Bagas dan Amira selama beberapa hari menghabiskan waktu bersama keluarga besarnya. Amira sendiri memang pandai membawakan diri dimana pun berada ternasuk keluarga suaminya. Tak heran mulai dekat dengan ibu mertua dan kakak iparnya mba Fitri, itu terlihat sering membantu mereka di dapur menyiapkan makanan dan itu cukup membuat terkejut keduanya. mereka tak menyangka Amira bisa memasak juga ternyata.
Sementara Bagas, di 'nterogasi' oleh ayah dan iparnya suami mbanya, mengenai asal muasal perkenalan Bagas dengan perempuan cantik dan kaya seperti Amira, tapi dengan tenang dia menjawab karena sebagian sudah diketahui, wajar keduanya masih penasaran.
Beberapa waktu kemudian mereka memutuskan akan kembali ke Malang tapi singgah dulu ke Bogor untuk bertemu bu Dewi. Mereka berdua berpamitan kepada kedua orang tua Bagas,
"Amira, Bagas sering-seringlah berkunjung dan memberi kabar pada kami ya ?" ujar Sumarni ibu Bagas kepada keduanya.
"tentu saja bu !" jawab Bagas di amini oleh Amira.
"iya, jangan sungkan-sungkan anggap kami keluargamu juga nak Amira !" sambung Ayahnya Bagas.
"Iya, terima kasih banyak !" Jawab Amira.
"Bagas kamu lindungi dia dengan segenap hatimu !" ujar ayahnya.
"Baik ayah itu pasti ! kami pergi dulu !"
"hati-hati di jalan ya !" mba Fitri ikut menasehati, Amira dan Bagas pamitan dan pergi menuju Bogor. Sesampainya di Bogor mereka tinggal satu atau dua hari, setelah itu pulang ke Malang. Kali ini perjalanan mereka terasa santai tidak nonstop seperti dahulu, keduanya singgah di kota Bandung untuk menikmati waktu berdua saja istilahnya bulan madu yang belum dilaksanakan.
Di Bandung mereka jalan-jalan, menikmati kuliner yang terkenal di sana. keduanya menginap di salah satu hotel berbintang. Baik Amira maupun Bagas masih mempunyai tabungan khusus yang tidak bisa di blokir oleh papanya Amira. Sejak mereka kabur, secara otomatis Ardhi Wijaya langsung memblokir semua keuangan Amira, hal itu menunjukan ancaman papanya itu tidak main-main.
Tapi Amira sudah mengantisipasi hal itu, dengan membuka rekening di bank asing bukan di bank nasional yang keamanannya termasuk ketat, jadi tidak sembarangan memblokir milik nasabah pribadi. Ardhi Wijaya hanya bisa memblokir semua keuangan Amira yang berhubungan dengan perusahaan saja dan itu tidak banyak.
Ardhi Wijaya harus mengakui kepintaran putrinya itu, tidak seperti kakaknya Yudha. Dari penelusuran detektif bayaran, jumlah kekayaan Amira cukup besar, walau sudah di tarik, di tutup atau diblokir olehnya. Sepertinya Amira bisa memilah mana miliknya atau milik perusahaan. Kekayaan Amira miliknya murni itu di bagi berbagai katagori dari tabungan, aset tanah, bangunan dan perhiasan serta kepemilikan Saham di berbagai perusahaan baik dalam dan luar negeri. Dan itu sangat mengejutkan Ardhi Wijaya, bahkan dia baru tahu saham dari perusahaan calon mertuanya yang di tolak Amira, ternyata dia punya, walau tidak banyak dan atas nama orang lain.
Ardhi Wijaya akan sangat susah menundukan Amira kalau melakukan dengan cara biasa, bagi dirinya akan menjadi pesaing berat bila Amira kembali terjun kedunia bisnis. Untuk sementara Ardhi Wijaya akan melihat dulu apa yang akan dilakukan Amira.
----------
Malam itu, mereka beristirahat di kamar hotel setelah tadi mereka pergi mengunjungi beberapa objek wisata di sekitaran kota Bandung, dengan lampu yang temaran membuat syahdu dan romantis, Amira memakai baju tidur daster tipis, sementara Bagas hanya kaos dalam dan celana pendek.
Amira membaringkan kepala di pundak Bagas sambil memeluknya, sementara Bagas merangkul pundak dan mencium kening istrinya itu, keduanya sudah pernah melakukan hubungan seksual, setelah sebelumnya hanya melakukan oral seksual karena Amira belum siap.
"mas !" kali ini Anira memanggil Bagas dengan mas sebutan sayang untuk suaminya.
"Iya sayang ada apa ?" tanya Bagas. Amira mengangkat wajahnya menatap Bagas.
"Bila suatu hari aku ingin berbisnis kembali mas tidak marah kan ?" tanyanya meminta persetujuan, Bagas mengangguk dia tidak bisa melarang keinginan istrinya itu.
"Boleh, kok aku tidak akan melarang keinginanmu itu !" Bagas mencium lembut Amira.
"terima kasih mas ! aku ingin mas jadi sekretaris ku lagi untuk mendampingiku ! karena hanya mas yang tahu dan mengerti diriku !" ujar Amira dan Bagas hanya mengangguk dan tersenyum.
"I love you !:
"I love you too !"
Keduanya kembali berciuman dan berpagutan, Bagas perlahan membalik tubuh Amira yang kini setengah menindih tubuhnya, sementara lengan Amira melingkar di lehernya. Bagas melepas ciuman dan beralih menuju leher jenjang milik istrinya tercinta. Amira hanya mendesah kecil, Amira sekarang lebih menyukai Bagas yang brewokan dibanding ketika dulu masih mulus.
Menurut Amira ada sesuatu sensasi yang membuat selalu berdesir, selain brewoknya itu ada hal lain lagi kalau bukan suara Bagas yang sedikit berat itu. dulu ketika masih sebagai sekretaris, Amira baru menyadari kalau suara Bagas seperti itu rasanya tidak cocok sebagai sekretarisnya karena terlalu cowok, tapi lama kelamaan ia mulai terbiasa bahkan rasanya teringat selalu.
Ciuman Bagas menuju ke belahan dadanya, perlahan dia membuka daster tipis milik Amira, dia membiarkannya bahkan membantu membuka branya yang juga tipis, dalam sekejap Amira dalam keadaan setengah telanjang hanya menyisakan celana dalamnya saja.
Bagas kembali mencium bibir Amira, mereka berciuman sementara tangan Bagas menyentuh lembut dua bukit kembar milik Amira dengan lembut di remas dan dibelai kedua putingnya.
"Aaaaahhhh .... mmaaasss !" desah dan erangan Amira, kembali Bagas menyelusuri leher dan kini tepat di belahan payudara milik Amira, dia menenggelamkan wajahnya di sana diciumi dan dijilati sesekali menghisap pentil coklatnya.
"Ooohhhh .... shhhh !" tubuh Amira menggeliat, dirinya bagai tersedot sesuatu matanya terpejam menikmati sentuhan suaminya Bagas.
Setelah puas, Bagas turun keperut dan kembali membuka cd Amira yang sedikit basah disana, kini tubuh Amira sudah telanjang bulat tanpa sehelai benangpun. Kini Bagas bermain di miss V miliknya. Amira hanya pasrah dan menggeliat tubuhnya sesekali meremas rambut Bagas yang ikal, erangan dan desahan terdengar jelas, keringat membasahi seluruh tubuhnya dan akhirnya dia mencapai puncak gairah yang pertama.
Bagas menatap Amira yang terengah-engah matanya menatap nanar padanya. Bagas membuka kaosnya dan celana pendek hanya menyisakan cd putihnya saja sama dengan Amira tadi. Dia berbaring di samping Amira dan menarik tubuhnya dan memeluknya sambil mencium bibir.
"Bagaimana sayang ?" bisiknya. Amira hanya tersenyum dan melingkarkan tangan ke leher Bagas.
"Kamu semakin pintar mas !" bisiknya sambil merapat lebih erat pada tubuh Bagas, dan merasakan ada benda hangat dan keras menggesek miss V nya.
"Kini giliranku, boleh kah ?" tatapan matanya terlihat mesum, Bagas hanya tersenyum dan mengangguk. Bagas dan Amira berciuman dan berpagutan kembali, kali ini Amira berada di atas tubuh Bagas.
Amira melepas ciumannya dan membelai wajah Bagas, perlahan di cium kedua pipinya dan kening juga bibirnya, tubuh Amira bergerak menggesek kan badannya serta payudaranya ke dada, sementara miss V nya menempel di tonjolan keras Bagas. Erangan keduanya terdengar.
Amira kini yang mengambil alih, dia mulai mencium dada kekar dan sedikit berbulu itu, lidah dan bibirnya menari di sana membuat Bagas mendesir dan mengerang kenikmatan. Setelah puas dia menuju perut four packnya Bagas, tak lama kini dia menatap tonjolan keras di balik cd putih milik lelaki yang di cintainya.
Ketika pertama kali hanya bisa menyentuh dan mengocoknya sampai ke puncak, ada rasa malu dan sedikit sungkan yang pada akhirnya ia menikmatinya, ketika akhirnya keperawanannya di tembus oleh batang keras berurat milik suaminya itu. muka Amira memerah bila mengingat hal itu yang membangkitkan hasrat seksual dalam dirinya. tanpa malu ia membuka cd itu dan kini Bagas telah telanjang sama seperti dirinya, matanya menatap tugu monas di hadapannya. perlahan di sentuh dan di genggamnya. Terasa hangat, keras tapi begitu lembut.
Amira menatap Bagas dan tersenyum, perlahan mulutnya mulai mengulumnya dengan lembut
"Aaaahhh .. saayangg ... !" erang Bagas, tubuhnya mengejang.
Amira rupanya sudah mulai nakal dia bukan hanya mengulum batang itu tapi menjilat dan menghisap bahkan meremasnya dengan gemas, hal itu membuat Bagas terbang melayang. Tak tahan Bagas bangun dan menarik tubuh Amira hingga duduk di pangkuannya dan melumat bibirnya, Amira membalasnya mereka berpagutan dan berciuman.
"kamu hebat sayang ! aku selalu tidak tahan bila kamu melakukan itu !" nafas Bagas terengah menahah nafsunya, Amira hanya tersenyum menggoda.
"Kamu curang ! aku sampai keluar, kamu engga !" ujar sambil manyun, Bagas hanya tersenyum dan mencium bibirnya.
"Sayang kalau di keluarkan di luar ! lebih baik di dalam buat dedek bayi !"
"ih ... !" Amira mencubit pinggang Bagas.
"Kamu mau kan ?" Tanya Bagas sambil menciumi hidung, kening dan pipi Amira.
"Boleh, tapi kamu juga harus mau mengurus dedek bayi !" muka Amira memerah.
"Siap sayang !" ujar Bagas sambil menghormat dan keduanya tertawa kecil. Bagas membaringkan tubuh Amira dan tubuh Bagas berada di atasnya mereka kembali berciuman dan berpagutan.
"Aaaahhh ... Sssaayaang !" erang Amira ketika merasakan Bagas sudah memasukinya. Bagas mencium leher Amira dan mulai menggerakan tubuhnya secara perlahan.
"Oooohhhh ... sssaayyaang ... eeennnaakk ssekkkaallii !" Bagas pun mengerang ketika Amira tidak tinggal diam dia menggoyangkan pinggulnya dan menjepit batang keras miliknya.
Makin lama gerakan itu makin cepat dan dalam, Bagas pun menciumi dua bukit kembar Amira. Erangan dan desahan semakin keras dari keduanya suara tumbukan di bawah mereka pun juga terdengar. kedua tubuh sudah menyatu.
"Aaaahhhhh ... sssaaayyyaaannggg ... llleebbiiihhh cceeppaattt !" Rintihan dan erangan Amira terdengar kini kakinya melingkar di pinggul Bagas yang makin leluasa menghujam kejantanannya semakin dalam.
Tubuh keduanya semakin basah oleh keringat, sampailah mereka dititik puncak kenikmatan.
"Aaaaahhhh aakkkuu mmmaauuu kkeelluuaarr .. !" teriak Amira, nafasnya makin memburu.
"aaakkkuu jjjuuugggaaa ... sssaaayyyaannggg .. aaahhh.. !" Tubuh Bagas mengejang setelah menekannya dalam-dalam, Amira pun menjerit memeluk tubuh Bagas. keduanya pun ambrukm nafas mereka naik turun. Bagas mengangkat wajahnya dan mencium bibir Amira. Amira membuka matanya dan membalas ciumannya. keduanya merasa puas, cairan kenikmatan mereka sudah bercampur menjadi satu.
Bersambung ...
Maaf kalau tidak hoott ... adegan seks nya ...