Chereads / MY BOS, SECRET ! / Chapter 6 - Perjodohan

Chapter 6 - Perjodohan

Sampai di luar Amira menangis, tak lama perutnya terasa mual dan memuntahkan yang tadi diminumnya. Karen hanya bisa mengusap punggung Amira.

"Sorry ... !" ujarnya pelan ada perasaan bersalah dalam diri Karen.

"Tidak apa-apa !" jawab Amira pelan, setelah itu mereka kembali ke asrama kampus. Selama seharian Amira hanya mengurung diri di kamar. Karen berusaha menenangkannya.

Shinta pun datang, dia datang ke kamar Amira dan terkejut melihatnya seperti itu.

"Mir elu engga apa-apa ? gue tadi ketemu Karen !" Tanyanya khawatir. Amira terbangun dan memeluk Shinta.

"Radit !" isaknya. Shinta tertegun. Radit adalah teman dekat sekaligus dianggap hero oleh Amira karena selalu membelanya dari bullyan orang lain. tapi sayang Radit masih labil dia terpengaruh dan membalik menjadi membencinya.

"Elu mabuk, Amira ! engga ada Radit disini yang melakukan itu orang lain, elu harus melupakan dia !" Shinta melepas dan menatap Amira.

"Amira, elu tuh kuat ! jangan kalah sama cowok brengsek seperti itu oke !" Shinta memberi semangat pada Amira, dan dia mengangguk.

"Terima kasih Shin !" jawab Amira pelan.

"Tidak apa-apa kok !" Shinta tersenyum.

Beberapa waktu kemudian Amira sudah bisa bangkit lagi, kedekatan Amira dan Karen kian dekar dan akrab.Banyak lelaki yang mendekati Amira yang memang mempunyai pesona kecantikan. Tanpa disadari Karen seting memperhatikan Amira. Amira sendiri tidak perduli bahkan semakin dingin terhadap laki-laki sejak kejadian itu.

----------

"Ada apa ?" Tanya Amira ketika mereka duduk dipojokan sebuah mini bar hotel, pada Karen.

"Tidak apa-apa, hanya aku rindu kamu !" jawab Karen. Amira terdiam.

"Sorry aku sudah bertunangan ! aku tidak ingin kembali ke masa lalu Karen !" Lanjutnya.

"Aku tahu, dengan Daniel Atmaja kan ?" Karen menatap Amira. dia tertegun rupanya gosip itu telah menyebar entah oleh siapa, padahal hal itu tidak keluar dari mulutnya.

"Bukan dengan dia, entah dari mana gosip itu cepat menyebar !" Jawab Karen.

"Lalu dengan siapa ?"

"Kenapa kamu mau tahu dengan siapa aku bertunangan Karen ?" Tanya Amira sambil menghirup minuman yang telah disajikan. Karen malah tersenyum walau nada Amira sedikit kesal.

"Kamu berubah banyak, sekarang kamu sudah bisa minuman keras ! sikapmu juga sudah tidak seperti dulu lagi ! aku hanya ingin tahu dan hanya mengucapkan selamat padamu bila itu benar terjadi ! selain itu ... aku minta maaf atas kejadian di masa lalu !" jelas Karen.

"Bukan hanya kamu yang diminta untuk segera menikah Amira ... aku juga, my daddy juga sama bahkan aku di jodohkan dengan lelaki lebih tua ... kamu tahu kan dia sudah menyadari sejak dulu aku lesbian ? dia mengultimatum aku bila tidak mau menikah maka seluruh keistimewaanku akan hilang ! aku mencoba untuk kebebasanku tapi sayang aku gagal dan kembali, dengan mengandung seorang anak !" lanjut Karen kemudian dia terdiam. Sementara Amira menatap Karen, dia tahu bahwa itu bukan bohong. Kenapa dia dulu cepat berteman karena dia dan Karen sama.

"Bagas Satrio !" jawab Amira kemudian. Karen menatap Amira.

"Oh my god, kamu yakin ?" Tanyanya tak percaya.

"Jangan katakan dia hanya sebagai kambing hitam kamu, Amira !" ujar Karen lagi.

"Aku tidak tahu lelaki mana lagi, yang ku tahu hanya dia !" Jawab Amira.

"He is gay ?"

"bukan ... tapi entahlah, aku tidak tahu !" Jawab Amira sedikit ragu.

"Dia tahu ?" Tanya Karen seakan mengerti. Amira menggeleng kepala.

"Entah hanya selintas di kepalaku !"

"Oke, Amira aku mengerti sekarang, apa ayahmu juga sama ?" Tanya Karen. Amira menghela nafas panjang kemudian mengangguk.

-----------

Sejak kakaknya Yudha meninggal dan menggantikannya menjadi pimpinan perusahaan Amira keluar dari rumah kedua orang tuanya, walau awalnya di tentang oleh kedua orang tuanya dengan alasan dia seorang perempuan. tapi ditepis oleh Amira bahwa dia bisa hidup mandiri.

Saat ini Amira mempunyai dua tempat tinggal satu Apartemen satunya sebuah rumah besar di perumahan elit Jakarta. Rumah itu sama besar dengan kedua orang tuanya dengan gaya mediteranian. sayang rumah itu jarang di tempati, Amira lebih memilih di Apartemennya yang juga tak kalah mewah dan exklusif dengan lift pribadi.

Sesekali dia berkunjung ke runah orang tuanya untuk makan malam, tak ada pembicaraan penting bahkan terkesan kaku. Keduanya tetap sibuk dengan urusan masing-masing. Papanya keluar dari perusahaan punya alasan lain yaitu menjadi anggota Dewan Rakyat dan sudah 5 tahun ini duduk di sana bahkan untuk periode selanjutnya. Tapi sayang kalah kini ia menjadi komisaris di perusahaannya sendiri.

Mamanya seperti biasa ikut kelompok arisan, Amira bahkan pernah di ajak tapi tidak lama karena menurutnya sangat membosankan. Tapi jangan salah dia mempunyai sederet bisnis yang sukses dari restoran, butik dan juga salon.

Sampai suatu kali papanya mengajak makan siang dan Amira tidak keberatan, mereka makan di sebuah restoran yang biasa mereka datangi dan duduk dimeja khusus pelanggan. Awalnya biasa tak ada pembicaraan penting hanya basa-basi biasa.

"Amira ... papa tahu, betapa besar kehilangan kakakmu Yudha ! tapi tidak kah kamu berpikir untuk menikah ?" Tanya papanya tiba-tiba, Amira menatap lelaki yang masih gagah di usia paruh baya, rambutnya sudah bercampur baur antara hitam dan putih sehingga berwarna abu-abu.

"Usiamu sudah mencukupi, papa dan mama sudah menemukan pasangan yang cocok untukmu !" lanjutnya pada saat itu juga nafsu makan Amira hilang seketika. ekpresi wajah berubah. Tetapi Ardi Wijaya seakan tidak perduli.

"Kamu tidak bisa terus begini, menjalani hidup yang tidak sepantas dan keluar jalur !" Amira menatap tajam papanya.

"Maksud papa ?"

"Papa sudah memberimu kebebasan dan keinginanmu terpenuhi ! tapi apa yang papa dengar diluar dugaan ternyata kamu malah menjadi ... Lesbian ! itu sangat menjijikan dan sangat tidak pantas !" Ardhi Wijaya menatap putri semata wayangnya sekarang setelah putra pertamanya tiada. Muka Amira memerah mendengar hal itu.

"Walau saat ini kamu tidak pacaran tetapi gosip tentang kamu sudah menyebar dan itu sudah mencoreng nama baik keluarga ! salah satu untuk menutupi hal itu dengan kamu menikah ! kalau menolak papa terpaksa melakukan sesuatu padamu !" lanjutnya.

"Apa itu papa !" jawaban Amira tegas seakan menantang papanya.

"Tentu saja semuanya harus kamu tinggalkan !" jawab Ardhi Wijaya.

"Kalau misalnya aku menikah tapi dengan pria lain ?" Tanya Amira.

"Boleh saja asal memenuhi kriteria !"

"Apa yang akan papa lakukan kalau lelaki itu orang biasa dan tetap akan aku lakukan !" Ardhi Wijaya menatap putrinya, dia menyadari dia sudah berubah banyak.

"Sama, kamu akan kehilangan semuanya !" jawab papanya.

"Aneh sekali, disaat yang sama papa ingin aku menghapus coremgan yang aku buat dengan menikah tapi disisi lain aku harus menikah dengan orang yang tak kukenal walau lelaki itu musang berbulu domba !" Ujar Amira ketus, menahan amarahnya.

"Apa maksudmu Amira !"

"Asal papa tahu, aku sudah tahu dengan siapa aku dijodohkan dan ternyata dia seorang playboy mengumbar cinta kemana-mana bahkan ke seorang pelacur ! selain itu dia penjudi berat menghamburkan uang hanya untuk itu ! itu sama saja menyerahkan aku ke mulut harimau dan menyiksaku !" Amira akhirnya mengukap perasaan yang terpendam dalam dirinya.

"Dan papa mengkaitkan ini dengan kak Yudha, kalau papa tidak egois seperti sekarang ! kak Yudha tentu masih hidup ! aku mengerti semuanya !" Amira sangat marah sekarang. Ardhi Wijaya terdiam.

bersambung ...