Amira dan Bagas pulang kerumah dengan membawa Dewa setelah beberapa hari dirumah sakit. Setelah itu diadakan selamatan, mengundang anak yatim piatu untuk berdoa bagi sang jabang bayi dan keluarga besar semua.
Hubungan Marina dengan Ratih serta kedua cucunya menjadi dekat, sementara Ardhi Wijaya disaat bahagia seperti ini sedang berada diluar negeri untuk jangka waktu yang cukup lama, tetapi Marina tidak perduli.
"Dewi kamu sudah cerita pada Amira ?" tanyanya suatu hari ketika mereka berdua berbicara.
"Belum sempat bu !" jawab bu Dewi.
"Aku mohon jangan ceritakan siapa perempuan itu pada Amira !" ujarnya tegas.
"Baik bu, tapi Amira sepertinya tahu !"
"Ia memang tahu tapi jati diri perempuan itu belum tahu !"
"Apa tuan selalu bertemu dengannya ?" tanya bu Dewi hati-hati takut menyinggung perasaan Marina.
"Begitulah, walau status dia sudah bersuami !" Raut wajah Marina berubah dingin, bu Dewi terdiam.
"Dewi aku berterima kasih banyak padamu atas semuanya !"
"Ah tidak bu, saya memang menyayangi Amira termasuk Yudha !" jawab bu Dewi.
"Syukurlah Dewi, sebagai ibu aku telah gagal ! kalau saja aku lebih tegas sejak dulu mungkin tidak seperti ini !" Marina menghela nafas.
"Tidak kok bu, semua ada hikmahnya mereka menjadi anak yang kuat ! walau Yudha ...!" bu Dewi menundukan kepala.
"Bukan salahmu Dewi, Ardhi Wijaya lah yang ada di balik kematian Yudha !" Marina menatap tajam ke arah lain. bu Dewi tertegun tapi hanya terdiam.
"Apa yang anda lakukan sekarang ?" tanya bu Dewi.
"Aku tetap bersamanya, aku ingin melindungi putriku dan juga cucu-cucuku ! jangan pikir Ardhi Wijaya akan lupa tentang masa lalu, tidak ! dia masih menunggu seperti Yudha dulu !" jawab Marina sedikit tinggi.
"Aku tak percaya dia berubah sejauh itu !" ujar bu Dewi sambil menggeleng kepalanya.
"Begitulah, itu karena perempuan itu !" Jawab Marina.
----------
Kita akan menuju Ardhi Wijaya disaat yang bersamaan ketika Amira akan melahirkan, saat ini dia sedang terbang ke Singapura dan beberapa tempat lainnya untuk perjalanan bisnis. Ardhi Wijaya menggunakan pesawat pribadinya yang tidak begitu besar.
Ardhi Wijaya sempat menghubungi istrinya Marina untuk memberitahu hal ini, setelah berbasa-basi dia menuju bandara untuk terbang ke Singapura, di tengah jalan Ardhi Wijaya meminta mang Jana untuk ke suatu tempat lain dahulu. Mang Jana hanya melaksanakan tugas saja dan menuju tempat yang diinginkan sang majikan. Ternyata itu adalah sebuah hotel bintang 5 !
Sang majikan meminta mang Jana untuk masuk ke tempat parkir di sebuah gedung sebelah hotel. Setelah itu parkir di sana, tak lama Ardhi Wijaya menelpon seseorang.
"Hallo, sudah siap ? aku udah di tempat parkir lantai 2 ! oke aku tunggu ya !" ujarnya, sementara mang Jana berpikiran mungkin itu rekan bisnisnya.
Tak berapa lama terlihat ada yang datang ternyata itu adalah seorang perempuan ! dia sangat cantik dengan gaun yang sangat ketat dan seksi sekali sambil membaws koper kecil dan dia mendekat ke arah mobil.
"Mang Jana tolong masukin kopernya ke bagasi !" perintah Ardhi Wijaya pada mang Jana sementara dia membuka pintu untuk si perempuan masuk.
"Hallo sayang, nunggu lama ya ?" sapa Ardhi wijaya dengan senyuman pada si perempuan. dia pun masuk dan duduk di sampingnya.
"Lumayan mas !" jawabnya.
"Maafkan tadi ada rapat dulu !" Ardhi Wijaya merangkul pundak di perempuan dan menariknya hingga perempuan itu jatuh kepelukannya.
"Ih, mas nakal !" ujarnya dengan manja. Ardhi Wijaya hanya tertawa dan mereka berciuman, mang Jana yang telah selesai menyimpan koper si perempuan terkejut melihat majikannya bermesraan dengan seorang perempuan.
"Maaf tuan kita pergi ?" tanyanya, sepertinya Ardhi Wijaya tidak perduli atas diketahui aksi mesranya, dia hanya mengangguk. Dan mang Jana menjalankan mobilnya kembali.
Mang Jana seperti mengenal perempuan itu, ya dia melihatnya di televis namanya Anggia kusuma dewi, seorang sosialita, selebgram, aktris terkenal dan istri dari seorang pejabat di jaman orde baru. yang juga seorang pengusaha !
Mobil pun melaju ke bandara Halim Perdana Kusumah tempat pesawat pribadi dari Ardhi Wijaya terparkir. Setelah tiba mereka pun naik ke pesawat dan terbang menuju Singapura.
Ardhi Wijaya mengenal Anggia 10 tahun lalu di pulau Bali di sebuah klub exklusif milik temannya, waktu itu usia Anggia masih 18 tahun,. Dia seorang model dari ajang pemilihan cover girl di sebuah majalah. memang tidak menang hanya sebagai finalis saja, karena keinginannya menjadi seorang model membuat ia hijrah ke Jakarta pada umur 17 tahun apalagi mendapat tawaran dari sebuah agensi model.
Pertama kali Ardhi Wijaya bertemu Anggia sebenarnya biasa saja, karena dia sedang menjadi model pakaian renang yang berlenggak lenggok di tepi kolam renang bersama model lainya bukan hanya model cewek tapi cowok juga ada. justru teman-teman berbisik-bisik memperhatikan bentuk tubuh dan pakaian renang yang modelnya bikini yang sangat jarang digunakan di Indonesia, kecuali oleh cewek bule.
Rupanya temannya itu sudah memilih beberapa model tadi untuk menemani mereka mengobrol. Dan pada saat itu kebetulan Anggia lah yang bertugas menemani dirinya. Ardhi Wijaya pun masih bersikap biasa.
"Ayolah Ardhi jangan malu-malu ! takut ketahuan istri ya !" ujar teman-temannya sesama pengusaha menggodanya. Harus di akui memang seperti itu, bukan takut tapi masih ayah yang baik. Dia hanya tersenyum saja.
Sementara Anggia pada dasarnya gadis yang baik, tapi sayang karena lingkungan yang baru dari anak 'desa' masuk kota sebesar Jakarta yang banyak saingan dan keras, membuat pribadinya berubah drastis. Menurutnya menjadi seorang gadis polos tidak akan merubah dirinya menjadi apa yang diinginkan. Apalagi banyak yang mengejek dan menghinanya. Anggia pun akan melakukan apa pun untuk menjadi kaya dan terkenal.
Termasuk melakukan menjadi model plus seperti ini, bayarannya lumayan besar. Bahkan konon ini bisa menjadi pintu masuk untuk menggaet pengusaha biarpun hanya menjadi gadis simpanan ! tapi dengan itu apapun bisa terpenuhi keinginannya asalkan melayaninya dengan baik.
Awalnya sempat takut, tapi semua itu dibuangnya jauh-jauh dan dia mulai terbiasa dengan hal seperti itu. kedua orang tuanya tidak tahu tentang apa yang dilakukan Anggia.
Setelah pertemuan pertama, Ardhi Wijaya mulai lupa dengan Anggia begitu pun sebaliknya. Anggia sendiri akhirnya mendapat tawaran main sinetron oleh seorang produser, setelah sebelumnya ada imbalan tidur dengannya, padahal hanya sebagai peran pembantu saja. Tapi itu tidak masalah baginya yang jelas dia sudah tampil di tv.
Waktu teus berlalu, sampai akhirnya Anggia berhasil mendapat peran utama dalam sinetron striping, di sinetron itu ia berperan protagonis pasangannya seorang aktor dan model yang juga sedang naik daun, setelah beberapa episode gosip pun beredar tentang hubungan keduanya dan menjadi berita utama di berbagai berita. Entah karena gosip atau karena sinetronnya bagus yang jelas, Sinetron itu mendapat rating tinggi. Anggia sekarang sudah mendapatkan apa yang dia inginkan terwujud yaitu menjadi terkenal !
Bersambung ...