Bagas sudah berada di dalam mobil milik bosnya Amira, di dalam mobil tak ada yang berbicara, keduanya hanya terdiam, mereka berdua duduk bersebelahan.
"Madam, maaf !" Bagas memutuskan memberitahu pada Amira.
"Ada apa ?" Jawab Amira sambil melirik pada Bagas.
"Ini tentang pesta !"
"Apa semua beres ?"
"Iya, tapi ada hal lain yang harus saya sampaikan !" Ujar Bagas yang melirik pada Amira.
"Katakan saja !"
"Tadi asisten saya memberitahu, dia bertemu tuan dan nyonya besar dan meminta perubahan tempat duduk serta dekorasi !"
"Oh, hanya itu ?" Tanya Amira. Bagas terdiam.
"Itu tambahan untuk petunangan anda madam !" Amira tertegun.
"Begitu ... lalu !"
"Mau tidak mau asisten saya harus melakukannya !" Jawab Bagas. setelah itu tak ada pembicaraan apapun lagi oleh keduanya. sementara itu mang Jana sopir pribadi Amira sesekali memperhatikan mereka berdua.
Ahirnya mereka tiba di sebuah restoran Jepang yang sangat terkenal, restoran ini khusus yang sudah reservasi saja sebelumnya dan itu butuh waktu, tidak bisa langsung datang setelah di setujui karena daftarnya cukup panjang. Kenapa seperti itu karena masakan disini di sajikan dan di masak langsung sang koki yang asli jepang di hadapan para pelanggan.
Khusus Amira karena dia salah satu pelanggan setia restoran tersebut makanya mendapat prioritas khusus. Restoran ini bergaya seperti rumah tradisional Jepang. hanya ada tiga ruangan khusus makan, tapi hanya satu dipergunakan.
Mereka berdua turun dari mobil dan masuk ke dalam, ketika pintu geser di buka 2 gadis cantik berpakaian kimono Jepang menyambut mereka, setelah itu di bawa ke sebuah ruangan, karena tradisional negeri Sakura maka lantainya terbuat dari tatami ada satu meja dan dua bantal untuk duduk berdua saling berhadapan. semua interiornya asli dari jepang termasuk dengan taman belakang lengkap dengan pancuran kayu yang menambah kesan nyaman, sepi dan santai.
Bagas dan Amira duduk berhadapan, tak lama dua gadis pelayan tadi datang lagi membawakan sebuah teko dari tanah liat, dua cangkir gelas dari keramik serta dua piring cemilan. seorang gadis mengambil teko dan menuangkan teh hijau pada cangkir, dan memberikan kepada keduanya. Tak lama Amira meminumnya, Bagas sendiri mengikuti apa yang dilakukan bosnya karena ini untuk pertama kalinya.
Rasanya sedikit pahit tapi sangat menyegarkan, gadis pelayan itu pun keluar. Sementara Amira mengambil cemilan di piring yang bentuknya kecil entah apa namanya. Bagas pun mengikuti Amira.
"Manis !" ujar Bagas setelah mencicipinya, Amira tersenyum.
"Tentu saja ini cocok dengan teh macha yang pahit !" jawab Amira.
"Madam anda suka makanan Jepang ?" Tanya Bagas, karena selama ini ada dua restoran yang cukup sering di reservasi oleh bosnya salah satunya ini dan satu lagi restoran jepang khusus Sushi. Tentu saja ada yang lain tapi yang dua ini selalu ada saja setiap minggunya.
"Iya begitulah, aku menyukai semua yang berhubungan dengan Jepang ! aku juga sering liburan ke sana !" Jawab Amira dan kemudian kembali menuangkan teh ke cangkirnya dan juga Bagas. Bagas agak tertegun, biasanya dia yang selalu melayani bos nya kali ini Amira lah yang terlihat melakukannya.
Tak lama dua gadis pelayan datang kembali, mereka membereskan meja dan meletakan dua buah sumpit di depan Amira dan Bagas.
"Sekarang tahap pertama kita makan utama makanan jepang ! kita tak pernah tahu apa yang di masak sang koki, selama aku makan disini tak pernah sama menunya selalu berbeda itulah yang membuatku penasaran dan tentu saja enak sekali !" jelas Amira.
Makanan pertama yang dihidangkan ternyata tempura, tapi semuanya sayuran yang ringan lengkap dengan sausnya.
"Bagaimana ?" Amira bertanya pada Bagas.
"Enak tapi .."
"Tentu saja untuk lidah orang indonesia cukup hambar karena kesukaan kita berbumbu kuat !" Bagas mengangguk setuju atas penilaian Amira.
Setelah itu kembali dibereskan yang sudah selesai, kali ini disajikan minuman yang dipesan sebelumnya, mereka menunggu makanan utama datang.
"Bagas ..." Amira terhenti ketika hendak berbicara, dia menatap lelaki di depannya. Sementara Bagas tertegun ini pertama kalinya bos nya menyebut namanya bukan itu saja nadanya juga lembut. Amira tersenyum.
"Aku tidak bisa berbasa-basi, selalu to the point ! tapi ini ... tak bisa ditunda lagi !" Ujarnya.
"Memang ada apa madam !" tanya Bagas.
"Kamu ... mau jadi suamiku !" jawab Amira terus terang dan tegas. Bagas terkejut bukan main matanya melotot tidak percaya.
"Maksud Madam apa ?"
"Bisa tidak untuk berduaan seperti ini panggil saja namaku ! iya, kamu mau tidak jadi suamiku ... ya menikah gitu !" Jawab Amira mukanya sedikit memerah.
Bagas menatap cukup lama Amira, dia sudah menduga hal ini ! tapi cukup gila idenya.
"Yakin ? ma ... maksud saya, kamu mau menikah denganku Amira ?" Tanya Bagas sedikit tenang walau hatinya berdebar-debar. Amira kini yang tertegun.
"Aku tahu, ini hanya sementara bukan ?" lanjut Bagas.
"Kamu memang sekretarisku, dan selalu tahu apa yang kupikirkan !" Amira tersenyum.
Tak lama hidangan utama datang cukup banyak yang disajikan, ada ikan bakar, sayuran tumis, sup, nasi dan lainnya. Mereka pun makan dan sebentar melupakan apa yang dibacarakan oleh keduanya tadi.
"Ini enak sekali, walau menunya sederhana !" Puji Bagas, Amira hanya tertawa kecil tapi benar apa yang di katakan Bagas.
"Chief Sarada, memang hebat dan selalu penuh kejutan !" Amira pun memuji koki Jepang restoran itu.
Setelah selesai kembali dibereskan, kali ini mereka menyajikan teh biasa tapi baunya harum sekali dan ditambah cemilan penutup yang luar biasa enak. Mereka beristirahat sejenak sebelum akhirnya bertemu dengan Chief aslinya dan berterima kasih atas makanan yang di sajikan.
Ketika tagihan diberikan Bagas cukup kaget, tapi sepadan dengan makanan yang disajikan ternyata luar biasa lezat. Mereka pun pulang tapi Bagas meminta di antar ke kantor saja karena ada sesuatu yang harus dibereskan, Sementara Amira langsung pulang.
----------
Sesampainya di kantor, Bagas duduk di kursinya, selain hatinya sangat senang tapi ada yang membuatnya harus berfikir, yaitu tentang permintaan Amira tadi .Dia tahu akan ada resiko besar yang akan dihadapi nantinya. Dia harus bersiap dengan segala kemungkinan terburuk.
Kalau untuk masalah keuangan Bagas cukup lega, karena dulu bertemu seorang klien perusahaan yang menawarinya berinvestasi di saham, emas dan lainnya. sejak dia bekerja sebagai sekretaris cukup beruntung karena tidak terlalu menghamburkan uang dengan hal yang tidak perlu. Gajinya dirasa lebih dari cukup untuk kebutuhan sehari-hari sisanya dia tabung dan berinvestasi.
Di bilang kaya tidak juga tapi berkecukupan, dari saham dia mendapatkan komisi tambahan yang cukup lumayan. Bagi bujangan seperti dirinya sudah lebih dari cukup entah kalau sudah berkeluarga nanti. Sebenarnya kedua orang tuanya juga sudah menginginkan seorang cucu darinya, tapi karena kesibukan pekerjaannya dia tidak sempat sama sekali untuk bersosialisasi terutama dengan perempuan.
Bagas tidak bisa menolak apa yang diminta oleh bosnya itu, dia juga tidak bisa membayangkan hidup bersama dengannya. Bagas tahu benar sifat dan karakter Amira. Bila hal buruk terjadi siapkah bosnya menjadi 'miskin' ? tapi dia yakin Amira bukan wanita yang lemah, dia akan berusaha bangkit dari keterpurukan.
Bersambung ...