Ketika Auliya masih terlintang di alam mimpinya, "woii.... Bangun! Enak banget sih tidur Mulu" ucap Dhiva sambil menggoncang kan tubuh Auliya yang terbaring tidur.
Ketika Auliya yang mendengar suara Dhiva yang cempreng bagi Auliya, Auliya yang merasa berisik dan terganggu akhirnya ia membuka matanya dan menatap wajah milik Dhiva teman sekamarnya.
"Ngapain sih lu? Nggagu gue lagi tidur ajah" ucap Auliya kesal. "Lagian lu, malah enak enakan tidur disini, lihat tuh semua pada siap siap shalat asar" ucap Dhiva sambil menunjuk para santriwati yang lewat di depan kamarnya yang mau pergi ke masjid.
"Truss?" Tanya Auliya sambil menaikan sebelah alisnya. "Ya, lu siap siap Sono! Pergi ke masjid, malah tidur" kesal Dhiva.
"Truss, lu disini ngapain? Kok belum berangkat seperti lainya?" Tanya Auliya yang berhasil membuat Dhiva tak bisa berbicara sepatah kata pun. Dan kini niat Dhiva yang ingin istirahat dan tidur malah terurungakan hanya dengan Auliya.
"Hee-emm" deheman dhiva. "Halahh! Lu mau tidur kan? Lu pasti capek kan karena habis bersih bersih tadi?" Tanya Auliya To the point.
"Engg...-" ucap Dhiva yang belum selesai namun terdahulu di jawab oleh Auliya. "Udah... Sini... Gausah pakek basa basi gitu ah! Kalo mau tidur ya tidur ajah" ucap Auliya sambil menarik sebelah tangan Dhiva dan mendudukkan di kasur milik Dhiva.
"Ya-... tap-...." Ucap Dhiva terputus. "Udah lu istirahat ajah, kalo masalah ustadzah zaenab biar gue yang tanganin" ucap Auliya diiringi senyum semanis mungkin.
"Beneran lu ya" tanya Dhiva dengan perasaan deg-deg an. "Iyaa,, lu percaya deh sama gue, gini gini gue juga kasian sama lu" balas Auliya sambil melipat kedua tangannya di atas dada.
"Yaudah kalo gitu gue pergi ke masjid dulu, nanti kalo ada ustadzah zaenab biar gue sampai in kalo lu kecapean dan istirahat.. okee?" Tanya Auliya dan di balas anggukan oleh Dhiva.
Kini Auliya yang berhasil dengan rencana balas dendam nya kepada si dhiva. Auliya pun merasa sangat bahagia, karena bisa membalas dendam nya kepada Dhiva.
Auliya pikir dengan rencana gini pasti Dhiva bakal kena marah juga sama ustadzah zaenab seperti dirinya yang pernah di marahi oleh ustadzah zaenab gara gara Dhiva memberitahukan keberadaan nya, Auliya mengerti semua berita itu siapa lagi kalo bukan Syifa. Kini Auliya benar benar merasa bahagia.
Ketika Auliya pergi ke masjid dan bertemu dengan Syifa yang sedari tadi menunggu keberadaan dirinya.
"Liyaa? Kamu kok lama banget sih" tanya Syifa dengan kesal karena menunggu keberadaan Auliya lama banget. "Hustt! Gue tadi lagi membalas dendam gue sama si dhiva" ucap Auliya sambil mengecilkan suaranya, bahkan seperti berbisik.
"Ha? Yang bener kamu" tanya Syifa. "Lu gapercaya sama gue" tanya balik Auliya. "Bukanya gak percaya sih tapi..." Ucap Syifa yang terpotong karena di jawab terlebih dulu sama Auliya. "Udah lahh, gausah di pikirin, yuk pergi ke masjid ajah, nanti telat, gue ga sabar ketemu sama ustadzah zaenab" ucap Auliya dengan bersuka Riya.
"Lohh lohh emang kenapa" tanya syifa. "Yaa! Gue mau ngasih tau kalo Dhiva lagi tidur di kamar dan nggak shalat asar" balas Auliya sambil melipat kedua tangannya di atas dada.
"Astaghfirullahalazim, Dhiva nggak ikut shalat asar? Tapi itu kan sudah kewajiban kita" ucap Syifa kaget sambil menutup mulutnya dengan tangan nya.
"Hemmm, gatau lah" balas Auliya sambil menaik turunkan pundak nya. "Sudahlah.... Yuk kita masuk" ucap Syifa ketika sudah sampai di depan masjid dan ternyata sudah banyak santriwan dan santriwati yang ada di dalam masjid.
Ketika Auliya dan Syifa mau memasuki masjid Namaun mata Auliya dan Syifa tersorot dengan mata milik ustadzah zaenab. Ustadzah zaenab yang melihat keberadaan Auliya dan Syifa ustadzah pun menghampiri mereka.
"Alhamdulillah.... Auliya kamu sudah bisa menjaga kewajiban kamu ya" ucap ustadzah zaenab dengan senyum dan di balas anggukan oleh Auliya.
Ustadzah zaenab yang menyadari bahwa tidak ada tanda-tanda keberadaan Dhiva bersama Auliya dan Syifa pun merasa bingung.
"Kenapa ustadzah" tanya Syifa yang melihat ekspresi wajah ustadzah zaenab yang seperti mencari seseorang. "Hee-emm Dhiva mana? Bukanya kalian satu kamar dengan Dhiva" tanya ustadzah zaenab.
Dan Auliya yang mendengar itu langsung menjawab nya dengan penuh semangat. "Dia lagi di kamar ustadzah, katanya dia males, dan sekarang dia lagi tidur di kamar kami" balas Auliya dengan nada yang dibuat lembut selembut ya.
"Apa? Tidur?" Ucap ustadzah zaenab yang bisa di artikan sekarang dia lagi di kandang amarah. "Iya ustadzah" balas Auliya sambil meyakinkan.
"Allahuakbar"
"Allahuakbar"
Suara adzan asar sudah berkumandang ustadzah zaenab menyuruh Syifa dan juga Auliya masuk ke dalam masjid dan mengisi shaf yang kosong.
Disisi lain ustadzah zaenab pergi ke kamar milik Syifa, Auliya dan juga Dhiva. Ketika ustadzah zaenab sudah berada di depan pintu kamar mereka, ustadzah zaenab mengetuk pintu kamar itu dengan rasa tidak sabar.
"Tokkk! Tokk! Tokk!" Sebuah ketukan berkali kali dari luar pintu, Dhiva yang mendengar itu pun terbangun dari alam mimpinya dan membuka kan pintu nya dengan rasa marah, Dhiva pikir itu adalah Auliya, rasanya Dhiva ingin menjambak Jambak hijabnya dan membenturkan kepalanya ke tembok.
"Duhh! Iyaa iya, bentar ngapa! Gasabaran banget sih, nggagu gue tidur ajah" teriak Dhiva ketika mendengar ketukan lagi dari luar, sambil berjalan kearah pintu .
Ketika Dhiva membuka pintu, dan betapa terkejutnya Dhiva yang sedang berhadapan dengan ustadzah zaenab, rasa ingin menjambak hijab seseorang yang menggagu tidurnya kini terurungakan karena keberadaan ustadzah zaenab yang disana dan bukan Auliya.
"Ehh! Ustadzah, ada apa ya" tanya Dhiva kikuk dan dengan badan yang gemetar. "Ada apa ada apa, ngapain kamu masih disini" tanya ustadzah zaenab yang kini di posisi di tangan nya menggenggam sebuah rotan kesukaan nya yang bikin tubuh Dhiva semakin gemetar.
"Hee-emm habis ngeberesin kamar ustadzah" bohong Dhiva. Namun ustadzah yang mendengar alasan Dhiva bukan nya malah percaya malah makin membuka pintu kamar yang di tempati Dhiva dan masuk kedalam, Dhiva yang melihat itu sudah merasa ketakutan akan kebohongan nya, "apa? Tadi kamu bilang habis ngeberesin kamar? Trus itu ngapain tempat tidur kamu kok kusut gitu, kamu bohong" ucap ustadzah zaenab dan
kini berhasil membuat tubuh Dhiva kaku.
"Maafin ana ustadzah" ucap Dhiva penuh rasa bersalah. "Sekarang kamu ikut ustadzah" ucap ustadzah zaenab sambil menarik tangan sebelah Dhiva. "Kemana ustadzah" tanya Dhiva. "Memberikan hukuman yang pantas buat pembohong seperti kamu" balas ustadzah zaenab dengan amarah.
Ketika ustadzah zaenab dan Dhiva sudah sampai di tempat yang menurut ustadzah zaenab pantas buat memberi hukuman kepada dhiva. Ustadzah mengambil alat buat ngepel dan memberikan nya kepada Dhiva.
Dhiva yang merasa bingung dengan tujuan ustadzah zaenab itu pun bertanya. "Maaf ustadzah, ini buat apa ya" tanya Dhiva sambil menunjukan alat pel nya.
"Masih tanya kamu, kamu pel semua kamar mandi ini sampai bersih, nanti saya akan mengecek nya" ucap ustadzah zaenab. "Apa ustadzah" kaget Dhiva.
"Kenapa? Mau ngelawan?" Tanya ustadzah zaenab dengan mata yang melotot. "Engg-ak ustadzah" balas Dhiva langsung mengepel kamar mandi.
"Kalo gitu saya pergi dulu, assalamualaikum" ucap ustadzah zaenab dan pergi dari hadapan Dhiva. "Waalaikumsalam" balas Dhiva dengan kesal.
"Ini pasti kerjaan anak baru itu, awas kamu Auliya".
Ketika Auliya dan Syifa sudah melaksanakan kewajiban nya di masjid dan perjalanan untuk pergi ke kamar nya, di tengah perjalanan nya ketika Syifa dan Auliya melewati depan kamar mandi santriwati, mata Auliya tertuju dengan salah satu teman nya yang ada di sana.
Auliya yang merasa penasaran dengan apa yang di buat teman sekamarnya itu di kamar mandi pun Auliya menghampiri nya.
Saat Auliya melihat Dhiva yang sedang mengepel dengan ekspresi wajah yang marah Auliya yang melihat itu pun tertawa lepas.
Dhiva yang menyadari keberadaan Auliya, dan Dhiva merasa sangat kesal dan marah, "ngapain lu disini? Pergi sana, puas kamu sudah bikin gue kayak gini ha" sentak Dhiva kepada Auliya.
"Kasian amat sih hidup lu" ucap Auliya diiringi tawaan yang tak bisa terhentikan. "Awas kamu, bakal gue balas perlakuan kamu" ancam Dhiva dengan serius. "Silahkan... Nggak gue pikirin" balas Auliya sambil meninggalkan Dhiva sendirian di dalam kamar mandi.
Kini waktu sudah malam, para santriwan dan santriwati ditegaskan untuk istirahat dan tidur agar tidak telat bangun untuk melaksanakan shalat malam.
Kini Auliya sedang berada di atas kasur miliknya, dan melihat ke langit langit atap kamarnya dan memikirkan sahabat nya yang ada di Jakarta dan bikin Auliya susah tidur.
Namun tidak dengan Dhiva, kini Dhiva sudah berada di dalam alam mimpinya karena Dhiva merasa sangat lelah karena hukuman ustadzah zaenab tadi sore.
Dan Syifa kini sedang di Landa oleh sebuah pertanyaan pertanyaan soal yang ada di buku nya yang harus di kerjakan malam ini juga, Auliya yang melihat Syifa kelelahan dengan belajarnya maka Auliya ingin membantunya, mau bagaimana pun Syifa lah yang selalu ada buat Auliya selama Auliya berada di pesantren ini.
"Eh Syifa, kayaknya lu capek deh.. lu istirahat ajah, itu tugasnya di lanjutin besok pagi ajah" ucap Auliya. "Hmm.. nggak bisa Liya ini harus selesai sekarang, kalo besok takut lupa" balas Syifa frustasi.
"Hmm kalo gitu lu istirahat ajah, biar gue yang ngerjain tugas lu" ucap Auliya dengan penuh semangat. "Hmm nggak ah Liya, kamu ajah yang istirahat, ini kan tugas aku, harusnya kan aku yang ngerjain dan bukanya kamu" balas Syifa.
"Ahh! Gapapa... Gue kan sering nyontek lu pas di kelas, sekarang giliran gue yang ngasih contekan buat lu" ucap Auliya diiringi kekehan. "Hmmm yaudah deh terserah kamu ajah" ucap Syifa pasrah. "Yaudah kalo gitu lu tidur sana" ucap Auliya dan di balas anggukan oleh Syifa, dan Syifa pun pergi ke arah kasur miliknya dan membaringkan tubuhnya.
Auliya yang tadi di posisi ranjang kasurnya kini berjalan ke arah meja belajar milik Syifa, Auliya yang kini sedang mengerjakan tugas milik Syifa akhirnya selesai juga, Auliya membereskan buku milik Syifa dan memasukan kedalam laci meja belajar milik Syifa.
Saat Auliya ingin menaruh buku milik Syifa di laci, Auliya melihat sebuah buku harian Syifa di selipan buku Syifa yang lain, Auliya yang penasaran apa isi buku harian syifa itu pun langsung mengambilnya dan membaca nya, saat Auliya membuka buku itu dan di beberapa halaman selanjutnya tertera sebuah judul di bagian atas sendiri 'ku rindu kalian mah, pah' Auliya yang merasa sangat ingin tau, Auliya pun membacanya.
Ma pa Syifa rindu kalian...
Gimana kabar mama dan papa di Jakarta?
Insyaallah baik ya ma pa:)
Oh iya ma pa, kabar paman hardi dan juga bibi Faiza gimana? Insyaallah mereka juga baik baik saja ya
Oh iya ma pa, kabar aku dan kak Haikal disini baik baik kok, mama sama papa jangan khawatir ya, dan jangan lupa beritahukan kabar kami ke paman dan bibi
Insyaallah Syifa dan sepupu jahil Syifa kak Haikal bakal pulang ke Jakarta dengan membawa ilmu yang bermanfaat dari pesantren ini dan bisa membahagiakan mama, papa dan juga paman dan bibi...
Do'akan kami terus ya mah, pah
Syifa sayang mama dan papa❤️
Salam dari Syifa dan kak Haikal
Setelah Auliya membaca buku harian milik Syifa dan menutup buku itu dan memasukan nya kedalam laci seperti tempat asal nya buku itu di dapat oleh Auliya.
Setelah itu Auliya beranjak dan pergi ke kasir miliknya dan membaringkan tubuhnya di atas kasur empuknya, dan memikirkan seseorang yang di kenal sebagai sepupu Syifa teman sekamarnya.
Auliya masih setia memikirkan Haikal yang dari Auliya menabrak nya dan membawanya ke rumah sakit dan sampai pertemuan selanjutnya dan kini Haikal se pesantren bersama nya, Auliya pikir Auliya juga salah kepada Syifa karena dulu pernah menabrak sepupu yang ia sangat sayangi.. dan tidak sampai menunggu keluarganya datang, Auliya malah langsung pergi.
Ketika Auliya masih memikirkan hal itu, Auliya pikir besok ia akan meminta maaf kepada Syifa juga. Dan tak terasa Auliya pun terlelap dalam tidur.
Bersambung.....