"Apa?" Kaget Syifa. "Maafin gue syif, gue gak sengaja" ucap Auliya lirih. Syifa yang mendengar itu pun mendongakan kepala menatap mata Auliya.
"Kamu serius Liya? Kamu yang nabrak kak Haikal" ucap Syifa. Auliya pun mengagukan kepala nya. Syifa yang melihat Auliya yang merasa sangat bersalah, dan merasa gemetar. Syifa pun mendekat ke arah Syifa dan menatap Auliya serius, setelah itu Syifa menarik sebelah tangan nya ke arahnya dan memeluknya.
"Sudah, Liya, gapapa kok, kamu kenapa kok gemetar gini" bisik Syifa pas di telinga auliya, Auliya yang mendengar ucapan Syifa itu masih belum bisa menenangkan hati Auliya.
"Liya, dengerin ya, aku kan tadi udah ngomong, kalo aku dan paman Hardi dan juga bibi Faiza udah maafin orang yang udah menabrak kak Haikal siapa pun dia. Lagian kamu kan udah tanggung jawab kan?" Ucap Syifa menenangkan Auliya.
Auliya pun melepaskan pelukan Syifa dan menatap Syifa. "Lu serius syif" tanya Auliya dengan mata yang berkaca kaca, Auliya merasa sangat bersalah kepada Syifa karena sudah menabrak Haikal meskipun dia bukan kakak kandungnya, tapi Syifa sangat menyayangi dia seperti kakak kandung nya sendiri.
"Iya Liya, sudahlah jangan di pikirin lagi, lagian itu kan sudah berlalu, sekarang kan kak Haikal udah sehat" ucap Syifa memegang pundak Auliya sambil senyum. Auliya yang mendengar itu pun mengaguk.
"Yasudah, yuk tidur, udah malem" ajak Syifa, "hmm, btw si dhiva mana yak" tanya Auliya. "Mungkin dia lagi di kamar sebelah, biarin lah, yuk istirahat" balas Syifa dan kemudian syifa dan Auliya pun tidur di kasur mereka masing-masing.
🍃🍃🍃🍃
Waktu Surabaya menunjukan pukul 03.00 dini hari, seperti biasa seluru santriwan dan santriwati di anjurkan untuk menunaikan shalat malam.
Dulu Auliya yang tak pernah menunaikan shalat Sunnah dan di jam seperti ini Auliya biasa masih nyenyak di alam mimpi nya, kini pun Auliya perlahan sudah mulai merubah kebiasaan nya.
Auliya yang kini masih di dalam alam mimpinya terbuyar karena keberadaan Syifa yang sedang membangunkan nya.
"Liyaa, bangun dong! Udah jam 3 nih" ucap Syifa sambil menggoyangkan tubuh Auliya yang berada di balik selimutnya,. "hmm! Iya, iya bentar tunggu 5 menit" ucap Auliya, "ish, gaada 5 menit, buruan bangun liya" Syifa pun mulai kesal.
"Hmm ya, apa" ucap Auliya sambil bangun dari tidurnya, "udah jam 3 nih, yuk shalat Sunnah" ajak syifa, "hmm iyha" Auliya pun beranjak dari tidur nya dan menuju ke arah pintu.
Ketika Auliya hendak keluar dari pintu kamar nya, Auliya membalikan badannya dan menatap Dhiva, "lu ngapain masih disini, bukanya siap siap" dengus Auliya kepada dhiva.
"Apaan sih, sewot amat sih lu jadi orang" ucap Dhiva kesal, "ish' di kasih tau malah gitu, gue beritahu ke ustadzah zaenab dan ustadzah Maria mampus lu" ancam Auliya.
"Ehh jangan-jangan..!" Ucap Dhiva ketakutan, "yaudah iya, gue siap siap, tapi jangan bilangin ke ustadzah ya" lanjut Dhiva, "iya iya... Buruan yukk, tuh syifa nungguin" ucap Auliya sambil menunjuk Syifa yang sudah menunggu Auliya dan Dhiva di depan antrian wudhu.
Setelah Auliya, Syifa dan Dhiva sudah melaksanakan shalat malam berjamaah di masjid dan di imami oleh kyai Yusuf dan di lanjut dengan mengaji dan shalat subuh, kini mereka mau menuju ke kamar mereka.
Di saat mereka sedang di tengah perjalanan, dari lawan arah mereka terdapat haikal dan fahir dengan sebuah buku di tangan Haikal yang menuju arah ruangan para ustadz dan ustadzah.
Dhiva yang nampak Haikal kini mata dhiva seperti melihat malaikat di depan nya yang di turun kan oleh tuhan untuknya, "assalamualaikum ukhti" sapa fahir ketika di depan mereka.
"Waalaikumsalam" balas Auliya, Syifa dan Dhiva kompak. "Mau kemana kak" tanya Syifa pada Haikal. "Ini mau ke ruangan ustadz Malik buat ngumpulin tugas ana yang ketinggalan" balas haikal.
"Ouhh! Kirain Haikal mau nyariin Dhiva" ucap Dhiva sambil senyum senyum sendiri. "Ish, apaan sih kamu dhiv, kepedean deh" Syifa yang mendengar itu pun mulai mendesak kesal dan menyenggol lengan Dhiva.
"Hmmm kalo ana iku Haikal sih, niat nya mau ketemu bidadari ana" fahir kini mulai berbicara. "Siapa bidadari antum" tanya Haikal mengernyitkan kening nya.
Fatih pun melirik sekilas ke arah Auliya sambil tersenyum, namun Auliya yang menyadari itu pun tak menghiraukan fahir yang menurut Auliya tak terlalu penting.
"Siapa lagi kalau bukan si cantik + manis Auliya" fahir kini pun sudah malu malu akan mengucapkan kalimat itu. "Gue dari dulu udah cantik lah, kan gue perempuan, gimana sih lu" dengus Auliya yang merasa jijik dengan ucapan fahir.
"Tuhh dengerin, lagian antum pakek acara ngegombalin Auliya lagi" ucap Haikal dan fahir pun mulai kesal karena Auliya tak suka di puji dengan dirinya.
Haikal yang dari tadi mencuri curi pandang dengan Auliya dan tak di sadari oleh sekeliling mereka, sesampainya Haikal tersadar dari lamunannya bahwa itu adalah zina mata.
"Astagfirullah" ucap Haikal secara tiba-tiba. "Kenapa kak" , "kenapa kal" tanya Dhiva dan Syifa kompak. "Hmm- gapapa kok, kalo gitu ana permisi dulu, gaenak kalo nanti keliatan ustadz atau ustadzah di sekitaran sini, takut salah paham" ucap Haikal gugup sambil mengalihkan pembicaraan.
"Hmm bener juga tuh, kalo gitu kita permisi dulu ya Liya" fahir pun ikut menyaut. "Ish antum kok pamitnya sama Auliya saja, sama Syifa dan Dhiva kok nggak" Haikal pun bertanya karena merasa heran. "Kan ana mau pamit sama calon istri ana, kenapa? Gaboleh" fahir pun mulai meninggikan suaranya.
"Ehh.. ehh apa lu bilang? Calon istri? Mimpi ya lu" Auliya yang kini mulai kesal dengan omongan fahir yang menurutnya sangat jijik dia dengar. "Hehehe, maaf maaf" balas fahir kikuk.
"Sudahlah... Ana permisi dulu ya Syifa, Dhiva dan kamu Auliya" ucap Haikal dengan senyum khasnya. "Iya" jawab Syifa dan Dhiva. "Liya" panggil Haikal karena Auliya yang tak menjawab nya malah memandang dirinya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan, Haikal yang melihat itu mulai salah tingkah.
"Ehh iya apa" jawab Auliya terbuyar dari lamunan nya. "Ngapain antum ngeliatin ana sampai segitunya" tanya Haikal yang berhasil membuat Auliya tak bisa mengatakan sekata pun. "Hmmm gapapa" balas Auliya sambil menggaruk bagian belakang lehernya yang tak gatal.
"Ehh, kamu jangan coba coba deketin Haikal ya" ucap Dhiva. "Ehh Dhiva jangan nuduh Auliya yang nggak nggak dong, Liya kan calon istri gue" balas fahir yang mulai tak terima.
"Ishh, apa apaan sih kalian berdua, yaudah yuk hir kita ke ruangan ustadz malik, assalamualaikum" ucap Haikal sambil menarik tangan fahir. "Waalaikumsalam" balas Syifa, Dhiva dan Auliya.
"Ehh kamu jangan coba coba suka ya sama Haikal, asal kamu tau dia tuh gebetan gue" Dhiva pun mulai mengancam Auliya, Auliya pun tak mengangapi nya malah meninggalkan Dhiva dan di susul oleh syifa. Sehingga Dhiva tambah kesal pada auliya.
Setelah Syifa, Auliya dan Dhiva sudah sampai di kamar mereka, mereka melepaskan mukenah yang melekat di tubuh nya dan melipatnya, setelah itu mereka membersihkan tubuhnya untuk antri mandi.
Setelah mereka antri mandi dan sudah sarapan mereka akan berangkat ke sekolah. Namun kini Auliya memilih berangkat sendiri, dan menyuruh Syifa dan Dhiva untuk duluan karena perut Auliya merasa sangat mules dan ingin balak balik ke kamar mandi, entah kenapa Auliya pikir Auliya tidak salah makan.
Setelah Auliya keluar dari kamar mandi sehabis BAB Auliya melihat jam tangannya yang sudah menunjukan pukul 07.10 pagi. Auliya yang melihat itu memukul pelan kening nya dan mulai berlari menuju ke kelasnya.
"Hadduhh... Nanti gue kena marah lagi, apalagi sekarang pelajaran ustadz Efendi lagi, pasti kena marah gue" batin Auliya di tengah lari nya.
Dan ketika Auliya sudah mau sampai di depan kelasnya tiba-tiba. Brukk! "Awww" dengus Auliya kesakitan dan memegang kepala nya akibat berbenturan dengan dada milik seorang laki-laki yang Auliya tabrak di depan nya.
"Ehh maaf maaf, ana nggak liat ukhti" ucap seorang laki-laki bertubuh kekar dan tinggi di depan Auliya. Auliya yang merasa tak asing lagi mendengar suara itu, langsung mendongakan kepala nya dan melihat siapa pemilik suara itu.
"Haikal"... "Auliya" ucap mereka berbarengan, Auliya yang menyadari jika ucapan nya itu berbarengan dengan Haikal, Auliya pun mulai salah tingkah di hadapan Haikal, Haikal yang melihat Auliya salah tingkah, Haikal pun terkekeh pelan.
Auliya yang melihat Haikal tertawa pelan tapi masih bisa didengar oleh Auliya. "Apaan sih lu, malah ngetawain gue lagi, sakit tau" Auliya yang kini mulai mendengus kesal.
"Lagian antum sendiri, ngapain pakek gugup gitu" goda Haikal dan di iringi kekehan. Entah mengapa Auliya yang melihat Haikal tersenyum merasa ada rasa yang berbeda di hati nya, entah rasa takut atau rasa yang lain tapi kali ini menurut Auliya berbeda. Apalagi dengan ucapan Haikal yang berhasil membuat hati Auliya melayang akan godaan nya. Entah Auliya bingung dengan hal yang ini.
"Eyy.." Haikal kini berhasil membuyarkan lamunan Auliya. "Ngapain ngeliatin nya segitu amat!" Haikal kini mulai tertawa karena melihat tingkah Auliya yang melihatinya.
Auliya kini seperti mulutnya dibukam sampai tak bisa berkata sepatah kata pun, "ana tau kok kalo ana ganteng" Haikal kini mulai kepedan akan ketampanan nya.
"Apaan sih lu! Pede amat" ucap Auliya sambil nada meremehkan. Haikal yang mendengar itu langsung tertawa lepas. "Hmmm... Ngomong-ngomong antum kok jam segini baru dateng! Nggak takut di marahi sama ustadz atau ustadzah?" Tanya Haikal yang berhasil membuat Auliya mengingat sesuatu, kalo dirinya kini harus cepat cepat masuk ke kelas nya sebelum makin lambat.
Auliya tak menghiraukan pertanyaan Haikal, Auliya mulai melanjutkan lari nya menuju kelasnya, "liyaa" teriak Haikal namun tak dihiraukan oleh Auliya, Auliya tadi buru buru ke kelasnya malah berhadapan dengan si Haikal. Auliya pikir hanya membuang waktu saja.
Ketika Auliya sampai di depan kelasnya dan mengetuk pintu kelasnya dengan nggos nggos an karena tadi ia lari. Namun tak ada respon dari dalam, karena di dalam ustadz Efendi lagi menerangkan pelajaran nya, kalo sudah begini Auliya tak bisa berbuat apa-apa selain menunggu di tempat duduk yang ada di depan koridor kelasnya sampai menunggu pelajaran ustadz Efendi selesai, dan Auliya harus siap mendapatkan sanksi dari ustadz efendi.
Satu jam Auliya menunggu di depan kelasnya dan sesekali memijat leher bagian belakang nya yang tak gatal. Dan selalu berdoa agar tidak di kenakan sanksi oleh ustadz Efendi.
Ketika pelajaran ustadz Efendi selesai dan mengakhiri pelajaran dengan do'a, ustadz Efendi keluar dari kelas.
Auliya yang melihat ustadz Efendi keluar dari dalam kelasnya, Auliya berdiri dari duduknya dan menatap ustadz Efendi.
"Kenapa kamu telat?" Tanya ustadz Efendi dan berhasil membuat tubuh Auliya kaku dan bergetar. "Taa-di perut gue mules mangkanya gue telat, karena balak balik ke kamar mandi" jelas Auliya dengan gugup.
"Alasan" ucap ustadz Efendi tegas. "Sekarang ikut uatadz ke ruangan pak kyai" lanjut ustadz Efendi, Auliya yang mendengar itu hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi setelah ini.
Ketika ustadz Efendi sampai di depan ruangan pak kyai Yusuf dan di ikuti oleh Auliya di belakang nya. "Assalamualaikum" ucap ustadz Efendi. "Waalaikumsalam" Jawab ustadzah Maria dan kyai Yusuf.
"Ohh..! Ustadz Efendi, silahkan duduk" ucap kyai Yusuf saat menyadari keberadaan ustadz Efendi dan Auliya, kyai Yusuf mempersilahkan ustadz Efendi dan Auliya duduk di seberang meja kyai Yusuf.
"Ada apa ustadz dan Auliya kemari, ada perlu apa?" Ucap kyai Yusuf yang mulai membuka pembicaraan. "Ini pak kyai, saya mau lapor mengenai Auliya" ucap ustadz Efendi sambil menatap sekilas Auliya yang sedari tadi menundukkan kepalanya.
"Ada apa dengan Auliya?" Tanya kyai Yusuf. "Auliya tadi telat pak kyai, saya kesini mau minta pendapat hukuman apa yang pantas untuk Auliya" jelas ustadz Efendi.
"Jangan asal memberi hukuman kepada santri dulu ustadz, emang ustadz sudah tau alasan Auliya telat itu apa" tanya kyai Yusuf. "Katanya sih dia telat karena perutnya mules dan balak balik ke kamar mandi, saya pikir itu hanya alasan Auliya saja seperti anak santri yang lain" ucap ustadz Efendi panjang lebar.
"Apa benar itu Liya?" Tanya kyai Yusuf pada Auliya, "iya pak kyai" balas Auliya lirih. "Kamu sakit?" Tanya kyai Yusuf memastikan. "Enggak kok, cuma mules ajah" jawab Auliya gugup. "Kalo kamu sakit, sebaiknya kamu istirahat ajah di kamar kamu, atau kamu pergi ke UKS temuin ustadzah Yoyoh buat ngobatin sakit kamu, dan jangan pergi ke sekolah dulu" ucap kyai Yusuf. "Tapi saya gapapa kok pak kyai" balas Auliya.
"Sudahlah.. sekarang kamu ke UKS temuin ustadzah Yoyoh buat minta obat, setelah itu kamu istirahat" jelas kyai Yusuf, Auliya yang mendengar itu pun mengangguk pasrah, Auliya rasa Auliya sekarang sudah tidak apa-apa, tapi kalo kyai Yusuf memerintahkan itu kepada Auliya, Auliya hanya bisa nurut.
"Kalo gitu gue ke UKS dulu, assalamualaikum" ucap Auliya sambil menyalami tangan kyai Yusuf dan ustadz Efendi, setelah itu Auliya pergi dari ruangan itu dan menuju ke UKS yang ada di pesantren ini.
Saat Auliya sudah sampai di depan UKS dan melihat seorang wanita di dalam nya yang sedang duduk dengan laptop di depan nya yang diatas meja.
"Assalamualaikum" ucap Auliya, "waalaikumsalam" balas ustadzah Yoyoh.
"Gue kesini mau minta obat di suruh pak kyai" ucap Auliya yang berhasil mengkagetkan ustadzah Yoyoh. "Astaghfirullahalazim, kyai Yusuf sakit apa" kaget ustadzah Yoyoh. "Bukan pak kyai yang sakit, tapi gue" jelas Auliya, "gue kesini di suruh pak kyai minta obat ke elu, karena perut gue suka mules" lanjut nya.
"Ohh.. kalo saya boleh tau, kamu siapa ya" tanya ustadzah Yoyoh seperti asing melihat Auliya. "Kenalin, nama gue Auliya khalida Al basil, panggil saja Auliya" ucap Auliya sambil mengulurkan tangannya. "Ohh kamu santri baru disini" tanya ustadzah Yoyoh dan di balas anggukan oleh Auliya. "Nama saya Yoyoh putri Fallah kamu bisa panggil saya ustadzah Yoyoh" ucap ustadzah Yoyoh sambil menjabat tangannya dengan Auliya.
"Kalo gitu kamu baring di situ, biar saya periksa dulu" ucap ustadzah Yoyoh sambil menunjuk sebuah ranjang. Auliya yang mendengar itu pun langsung menurut, Auliya pergi ke tmranjang itu dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang itu.
Selesai ustadzah Yoyoh memeriksa Auliya dan katanya Auliya tidak boleh terlalu makan terlalu banyak, dan secukupnya saja, menurut Auliya tak terlalu masalah bagi dirinya, setelah itu ustadzah Yoyoh memberikan sebuah tablet obat yang harus Auliya minum 3× sehari sesudah makan dan menyuruh Auliya istirahat yang cukup.
Setelah Auliya dari ruang UKS, Auliya memilih untuk pergi ke kamar nya untuk istirahat seperti tmyang di katakan ustadzah Yoyoh tadi, Auliya pikir, Auliya akan libur sekolah dulu untuk hari ini, karena keadaan tubuhnya yang kurang mendukung.
Setelah Auliya sampai di depan kamarnya, Auliya membuka pintu kamarnya dan Auliya masuk kedalam dan menutupnya kembali.
Auliya melihat kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 09.06, Auliya bingung harus apa, apa Auliya langsung tidur saja? Oh tidak Auliya tidak bisa tidur, karena Auliya tak terbiasa tidur di jam segini. Okee! Mungkin sedikit lelah, Auliya akan bisa tidur.
Auliya pergi keluar dari kamarnya dan mengambil sebuah sapu dan sekrop, Auliya memang tak terbiasa dengan perkejaan seperti ini tapi Auliya pikir apa salahnya kalo dia coba? Selesai Auliya menyapu, Auliya mengambil sebuah kemoceng dan membersihkan debu-debu yang menempel di meja, kursi, jendela atau di tempat lain.
Auliya mulai membersihkan meja miliknya setelah itu di lanjut membersihkan meja Syifa, selesai membersihkan meja Syifa, Auliya pikir ia langsung istirahat, karena auliya malas jika membersihkan meja milik Dhiva, karena Auliya pikir Dhiva tak pernah suka dengan keberadaan dirinya.
Tapi niat buruk itu terurungakan karena dipikiran Auliya teringat ucapan Syifa, bahwa kita tidak boleh membalas dendam kepada sesama. Auliya yang m ngingat itu langsung melanjutkan membersihkan meja milik dhiva.
Selesai membereskan kamarnya dan juga kamar Syifa dan Dhiva, Auliya merasa sangat lelah dan Auliya pergi ke arah kasur miliknya dan membaringkan tubuhnya di atas sana dan melihat langit langit atapnya dan sehingga Auliya tertidur dan masuk ke alam mimpinya.
Bersambung.....