Chereads / MY BOS, SECRET ! / Chapter 4 - Bagas Dan Rahasia Calon Tunangan Amira

Chapter 4 - Bagas Dan Rahasia Calon Tunangan Amira

Bagas sudah sampai di sebuah mall yang menyatu dengan hotel, dia menuju lobi dan pergi ke lantai dimana butik terkenal itu berada, dia masuk dan disambut oleh para pelayan disana. Bagas memperlihatkan kartu anggota exklusif butik tersebut yang hanya dipunyai oleh segelintir orang saja. Kartu keanggotaan itu punya kelebihan anggotanya akan diberitahu barang baru sebelum dijual di toko beberapa bulan kemudian dan juga mendapat pelayanan khusus VIP.

Kemudian Bagas di bawa keruangan khusus, baju itu masih di gantung di tempat khusus pula ada 2 gaun satu long dress sedikit ketat di pinggang berwarna hitam dengan aksen gold dan satu lagi sama tapi lebih pendek. Bagas memperhatikan keduanya sangat bagus dan membayangkan pakaian itu di kenakan bosnya pasti sangat cocok dan akan menjadi pusat perhatian siapa pun yang melihat soal harga jangan di tanya. Bagas mengangguk dan sang pelayan kemudian membungkus pakaian itu dengan hati-hati.

Sementara Bagas menuju cashier untuk membayarnya sambil mengeluarkan kredit card hitam. Semua mengenai keuangan pribadi bosnya, di serahkan padanya, Bagas mempunyai akses penuh untuk hal itu oleh bosnya Amira. Pembelian sudah dilakukan beberapa hari lalu Amira hanya tinggal tunjuk dan memilih saja apa yang diinginkannya.

Sambil menunggu barang di bungkus Bagas duduk di sebuah sofa, tak lama masuklah seorang lelaki tampan dan gagah dengan seorang perempuan yang menggelendot manja sambil memegang lengannya erat.

"Sayang kok kesini sih ?" Tanya si perempuan dengan suara manja.

"loh ! bukannya kamu pengen tas baru !" jawab si pria sambil mencubit mesra.

"Beneran nih !" mata si perempuan langsung terbelalak tak percaya, si lelaki hanya tersenyum mengangguk.

"serius ! yang mana aja ya ?" si perempuan kelihatan sangat senang gembira.

"Serius ..! pilih aja yang kamu suka !" Seperti anak kecil perempuan itu melihat dan berdecak kagum dengan berbagai tas yang terpajang.

"mas, aku pengen yang itu ... sama yang disana ... !" tunjuknya seperti menunjuk permen atau kue yang dipajang. Dia tidak perduli bahwa apa yang ditunjuknya harganya sangat mahal. Tetapi melihat ekpresi si lelaki sepertinya memang tidak masalah tentang itu.

Bagas menatap tajam ke arah lelaki itu, dari penampilan memang tampan dengan kumis tipis dan pakaian yang memang memperlihatkan ia bukan orang sembarangan. Sementara si perempuan memang cantik dengan dress yang ketat sehingga sebagian terlihat paha dan belahan dada, memakai sepatu yang cukup tinggi, rambut yang di cat pirang kemerahan dengan dandanan cukup mencolok. Sementara si pelayan dengan sabar melayani pelanggan yang seperti itu.

"maaf menunggu, ini barangnya !" ujar si pelayan agak mengejutkan Bagas, dia mengangguk dan langsung pergi.

------------

"Kurang ajar ternyata dia lelaki itu !" Bagas agak marah di dalam hatinya, ya lelaki yang ada di butik bersama perempuan itu adalah yang dikabarkan dekat dengan bosnya. Daniel Atmaja !

Bagas berhenti sebentar di sebuah toko butik ternama khusus lelaki, dia terdiam sebentar dan teringat ketika pertama kalinya diajak masuk ke butik, awalnya tidak tahu untuk apa masuk kesana. Kejadian itu tepatnya setelah dia resmi menjadi seorang sekretaris dan sudah mulai menyesuaikan diri dengan kinerja bosnya yang termasuk tinggi.

"ikut aku !" Ajak si bos setelah Bagas mengikuti seharian di mall itu untuk berbelanja. Awalnya dia tidak mengerti kenapa harus mengikuti beliau padahal perkerjaannya hanya di kantor saja, Dia merasa seperti seorang pembantu yang membawa tas-tas belanjaan, mengambil loundry pakaian, memesan makanan dan lain sebagainya.

Si bos baru saja membeli 3 tas belanjaan pakaian yang menurut Bagas waktu itu sangat mahal yang tak mungkin bisa membelinya dengan gajinya sekarang atau kapanpun karena dompet kecil saja harganya bisa puluhan juta. Dalam pikirannya uang segitu lebih baik beli yang lain seperti rumah, motor atau menurutnya bermanfaat.

Tapi bagi si bos uang segitu tidak masalah berapa pun harganya bila cocok ya langsung di beli tanpa perduli mahal sekalipun.

"Bagaimana menurutmu ?" tanya bosnya meminta pendapatnya ketika mencoba sebuah baju.

"Bagus ... madam !" jawab Bagas. Amira melihat di kaca dan memperhatikan semuanya.

"kayaknya engga cocok ! coba yang lain !" Ujarnya sambil melirik ke pelayan toko. Sementara muka Bagas memerah karena ini sudah ke 5 kali pendapatnya di tolak seperti itu, bila dia mengatakan tidak cocok takut di marahi, diam salah, ngomong pun juga salah.

Begitulah tiga toko yang mereka masuki dengan merk berbeda. Sekarang keduanya memasuki toko berikutnya yang menjual khusus untuk laki-laki, dengan tertegun Bagas dan bosnya Amira masuk ke dalam.

"Selamat datang bisa saya bantu ?" sapa dua orang pelayan menyapa dengan ramah. Amira mengangguk.

"Tolong dandani dia dari ujung rambut sampai kaki !' sambil menunjuk ke arah Bagas. Kedua pelayan mengangguk ketika Amira mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Bagas pun yang masih bengong ketika di tarik ke ruangan khusus, sementara bosnya duduk menunggu sambil menelpon seakan tidak perduli !

Didalam dia diperlihatkan aneka ragam pakaian dari kaos dalam, kemeja, celana panjang yang jelas lengkap dari ujung rambut sampai kaki, Selama hampir satu jam dia bergonta ganti pakaian. Sampailah Bagas memakai pakaian terakhir dia tak percaya melihat penampilannya sendiri yang sedikit berubah seperti orang berada atau menurut si pelayan toko bagai seorang model !

Ketika Amira melihat penampilan Bagas ... hanya menatap dan mengangguk setelah itu mereka pergi.

"Kamu tuh sekretaris aku ! bukan pembantu, jadi penampilan harus diutamakan ! jangan malu-maluin mengerti !" Ujarnya menatap pada Bagas yang hanya diam.

"Apalagi kita akah bertemu banyak klien, dan diundang datang ke sebuah acara !" jelasnya lagi. Padahal dalam hati Bagas penampilan yang sekarang tidaklah buruk, siapa juga yang mengatakan pembantu padahal di suruh ini itu kan sama saja sebutannya,

"tit ...tit ... !" hp nya berdering, Bagas seperti tersadar dia harus menuju tempat lainnya.

"Hallo, ada San ? oh ... ya udah ... !" jawabnya sambil menuju tempat parkir.

----------

Sementara itu Amira masih mengobrol, tak terasa waktu terus berlalu dia memutuskan menyudahi pertemuan dengan Shinta, dan dia tidak keberatah.

"Sorry Mir udah ganggu waktu lo !" Ujar Shinta.

"Engga apa-apa sesekali menenangkan diri dengan bertemu dengan elu udah cukup kok !" mereka pun cipika cipiki kembali dan Amira langsung pergi.

Baru saja Amira berjalan keluar restoran, dia tertegun menatap seorang perempuan berdiri di depannya !

"Karen ... !" ucapnya tanpa sadar. Dihadapannya seorang gadis cantik sedikit tomboy dengan rambut pendek berwarna coklat.

"Hallo Amira ! sudah lama tidak bertemu !" Sapanya dan mendekat memeluk dan mencium pipi Amira.

"Apa kabarmu, aku menelpon ke kantor katanya kamu sibuk sekali !"

"Begitulah Karen ... aku baik-baik saja !" Jawab Amira dengan sedikit mundur agak berjarak dengan perempuan di depannya. Sepertinya Karen tidak perduli dengan penolakan secara tidak langsung dari Amira.

"Bisa kita berbicara sebentar ?" Tanyanya sambil menatap Amira.

"oke, tapi hanya sebentar !" Jawabnya. Karen tersenyum mengangguk dan membawanya ke sebuah bar.

Bersambung ...