Chereads / GADIS IMPIAN / Chapter 8 - [7] Cantiknya anak kesayangan umi

Chapter 8 - [7] Cantiknya anak kesayangan umi

Waktu sudah pagi, dan mentari sudah memancarkan sinarnya.

Hari ini Bahir dan Farah akan mengantarkan anak perempuan nya ke pesantren Al ikhlas yang ada di Surabaya, cukup jauh sih, tapi jika ini yang terbaik buat Auliya, Bahir akan melakukan apa saja.

Auliya yang masih setia tidur di atas kasur empuknya, tiba tiba "tokk tokk tokk, sayang buka pintu nya dong" ucap Farah sambil mengetuk pintu kamar Aulia.

Auliya yang mendengar ketukan pintu kamar nya. Auliya beranjak dari tempat tidur nya dan pergi ke arah pintu dan membukanya.

"Apa" tanya Auliya singkat dan mengucek mata nya, "sayang kok belum siap siap sih, nanti jam 7 kita kan berangkat" ucap Farah pelan.

"Kemana" tanya Auliya sambil mengingat sesuatu. "Kan hari ini kamu mau masuk pesantren" jawab Farah.

"Oh, bentar gue mau mandi dulu" ucap Auliya, "iya, umi tunggu di dalam kamar kamu ajah ya, biar umi cek lagi, siapa tau ada yang ketinggalan" ucap Farah dan di balas angguk an oleh Auliya.

Setelah Auliya mandi dan keluar dari ruang ganti dengan pakaian celana jeans dan Hem kotak kotak setengah lengan panjang, dan jangan lupa dengan rambut kuncir kudanya.

"Astagfirullah Liya, kok pakek gituan" ucap Farah kaget.

"Truss gue pakek apaan" tanya Auliya sambil menaikan sebelah alisnya.

Farah pergi ke arah lemari Auliya dan mencari sebuah gamis milik Auliya yang ia berikan semalam.

"Nih, kamu pakai ini ya sayang" ucap Farah sambil memberikan sebuah gamis maroon dan Khimar panjang.

"Ish, ribet amat jadi anak pondok" omel Auliya. "Sayang, gaboleh gitu ah, ini kan buat nutupin aurat kamu" ucap Farah sambil menjelaskan.

Setelah itu Auliya memakai gamis yang di berikan Farah tadi, setelah Auliya sudah siap Farah menyuruh nya untuk turun dan sarapan.

Ketika Farah dan Auliya menuruni anak tangga, mata mereka langsung tertuju pada Bahir yang sudah ada di meja makan.

"Selamat pagi kesayangan Abi" sapa Bahir dengan senyum, "pagi juga Abi" balas Farah dengan senyum khasnya. Tapi tidak dengan Auliya, Auliya malah malas melihat Abi nya karena Auliya masih merajuk dengan cara Abi nya untuk merubah nya menjadi lebih baik.

"Sayang yuk makan, biar umi yang ambilin ya" ucap Farah sambil mengambil piring dan menyentong sebuah nasi. "Gimana sayang, udah cukup atau kurang" lanjut Farah selesai mengambilkan makanan buat Auliya. "Iya, cukup" balas Auliya seapa adanya.

"Yaudah yuk di makan" ucap bahir. Namun Auliya tak menghiraukan ucapan Abi nya itu. "Sayang" ucap Farah sambil menggelengkan kepalanya.

Ketika di pertengahan makan mereka, tak ada satu pun yang bicara. Karena mereka sudah tau jika makan tidak boleh bicara.

Setelah semua sudah sarapan,"Liya, maafin Abi ya, Abi terpaksa masukin kamu ke pesantren temen Abi di Surabaya" ucap Bahir lirih... "Abi pikir ini yang terbaik buat kamu nak, Abi nggak ingin hal kemarin terjadi lagi" lanjut Bahir. Tetapi Auliya sama sekali tidak menghiraukan ucapan nya.

"Apakah kamu sudah siap nak, Abi rasa kamu sudah bisa menerima keputusan Abi ya" ucap Bahir. "He-em" balas Auliya hanya deheman.

"Yasudah yuk kita berangkat sudah jam 7, nanti kita kesore an sampai nya" ajak Bahir dan di balas angguk an oleh Farah.

"Yuk sayang, kamu keluar ajah sama Abi, biar umi yang ambilin koper kamu ya" ucap Farah dan Auliya menuruti nya.

Setelah semua sudah berada di mobil, dengan posisi Bahir duduk di bangku sopir dan di samping Farah, sedangkan Auliya memilih duduk di belakang.

Ketika di perjalanan, Auliya bosan di dalam mobil, karena perjalanan dari Jakarta ke Surabaya cukup lama, Auliya yang di dalam mobil hanya melihat ke luar jendela mobilnya dan melihat mobil mobil yang melaju.

Tidak seperti Bahir dan Farah,mereka asik mengobrol dan bercanda, tetapi Auliya tidak mood untuk bergabung ngobrol dengan kedua orang tua nya, meskipun Farah dan Bahir sudah mencoba mengajak Auliya bicara agar tak bosan, tetapi Auliya hanya memilih diam

Ketika Auliya melihat ke luar jendela, dan perlahan lahan membuka jendela mobil milik Bahir sedikit karena Auliya merasa gerah dengan Khimar panjang nya yang di berikan Farah semalam. Meskipun ada AC mobil, tetapi Auliya lebih memilih angin alami biar lebih sejuk, dan tak terasa Auliya pun terlelap tidur di dalam mobil karena angin yang berhembus kencang.

🍃

Dan tak terasa kemudian mobil Bahir berhenti di suatu tempat yang dimana banyak Santi wan dan santri Wati disana. Yah! Mereka sudah sampai di pesantren Al ikhlas Surabaya.

Ketika mereka berhenti dan melihat ke luar jendela, mereka sudah di sambut oleh kyai Yusuf dan ustadzah Maria anak kyai Yusuf.

Ketika Bahir melihat teman nya ketika di Kairo Mesir yaitu Yusuf, Bahir langsung keluar dari mobil dan menghampiri kyai Yusuf dan menyalami nya.

"Assalamualaikum kyai" sapa Bahir dan Farah ketika di hadapan kyai Yusuf, "waalaikumsalam warohmatullah" balas kyai Yusuf begitupun ustadzah Maria. Bahir dan Farah menyalami mereka.

"Oh iya kyai, tujuan saya di sini mau menitipkan putri satu satunya kami yaitu Auliya. Kami harap ketika Auliya di sini dapat menuntut ilmu ilmu agama yang kyai dan ustadzah berikan, dan kami percayakan ini kepada kyai dan juga ustadzah" ucap Bahir dengan senyum.

"Insyaallah kami akan mendidik anak bapak dengan sebaik mungkin, agar dia bisa menjadi anak yang shaliha" balas ustadzah Maria.

"Oh iya, ngomong ngomong dimana anak kamu hir" tanya kyai Yusuf kepada Bahir. "Dia ada di dalam mobil, bentar ya, biar saya suruh istri saya yang manggilin" balas Bahir.

"Mi, tolong panggil kan Auliya ya mi" ucap Bahir kepada Farah, "iya bi" setelah itu Farah pun pergi dari hadapan mereka dan kembali ke mobil Bahir.

Ketika Farah membuka pintu bagian belakang mobil yang di duduk i oleh auliya, Farah melihat anak nya yang tidur pulas.

"Sayang, bangun kita sudah sampai" ucap Farah sambil menggoyangkan tubuh Auliya pelan. "Eh iya" balas Auliya dan duduk sambil mengucek mata nya dan melihat ke luar jendela, dan disana ada Abi nya bersama seorang laki-laki dan perempuan.

"Udah nyampe" tanya Auliya. "Iya sayang, yuk kita keluar" balas Farah dan mengajak Auliya.

"Tuh khimarnya di benerin dulu" lanjut Farah dan Auliya segera merapikan khimarnya.

Setelah itu Farah dan Auliya keluar dari mobil dan menemui Bahir, "maaf ya kyai, ustadzah lama menunggu" ucap Farah. "Oh nggak papa Bu" ucap ustadzah Maria.

"Oh iya, ini anak saya, nama nya Auliya khalisa Al basil" ucap Farah sambil memperkenal kan Auliya, "oh ini yang nama nya Auliya, cantik nya kamu ya" balas ustadzah Maria. Namun Auliya tak menghiraukan nya.

"Oh iya nama ana Maria putri Yusuf, antum boleh panggil ana ustadzah Maria" ucap ustadzah Maria memperkenalkan diri.

"Ribet amat manggilnya" gumam Auliya pelan, tapi bisa di dengar mereka. "Yaudah kita masuk ajah yuk, lagian ini sudah sore habis ini Maghrib" ucap kyai Yusuf. "Oh iya kyai" balas Bahir.

Setelah mereka mengobrol di ruangan kyai Yusuf, tiba tiba suara adzan Maghrib berkumandang di masjid pesantren Al ikhlas.

"Allahuakbar"

"Allahuakbar"

"Hir, sudah Maghrib tuh, kita shalat berjamaah ajah yuk" ajak kyai Yusuf. "Oh iya suf" balas Bahir.

"Liya, umi yuk kita shalat" ajak Bahir kepada Auliya dan Farah. "iya bi, ayo sayang" ajak Farah kepada Auliya. "Gamau ah, lu sendiri ajah sana, gue capek" balas Auliya.

"Auliya yuk nak, kita shalat, itu kan sudah menjadi kewajiban kita sebagai umat muslim" ajak kyai Yusuf. "Nanti gue nyusul, kalian duluan ajah" balas Auliya.

"Maafin sikap Auliya ya suf" bisik Bahir di samping kyai Yusuf. "Yasudah kita shalat ajah, mari" ajak kyai Yusuf, dan di balas angguk an oleh Bahir dan juga Farah.

Setelah mereka shalat Maghrib, ustadzah Maria mengajak Auliya ke kamar nya.

"Auliya ini kamar kamu" ucap ustadzah Maria. "Lebih bagus an ajah kamar gue" gumam Auliya. "Maaf ya Auliya, memang begini kamarnya" balas ustadzah Maria.

"Oh iya kenalin, itu Dhiva dan Syifa" ucap ustadzah Maria sambil menunjuk Dhiva dan Syifa di dalam kamar sedang belajar.

Setelah itu ustadzah Maria mengajak masuk Auliya, dan Auliya mengikuti nya. "Assalamualaikum" ucap ustadzah Maria. Tidak dengan Auliya, Auliya malah melihat lihat ruangan itu.

"Waalaikumsalam ustadzah" jawab Dhiva dan Syifa kompak dan menyalami Maria. "Oh iya kenalin ini Auliya khalida Al basil, panggil saja Auliya" ucap Maria, "ini yang ustadzah maksud kemarin teman baru kailan yang akan tidur sama kalian" lanjut ustadzah Maria.

"Iya ustadzah, saya senang kok" balas Syifa. "Iya kan dhiva" ucap Syifa sambil menyenggol lengan Dhiva, "ya" ucap Dhiva malas.

"Yaudah Auliya, kamu beres beres dulu ajah setelah itu kita shalat isya" ucap ustadzah. "Ya" balas Auliya spontan.

Ketika Auliya ingin membereskan pakaian nya, tiba tiba "hai Auliya, kenalin ana Syifa sauqiya, panggil saja Syifa, dan ini nadhivatul Azhar panggil saja Dhiva" ucap Syifa memperkenalkan diri dan Dhiva. "Dah tau" balas Auliya.

Setelah itu Auliya membereskan pakaian nya di lemari nya, Auliya merasa tak biasa membereskan pakaian nya sendiri, biasanya Farah yang selalu membereskan nya.

"Eh lu, sini" panggil Auliya kepada Syifa dan Dhiva. "Eh iya Liya ada apa" tanya Syifa ramah. "Bantuin gue beresin baju gue dong" ucap Auliya seperti seorang bos.

"Iya, ana bantu" balas Syifa. "Males ah, antum kan baru disini, kok gaada sopan santun nya" ketus Dhiva. "Hust Dhiva gaboleh gitu, Auliya ini kan pendatang baru, harus nya kita sambut, bukanya gitu" ucap Syifa ketika membereskan pakaian Auliya.

Dhiva menangkupkan kedua tangan nya di atas dada langsung meninggalkan Syifa dan Auliya, "maaf ya liya, Dhiva emang gitu orang nya, tapi dia baik kok" ucap syifa. "Baik apaan coba" gumam Auliya. Dan di balas senyuman oleh Syifa

"Auliya, sudah beres nih, yuk kita shalat isya'" ajak Syifa. "Lu sendiri ajah, gue capek" balas Auliya. "Yasudah ana duluan ya" ucap syifa namun Auliya tak menghiraukan nya. "Assalamualaikum" salam Syifa lalu keluar dari kamar.

Auliya merebahkan tubuhnya dan melihat atap pelafon ruangan itu dan memikirkan nasib nya di pesantren. Tiba tiba Auliya ingat dengan sahabatnya Selly.

"Aduh gue lupa memberitahu selly, Hengky dan Dony lagi, kalo gue pindah ke Surabaya" ucap Auliya sambil menepuk jidatnya. "Ah, bodo lah" batin Auliya dan mulai terlelap dalam tidur.

🌹

"Hir, kamu menginab di sini saja dulu ya, lagian hari sudah malam, kamu balik ke Jakarta besok saja" ucap kyai Yusuf. "Iya suf" balas Bahir dengan senyum. "Yaudah mari saya tunjukan kamar tamu nya, agar kalian bisa istirahat" ajak kyai Yusuf Bahir dan juga Farah pun mengikuti nya.

Setelah kyai Yusuf mempersilahkan Bahir dan juga Farah istirahat Yusuf pun keluar dan menemui Maria anak nya dan menanyakan tentang auliya.

Setelah kyai Yusuf menemukan Maria yang sedang mengajar ngaji kyai Yusuf pun menghampiri nya. "Assalamualaikum" ucap kyai Yusuf.

"Waalaikumsalam" balas Maria dan juga para muridnya, "oh Abi, ada apa Abi kesini" tanya ustadzah Maria kepada Yusuf. "Gimana keadaan nya Auliya" tanya kyai Yusuf.

"Dia lagi istirahat Bi, tadi ana sempat menanyakan nya kepada Syifa teman sekamar nya" balas ustadzah Maria. "Alhamdulillah syukurlah, kalo begitu Abi pergi dulu, assalamualaikum" pamit kyai yusuf. "Waalaikumsalam" balas ustadzah Maria.

Setelah acara mengaji selesai Dhiva dan Syifa kembali ke kamarnya untuk istirahat. "Assalamualaikum" salam Syifa dan Dhiva ketika memasuki kamarnya yang sudah ada Auliya tidur pulas di kasurnya.

"Tuh anak, gaada sopan santun nya apa" ucap dhiva. "Nama nya juga masih santri baru dhiv, nanti kan berubah sendiri" balas Syifa dengan senyum.

"Yasudah dhiv kita tidur ajah yuk" ajak Syifa kepada Dhiva. Dan di balas angguk an oleh Dhiva, setelah itu Dhiva dan Syifa pergi ke tempat tidur nya masing masing dan tak lama kemudian mereka pun terlelap dalam tidur.

bersambung...