Ardhi Wijaya sudah memesan tempat makan khusus di Resort pribadinya sendiri, lebih mewah di banding resort yang lain, Villa berlantai 1 itu lebih besar dan sangat private karena paling ujung, sekelilingnya dikelilingi tembok khas bali dengan ukiran dan tinggi. pintu gerbangnya dari kayu yang juga berukir.
Ada dua kolam renang yang satu lebih kecil tapi menyatu dengan yang besar sama dengan kolam renang yang lainnya seakan bersatu dengan lautan. yang membedakan dengan lainnya adalah, kolam kecil itu berbentuk jacuzzi yang hangat dan menyemprotkan air untuk relaksasi.
Di samping kolam renang ada pondok terbuka untuk melihat pemandangan ke arah lautan, bisa juga untuk dipijat atau apapun dan disanalah keduanya akan makan malam yang atasnya ada meja dan mereka duduk di situ. Ada beberapa obor yang di nyalakan sehingga ada kesan romantis.
Anggia tiba di antar dengan mobil khusus ke resort, Ardhi Wijaya sendiri yang menyambutnya, dia memakai jas formal sangat tampan dan gagah. kedua saling terpesona dengan masing-masing diri mereka sendiri.
"Terima kasih kamu mau datang !" sambut Ardhi Wijaya.
"Aku juga terima kasih atas undangan makan malam ini !" jawab Anggia. Ardhi Wijaya mengajaknya masuk ke dalam dan menuju pondok tempat makan malam.
Angin berhembus dengan lembut, suasana agak sejuk tidak gerah, aroma laut menambah romantis bagi keduanya, Ardhi Wijaya seakan lupa akan statusnya seorang suami, ayah dan keluarganya. dimatanya sekarang hanya Anggia seorang dia seperti di hipnotis. matanya tak lepas dari gadis di hadapannya itu seperti seorang remaja yang baru jatuh cinta. Begitupun Anggia sama seperti Ardhi Wijaya, dia tidak perduli lagi walau lelaki itu sudah berkeluarga hatinya telah jatuh cinta padanya. Ia ingin memilikinya seutuhnya.
Makan malam pun di mulai ada beberapa pelayan yang melayani mereka berdua, semuanya seakan tidak perduli akan kemesraan bosnya dengan seorang perempuan. Keduanya makan malam sambil mengobrol dengan sangat akrab, dekat dan intim.
Ketika makan malam selesai, Ardhi Wijaya memberi tanda untuk semuanya pergi meninggalkan mereka berdua saja. Ketika mereka berdua saja, sepertinya itu yang di nantikan oleh keduanya.
"Mau berdangsa ?" pinta Ardhi Wijaya. Anggia menatap lelaki di hadapannya sambil mengulurkan tangannya.
"Tak ada musik ?" tanyanya, Ardhi Wijaya hanya tersenyum, Anggia menyambut tangannya.
Mereka kini sedang berpelukan sambil bergerak seperti berdangsa. kedua mata mereka saling tatap, keduanya seperti mengetahui hati mereka masing-masing.Tanpa di sadari kedua mulai berciuman.
"Maafkan aku !" bisik Ardhi Wijaya.
"Tidak apa-apa !" balas Anggia, keduanya terdiam.
"Aku menyukaimu sejak pertama bertemu !" ungkap Ardhi Wijaya, Anggia tertegun sambil menatap lelaki yang membuatnya jatuh cinta juga.
"Benarkah ? kamu kan sudah punya keluarga !"
"Aku sendiri tidak tahu !"
"Kamu sama saja seperti lelaki lainnya !" Anggia mendorong pelan tubuh Ardhi Wijaya melepas pelukannya.
"Apa maksudmu ?" Tanya Ardhi heran dengan penolakan Anggia.
"Ayolah tuan pasti mengerti, kita dulu bertemu dalam situasi yang seperti itu ! seks ! mereka hanya menyukai tubuhku saja tidak lebih ! bohong tentang cinta itu !" ujar Anggia tiba-tiba saja marah. Ardhi Wijaya terdiam.
"Kamu benar ! setiap pria beristri, itu dianggap sebagai pernainan saja yang dipikirnya hanya seks dan untuk bersenang-senang !" jawab Ardhi Wijaya.
"Lalu kenapa tuan menyukaiku ?" Anggia menatap Ardhi Wijaya.
"Aku juga tidak tahu ! aku tahu kamu juga sama !" Ardhi Wijaya tersenyum.
"Darimana kamu tahu ?" Anggia tertegun, dadanya berdebar keras.
"Kamu tidak menolak ciumanku !" bisik Ardhi Wijaya sambil kembali menarik tubuh Anggia.
"Aku tidak perduli hubungan ini hanya sebatas seks saja, setelah itu selesai ! beres !" tambahnya lagi. Anggia tersenyum kemudian melingkarkan tangannya menggoda pria yang disukainya.
"Oke, itu lebih baik !" mereka kembali berciuman kali ini berpagutan.
Setelah itu Ardhi Wijaya melepas ciumannya dan menarik tangan Anggia masuk ke dalam villa. Mereka kini di dalam kamar yang cukup luas, dengan tempat tidur berukuran kingsize. Kembali keduanya berciuman tidak perduli baru saja akrab, keduanya sedang di mabuk asmara.
Kini keduanya sudah berada di atas tempat tidur hanya mengenakan pakaian dalam saja, Ardhi Wijaya menggumuli tubuh sintal Anggia dengan penuh gairah, bibirnya kini menciumi leher Anggia dan membuka bra miliknya benda kenyal dua bukit kembar sudah terbuka keluar dari sarangnya.
Hal itu tidak di sia-siakan oleh Ardhi di ciuminya, dihisap, diremas dengan gemas, sementara Anggia hanya mendesah, merintih dan menggeliat tubuhnya. Ciuman Ardhi semakin bergairah dan penuh nafsu, kini ia menarik cd hitam milik Anggia, terlihat lah miss v nya yang berbulu tipis tak disia-siakannya Ardhi mulai bermain dengan mulut, lidah serta jarinya.
"Aaasahhhh ... mmmaaasss !" jerit Anggia matanya terbelalak tubuhnya ikut bergoyang dan menggeliat.
"Ooohhhh ... yeeesss ttteeerruuusss sssaaayyyaaannggg ... Aaahhh aakkuuu mmaauu kkkeellluuuaaarrr !" erang Anggia tangannya meremas rambut Ardhi Wijaya dan akhirnya sampai ke puncak kenikmatan dengan menyemburkan cairan yang cukup banyak dari miss V nya.
Nafas Anggia terengah-engah dia belum pernah merasakan hal ini sebelumnya, Ardhi Wijaya menatap Anggia dan tersenyum, dia mulai menciumi lagi seluruh tubuh gadis itu sambil membuka cd yang melekat pada tubuhnya. Kejantanannya sudah berdiri tegak keras meminta untuk menuntaskan hasrat birahinya.Kini dia menindih dan menghimpit tubuh Anggia dan mencium, melumat memangut bibir Anggia.
Anggia pun tak mau kalah dia membalas semuanya. Ardhi Wijaya membalik tubuh gadis itu kini di atasnya, kesempatan itu tak disia-sia Anggia gadis yang anggun berubah menjadi liar dan mesum. Anggia duduk dengan miss v menindih benda keras dan kenyal milik lelaki yang membuat tergila-gila dirinya. di gerakan pinggulnya dia seperti seorang joki di atas kuda.
Ardhi Wijaya hanya bisa pasrah tangannya meremas payudara milik Anggia nafasnya terengah sesekali terdengar erangan dari mulutnya. Tak tahan Ardhi Wijaya membalik tubuh Anggia kembali dan langsung memasukan senjatanya ke lubang kenikmatan keduanya menjerit kecil merasakan penyatuan tubuh mereka berdua.
Keduanya menyatu menjadi satu, berciuman, bergulingan saling himpit dan memeluk erat, Ardhi Wijaya mulai menggerakan tubuhnya awal pelan tapi dalam lama kelamaan semakin cepat, tubuh mereka basah penuh keringat. erangan, rintihan terdengar di kamar di tambah deburan ombak yang terdengar dari luar jendela yang terbuka.
Mereka bergelut di tempat tidur yang sekarang sudah berantakan, sampailah mereka berdua sampai kepuncak kenikmatan, teriakan geraman keduanya terdengar. Ardhi Wijaya ambruk di atas tubuh Anggia, punggungnya sedikit merah karena cakaran Anggia. Ternyata mereka berdua mempunyai hasrat seks yang sama besar.
"I love you !" bisik Ardhi Wijaya di telinga Anggia.
"I love you too !" balas Anggia sambil memeluk erat tubuh Ardhi Wijaya.
--------
Sejak saat itu mereka menjalin affair secara sembunyi-sembunyi, dimana pun kapan pun mereka selalu memadu kasih dan birahi yang panas, keduanya tidak perduli lagi apapun.
Sampai akhirnya skandal itu tetcium oleh Marina istri dari Ardhi Wijaya berawal dari kecurigaan suaminya jadi sering berdandan, dan sering tugas keluat kota. dan untuk pertama kalinya Marina menggunakan jasa detektif, dia hanya ingin tahu kegiatan suaminya itu. Betapa terkejutnya mengetahui suaminya berselingkuh dan dia mencari rahu siapa perempuan itu ! walau tahu Marina diam saja, sampai seorang wartawan memergoki Ardhi Wijaya sedang bermesraan dengan Anggia di Bali foto mereka yang sedang bermesraan terpangpang di semua media massa.
Skandal keduanya menjadi pemberitaan dan gosip semua orang, apa lagi Anggia terkenal karena perannya selalu baik-baik di sinetron maupun film sementara Ardhi Wijaya seorang pengusaha sukses dan sudah menikah. mereka berdua menjadi buruan awak media termasuk Marina.
Bersambung ....