginya sejak menjadi model dulu sudah banyak bertemu yang seperti itu jadi tidak aneh.

"Maaf terlambat madam, tadi biasa macet !" ujar Sam dengan gaya centil, untungnya Sam tidak pernah berbahasa 'alien' nya yang membuatnya kadang bingung dan tidak mengerti.

"Engga apa-apa ko sayang !" Marina hanya tersenyum, mereka sedang berada di kamarnya.

"Si bos udah pergi ?" tanyanya.

"Udah memang kenapa ?" tanya Marina duduk depan kaca rias sementara seorang perempuan mulai menata rambutnya.

"Ini aku bawa berita yang hot .. hot ... dari lambe turah !" dengan mulut agak dimonyongkan.

"Gosip apa sih, pagi-pagi udah seperti itu !"

"Ini tentang berita princess ...!" Bisik Sam. Marina tertegun tapi dia hanya menghela nafas, cepat atau lambat pasti terjadi.

"Tadi aku juga lewat markas, itu ne ... banyak wartawan bergerombol di sana kaya ada berita apa gitu !" ujar Sam lagi tetap gayanya yang melambai. Marina hanya terdiam tidak menjawab,

"Sam hari ini kegiatan apa aja ?" tanya Marina sambil mengaca melihat hasilnya. Sam tertegun sepertinya si bos tidak mau berkomentar tentang itu.

"Maaf Sam ya madam !" jawabnya merasa bersalah.

"Tidak apa-apa, aku untuk sementara tidak mau berbicara tentang hal itu ! walau pasti jadi heboh di setiap acara yang aku datangi hari ini !" Marina memgganti baju dan merapikannya dibantu Sam.

"Hari ini madam, menghadiri peragaan busana di mall salah satu brand, setelah itu makan siang dengan gang mawar !" Sam memberitahu kegiatannya bos hari ini.

"Jam berapa ?" tanya Marina sambil kembali melihat dirinya sudah oke atau belum.

"Oh, kalau peragaan busana pukul 10 pagi madam !"

"Aku ingin ke kantor dulu sebentar !" ujar Marina dan sepertinya sudah puas dengan semuanya.

"Baik madam !" Jawab Sam.

Sam mengambil tas kesukaan bosnya, Marina memang selalu memakai tas brendednya itu cukup sering di banding orang lain yang satu dua kali setelah itu disimpan. harganya pun hanya puluhan bukan ratusan juta, walau harga itu ia punya tapi untuk acara khusus saja.

Dandanan kali ini cukup sederhana tidak berlebihan, sesuai dengan pakaiannya didominasi biru laut, dari gaun sampai tas. Setelah itu keduanya pergi ke tempat tujuan. Kantor kerja Marina masih satu komplek dengan gedung perkantoran PALM co hanya dia menempati salah satu lantai di gedung 15 lantai yang khusus memang untuk disewakan untuk perusahaan lain.

Tak lama dia pun sampai di kantornya, Sam juga ikut mereka di sambut sekretarisnya yang akan melaporkan kegiatan semua usahanya, Marina hanya mengangguk. kemudian Marina menyuruh Sam membeli makanan ringan unuknya Sam tahu itu. Setelah Sam pergi Marina kedatangan seseorang yang menyerahkan sebuah file dan di terimanya ya, dia detektif khusus buat dirinya. Tapi berbeda dengan suaminya.

Marina membuka file itu dan membaca dan meneliti isi nya. Dia tersenyum dan cukup lega setelah melihat semuanya.

"Bu Dewi ya !" Marina menduga suaminya pasti juga mempunyai hal sama. termasuk file Bagas Satrio ! di banding suaminya yang tidak tahu apa-apa. Marina tahu sejak awal bagaimana Bagas terpilih untuk menggantikan bu Dewi yang sudah cukup lama bekerja di perusahaan itu karena Amira meminta pendapatnya. Dari beberapa kandidat yang semuanya perempuan satu laki-laki.

Menurutnya ada plus minusnya punya sekretaris perempuan dan laki-laki ! ternyata bagi Amira plusnya lebih banyak Bagas, dari pada sekretaris perempuan lagi. Seiringnya waktu Marina selalu melihat dan memperhatikan semuanya, Bagas bagai pengganti kakaknya Yudha yang sudah meninggal bagi Amira putrinya itu. feellingnya sudah menyadari bahwa suatu saat itu pasti terjadi. Dan itu terbukti benar sekarang.

"Madam, sudah waktunya !" itu agak mengagetkan dirinya dari lamunan.

"ya udah ayo pergi !" Sam menatap bos nya tapi mereka pun pergi.

Bersambung ...