Chereads / MY BOS, SECRET ! / Chapter 3 - Masa Lalu Amira

Chapter 3 - Masa Lalu Amira

Tak terasa waktu terus berlalu Yudha yang diusir mampu membuktikan bahwa pilihan hidupnya tidak salah. Bandnya menjadi sangat terkenal tampil di tv dan di berbagai panggung utama. Tapi sayang di tengah puncak populararitas Yudha mendapat lingkungan yang salah sehingga dia jatuh di kehidupan malam, seks dan narkoba.

Sementara Amira yang memasuki masa SMU berubah dari itik buruk rupa menjadi sang angsa putih. Di sekolahnya dia menjelma menjadi gadis populer dan cantik, di gilai para kaum lelaki di sekolahnya. banyak yang ingin menjadi pacarnya tapi sayang Amira berubah menjadi dingin.

Perasaan cintanya telah hilang akibat di bully dan penolakan dari 'teman lelakinya'. Dulu dia pernah menyukai seorang lelaki yang sempat menjadi seorang pangeran dan superheronya. lelaki itu beberapa kali membela diri dari bullyian, tanpa disadari ada perasaan suka padanya. sayang seribu sayang lelaki itu masih labil tak tahan di goda oleh teman-teman sebagai 'pacarnya' yang bertubuh gendut lelaki itu pun berubah menjadi membencinya.

Amira tahu semua lelaki yang mendekatinya hanya menginginkan tubuhnya semata bukan hatinya, selama ini satu-satu lelaki yang di hatinya hanyalah kakaknya tercinta. Sampai suatu ketika dia menerima kabar kakaknya over dosis ditemukan di kamar apartemennya. untunglah dia masih bisa di selamatkan, dan kemudian di bawa ke panti rehabilitasi ketergantungan obat.

Hidup kakaknya Yudha berubah seketika, dia kembali ke kekehidupan yang dulu di bencinya. Papanya memberikan syarat padanya untuk kembali bila menuruti semua keinginannya. Tak lama Yudha menggantikan menempati posisi papanya di perusahaan. Sebenarnya ada campur tangan Amira dalam hal ini. Dia tidak ingin kehilangan kakaknya tercinta.

Setelah lulus SMU Amira melanjutkan kuliah ke Australia dia diterima di salah satu universitas bergengsi di sana. Dia masuk jurusan manajemen bisnis. Tak terasa sudah satu tahun dia berkuliah, tidak begitu banyak teman dan lebih menutup dirinya dari pergaulan anak muda pada umumnya yang bersenang-senang ke klub atau mencari cowok ganteng.

Tapi semua berubah ketika Amira bertemu Shinta ! Shinta Damayanti tak jauh berbeda dengannya ayahnya pengusaha sekaligus terjun ke dunia politik. Pertemuan mereka terjadi di kantin kampus. Waktu itu Amira sedang berkutat dengan laptopnya mengerjakan tugas yang diberikan seorang dosennya.

"menyebalkan ! semua cowok tuh sama, brengsek !" Amira mengangkat wajahnya untuk melihat siapa yang sedang kesal. Seorang perempuan memakai kaos sedikit ketat dengan dandanan lengkap seperti hendak ke pesta dan celana blue jins dari penampilannya semua bermerk mahal. rambutnya diwarnai pirang kecoklatan seperti bule.

"Lu tau engga si Alex ? ternyata playboy abis ! gila ! kok bisa, gue ketipu ya !" dari pembicaraannya dia dan perempuan itu seperti sudah kenal lama. Tapi Amira tidak perduli,

"Amira Prameswari Wijaya ... !" Dia menyebutkan nama lengkapnya.

"Lu tahu nama lengkap gue ?" Amira bertanya dengan heran, si perempuan tertawa.

"ya iyalah Mir ! masa elu enggak tahu gue sih ! kita udah ketemu beberapa kali di pesta yang di laksanakan keluarga gue maupun elu ! bahkan kita sering bertemu sebelum kita kuliah disini !" jelasnya.

"Bahkan elu pernah curhat betapa senangnya kakak lu tidak kenapa-kenapa waktu over dosis !" Amira terdiam dan akhirnya menghela nafas. Dia mengenal perempuan di depannya.

"Sorry Shin ! abis elu berbeda dari terakhir bertemu !" jawab Amira.

"Bagaimana menurutmu treatmen berlian gue ? ada hasilnya ya !" ujarnya terlihat gembira, baginya salon dan operasi plastik sudah tak asing lagi, walau belum melakukan yang paling extrem. Tapi untuk perawatan Shinta sudah mencoba apapun termasuk yang paling mahal sekalipun.

Berbeda dengan Amira, tidak ada satupun yang bisa menyentuh kulitnya sedikitpun dari pisau operasi. Semuanya masih sama, bahkan perubahan dirinya dari badan gemuk ke sekarang ini. Hanya cukup melakukan diet biasa saja serta olah raga renang seminggu sekali. Sebenarnya bukannya tidak pernah ke Salon hanya jarang dilakukan olehnya. Padahal mamanya sering sekali mengajaknya ketika usia 10 tahun tapi percuma saja, waktu itu ketika tumbuhnya sedang gemuk. Mamanya hanya tertawa dia tidak khawatir dengan berat badannya karena menurutnya itu tandanya sehat.

Mamanya termasuk cantik mungkn kecantikannya itu menurun darinya, dulu mamanya mantan model kariernya cukup dikenal di kalangan disainer papan atas Indonesia. Tak lama di persunting oleh seorang pengusaha yaitu Ardhi Wijaya yang pada saat itu gosipnya seorang playboy banyak perempuan cantik yang mendekatinya.

---------------

Begitulah Shinta Damayanti menjadi satu-satunya sahabat karibnya hingga sekarang. Amira menghela nafas panjang kemudian bangkit dari kursinya melirik ke arah jam tangannya. Shinta sudah janjian untuk makan siang dengannya. Di banding dirinya, Shinta sudah menikah dan punya anak satu perempuan itu yang diingatnya, suaminya Samuel anak dari pengusaha juga dan itu bisa di sebut pernikahan bisnis, dikalangan anak pengusaha seperti itu sudah menjadi hal yang biasa.

Sekarang Amira sedang dalam perjalanan menuju sebuah hotel bintang lima. tak lama dia pun sampai dan menuju restoran khusus. Amira di bawa menuju ke meja dimana sahabatnya sedang menunggu. Terlihat seorang perempuan cantik rambut pendek dengan pakaian cukup seksi sehingga memperlihatkan bentuk tubuhnya.

"Hallo baby apa kabar !" ujarnya menyambut Amira sambil cipika cipiki. Amira hanya tersenyum, kemudian duduk di depan sahabatnya yang ternyata tidak sendiri di sampingnya ada seorang balita bersama baby sister

.

"Kamu punya anak lagi Shin ?" tanya Amira sambil menggoda sang balita.

"iya nih, abis suami gue pengen anak banyak ! ha... ha ... padahal dua aja belum pada gede eh nongol lagi !" tawanya berderai. Amira tertawa juga,

"Siapa namanya ?" Amira terlihat gemas pada pipi si bayi.

"Namanya Arthur ! kamu kapan nih ?" tanya Shinta. Amira bosan dengan pertanyaan tersebut, tapi untunglah Shinta sahabatnya jadi dia memakluminya

"Sorry Mir cuma bercanda !" Shinta merasa bersalah.

"Engga apa-apa ko santai aja !" jawab Amira tersenyum.

"Ya udah, elu pesen apa aja yang di suka ! gue yang traktir !" ujarnya sambil mengambil botol susu untuk anaknya, Amira mengangguk.

Mereka pun makan siang sambil mengobrol, lebih tepatnya Shinta yang mendominasi percakapan sementara Amira hanya mengangguk, tersenyum sesekali tertawa.

"Mir, apa benar kamu di jodohkan ?" tanya Shinta, Amira tertegun. "Katanya sama Daniel Atmaja ya ?"

"Engga tahu Shin ! aku juga baru dengar !" jawab Amira tenang.

"Aku dengar dari berita gosip loh ! nih coba kamu lihat ?" Shinta memperlihatkan sebuah foto di sebuah situs salah satu majalah terkenal termasuk beritanya. Amira seperti tidak perduli. Shinta menatap sahabatnya itu, dia satu-satunya yang mengetahui pribadi dan rahasia sahabatnya yang selama ini di tutupinya.

"Aku dengar Karen ada di sini ?" Amira menatap sahabatnya. Tak lama si kecil menangis Shinta meminta baby sisternya untuk pergi menenangkannya.

"Iya aku tahu !" jawab Amira singkat.

"Aku harap kamu ... hati-hati !" ujar Shinta pelan. Amira hanya terdiam.

"Aku tahu, Mir ... sebenarnya gue denger perjodohan itu dari kedua orang tua lu ... gue engga sengaja denger ! sebenarnya sih bukan masalah itu yang aku omongin tapi tentang si Daniel, gue tahu dia anak siapa, sama seperti kita tapi sayangnya dia tuh playboy abis !" jelas Shinta.

"gue engga perduli dia itu siapa Shin, gue engga tertarik !" jawab Amira.

"tapi kedua ortu lu tahu kalau elu ... !" Shinta terdiam.

"Lesbian ?" jawab Amira. Shinta hanya mengangguk.

------

Sementara itu Bagas setelah keluar dari ruangan si bos, dia sempat mengintip Amira sedang melamun sambil menatap foto di atas mejanya. Bagas menghela nafas, dia seakan mengerti perasaan Amira. Sudah banyak rahasia bosnya seiring berjalannya bekerja sebagai seorang Sekretaris.

Bagas semakin mengerti siapa Amira, yang pada awalnya dibencinya. Benar kata ibu Dewi dibalik sikapnya yang seperti itu Amira wanita kesepian dan rapuh. Dia terlihat keras dan tegar. Bagas mengetahui bagaimana sikap klien bosnya yang kebanyakan lelaki seakan meremehkan kinerja sebagai seorang pengusaha wanita, pemimpin perusahaan.

Handphonenya berdering Bagas tertegun ketika dia melihat siapa yang menghubunginya.

"Hallo miss Karen ... maafkan saya untuk jadwal satu minggu ini cukup padat jadi ... apa ? iya saya tahu anda siapa .., tapi seluruh kegiatan madam sudah di rencanakan ...! " telpon di tutup, Bagas terdiam. Dia sudah tahu siapa Karen.

Bukan hanya masalah itu, dia tahu hubungan bosnya dengan seorang lelaki bernama Daniel Atmaja ! dari gosip di internet. Untuk itu Bagas menyelidiki siapa dia bukan karena urusan itu pribadi, sebagai seorang sekretaris Direktur dia harus tahu siapapun yang dekat dengan bosnya baik klien, pacar ataupun teman dekat.

Ditambah Bagas mendapat info dari orang terpercaya bosnya akan di pertunangkan dengan lelaki itu. Bagas menatap foto keluarga di mejanya. Ibu Dewi sering bercerita tentang keluarga ARDHI WIJAYA terutama kakak lelaki dari bosnya YUDHA PRATAMA. Sebenarnya Bagas mengenal Band yang di pimpin olehnya bahkan ada beberapa lagu yang sempat menjadi favoritnya dulu. Dia tak menyangka dan tak menduga kalau vokalis dari band itu adalah kakak dari bosnya sekarang.

Ada satu rahasia lain yang mungkin tidak diketahui oleh Amira dan keluarganya yaitu ternyata Yudha Pratama sudah menikah dan mempunyai anak ! hanya saja istri dan putranya itu tidak dipublikasikan. Dan Bagas mengetahuinya.

Ketika Yudha meninggal istrinya tidak menuntut hak apapun dari warisan suaminya, dia mengetahui siapa keluarganya. saat ini mereka tinggal bersama kedua orang tua si istri.

"Bu kenapa tidak di beritahu kalau Yudha sudah berkeluarga bahkan punya anak !" Tanya Bagas pada bu Dewi.

"Itu permirntaan istrinya sendiri yang tidak mau mengganggu keluarga Ardhi Wijaya !" jawab bu Dewi waktu itu.

Bagas menghela nafas, kemudian bangun dan beranjak pergi saat ini ada jadwal kegiatan yang harus dilakukan. Pertama akan ke butik exklusif dari brand ternama untuk mengambil baju yang telah di beli oleh sang bos, setelah itu ke seorang desainer untuk yang sama tapi di pesan khusus.

Sebelum pergi Bagas meminta para asistennya dengan tugas yang lainnya. Sekarang Bagas perjalanan menuju sebuah mall di Jakarta.

bersambung ...