Selesai mereka berpelukan, Dhiva melonggarkan pelukannya dan secara pelan melepaskan pelukan nya, begitupun juga dengan Auliya dan Syifa.
Dhiva menatap lekat wajah Auliya dan Syifa secara bergantian dengan senyum yang melingkar di bibirnya.
"Terimakasih ya Auliya" ucap dhiva. "Terimakasih?... Buat apa?" Tanya Auliya bingung. "Ya... Terimakasih sudah mau mendonorkan darah kamu buat aku lah" jawab Dhiva. "Ohh... Itu" ucap Auliya mengagguk anggukan kepala nya. "Sudahlah, gak perlu terimakasih segala, kita kan kawan, iya kan syif?" Lanjut Auliya dan menatap ke arah Syifa.
Syifa pun mengangguk semangat. Dhiva yang melihat itu pun merasa lega, ternyata Auliya tidak seperti ia bayangkan. "Oh iya, kemarin orang tua mu datang kesini juga?" Tanya Dhiva kepada Auliya, Auliya pun langsung menggeleng cepat.
Dhiva yang melihat itu pun mengernyitkan kening nya, "kenapa? Apa mereka sibuk?" Tanya Dhiva. "Enggak.. ustadzah Maria kemarin udah mau ngabarin Abi sama umi, tapi aku larang" jawab Auliya.
Syifa yang sedari tadi diam saja kini pun mulai bicara karena ingin tau, "kenapa?" Tanya Syifa. "kan aku disini, di didik agar menjadi anak yang mandiri, jadi apapun resiko yang ada disini atau masalah apapun yang terjadi di sini, itu tanggung jawab aku" jawab Auliya yakin.
"Ohh" balas Dhiva dan Syifa bersamaan. Seluruh isi ruangan pun ikut tersenyum. "Oh iya Dhiva, kamu cepet sembuh dong... Kita kangen tau" ucap Syifa. "Apa iya?" Goda Dhiva. "Iya, kita kangen sama marah marah kamu" lanjut Auliya, dan semua pun tertawa.
Setelah mereka bercerita dan tertawa dan tak di sadari waktu begitu cepat berlalu, "oh iya, Bu pak, kami balik ke pesantren dulu ya, sudah sore" ucap ustadzah Maria. "Kenapa buru buru?" Tanya Maya bunda Dhiva. "Iya, soalnya habis ini saya ngajar anak anak ngaji" balas ustadzah Maria. "Oh yasudah, terimakasih ya ustadzah" ucap Maya dan juga fajar.
"Iya sama-sama" jawab ustadzah Maria. "Auliya..? Syifa..? Ayo kita balik ke pesantren" panggil ustadzah Maria. "Iya ustadzah" balas Auliya dan Syifa berbarengan.
"Dhiv kita balik dulu ya... Kamu cepet sembuh disini ya" ucap Syifa. "Iya, hati-hati ya" balas Dhiva. "Yaudah yuk syif" ucap Auliya. "Assalamualaikum" salam ustadzah Maria, Auliya dan Syifa. "Waalaikumsalam".
Selesai mereka menjenguk Dhiva, mereka kembali ke pesantren dengan naik angkot, sesampainya mereka di pesantren, ustadzah Maria membayar ongkos dan masuk ke dalam pesantren bersama Auliya dan Syifa.
Ketika mereka masuk gerbang pesantren, "kalo gitu ustadzah ke ruangan ustadzah dulu ya, assalamualaikum" pamit ustadzah Maria dan langsung menuju ke ruangannya. "Waalaikumsalam" balas Auliya dan Syifa.
"Yaudah yuk, kita ke kamar, kita siap siap berangkat ngaji" ucap Syifa dan di balas angguk an oleh Auliya, setelah itu mereka menuju kamar mereka, sebelum mereka sampai di kamarnya, ketika mereka melewati lapangan yang ada di dalam pesantren, mata Auliya langsung tersorot kepada seorang laki-laki yang sedang latihan bela diri bersama teman teman nya.
Auliya yang memandangi seorang laki-laki itu, dari gerakan nya dan dari kelincahan nya membuat Auliya merasa sangat bangga dengan itu. Syifa yang menyadari bahwa Auliya jalan tidak melihat ke arah depan, melainkan ke arah lapangan yang ada di sisi kanan nya.
"Hey..." Kaget Syifa kepada Auliya, Auliya yang mendengar itu sepontan kaget. "Ish apaan sih syif, kaget tau nggak" dengus kesal Auliya karena ulahnya Syifa.
Begitupun juga dengan Haikal yang asik latihan bela diri dengan teman nya yang mendengar suara Auliya itu spontan langsung menoleh ke arah Auliya.
Auliya yang melihat itu merasa gelagapan di tempat, Auliya bingung sendiri harus apa, sehingga Auliya hanya bisa memberikan senyum tipis kepada Haikal.
Haikal yang melihat itu membalas nya dengan senyum pula, sehingga Haikal tak bisa konsentrasi bahwa di depan nya ada teman nya yang akan meluncurkan pukulan nya.
Dan tak di pungkiri. Brukk!! Haikal terkena pukulan Adit sampai jatuh ke tanah. Auliya yang melihat itu langsung melongo dan menutup mulutnya dengan 5 jarinya.
"Kal... Kenapa antum? Nggak konsentrasi ya?" Tanya Adit sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Haikal berdiri, "eng-gak kok gapapa" balas Haikal langsung berdiri dengan bantuan tangan Adit.
"Kalo gitu kamu istirahat dulu ajah kal" ucap ustadz Jefri selaku guru silat. "Enggak ustadz, ana gapapa kok" ucap Haikal ramah.
Syifa yang melihat Auliya begitu khawatir melihat Haikal yang sedang latihan bela diri, Syifa hanya bisa memandangi wajah Auliya lekat.
"Kalo gitu, coba kamu Lawan ustadz" ucap ustadz Jefri. "Ana ustadz?" Tanya haikal gugup. "Iya, kamu" ucap ustadz Jefri. "Baik ustadz" balas Haikal pasrah, sebenarnya haikal tidak ingin melawan guru nya sendiri, tapi apa boleh buat? Ini perintah dan harus di jalankan.
Setelah itu Haikal dan ustadz Jefri mengambil posisi nya masing-masing, Haikal sebelum mulai menatap ke arah Auliya, dan Auliya pun memberikan senyumnya untuk Haikal, seperti menyemangati nya.
Dan nggak lama kemudian. Brukk! Ustadz Jefri terjatuh di atas tanah karena pukulan Haikal.
"Ehh ustadz,maaf ustadz ana nggak sengaja, mari Haikal bantu" ucap Haikal sambil mengulurkan tangannya. "Nggak gausah" balas ustadz Jefri langsung berdiri. Ustadz Jefri menepuk pundak Haikal dan tersenyum.
"Sekarang kamu sudah hebat dengan ilmu bela diri kamu, semoga kamu menggunakan ilmu itu untuk kebaikan" ucap ustadz Jefri. "Insyaallah ustadz" balas Haikal dengan senyumnya.
Di sisi lain, Auliya yang melihat Haikal seperti merasa takjub dengan bela diri nya, sehingga Auliya lupa waktu.
"Eh Liya? Ya ampun udah telat ini, ayo kita ke masjid langsung ajah, kita ngaji"
"Oh, iya maaf ya syif" ucap Auliya. "Iya gapapa" setelah itu mereka langsung menuju masjid dan belajar mengaji.
Waktu menunjukan pukul 16.50 di Surabaya. Auliya dan Syifa selesai mengaji memilih untuk kembali ke kamarnya dahulu untuk membersihkan dirinya, karena tadi mereka belum sempat membersihkan tubuhnya.
Selesai mengantri mandi, Auliya dan Syifa pergi ke masjid guna melaksanakan shalat Maghrib berjamaah.
Ketika mereka pulang dari masjid menuju kamarnya, di tengah perjalanan ke kamar Auliya di kejutkan dengan keberadaan Haikal yang mengkagetkan dirinya dari semak semak.
"Dorr...!" Kaget Haikal yang tiba-tiba muncul dari semak semak. "Astaghfirullahalazim" ucap Auliya dan Syifa bersamaan. Haikal yang melihat aksinya yang berhasil membuat mereka kaget pun tertawa lepas.
"Apaan sih kak, datang bukanya salam, malah ngagetin orang" gerutu kesal Syifa. "Tau nih orang" lanjut Auliya. "Iya iya maaf, assalamualaikum" ucap Haikal di tengah tawa nya.
"Waalaikumsalam" balas Auliya dan Syifa. "Hehehe" haikal masih saja dengan tertawa nya. "Ada perlu apa?" Tanya Auliya sambil menaikan sebelah kanan alisnya. "Heum.. jadi gini" ucap Haikal sambil menggantungkan omongan nya dan membuat Syifa dan Auliya semakin penasaran.
"Ana kesini mau ngucapin makasih buat Auliya" ucap Haikal gugup. "Makasih? Makasih buat apa?" Tanya Auliya. "Makasih buat yang tadi nyemangatin ana pas latihan bela diri" ucap Haikal. "Oh, itu" balas Auliya. "Iya".
"He.em" deheman Syifa yang mengagetkan mereka. "Emang kamu tadi nyemangatin kak Haikal?" Tanya Syifa. "Heum... Gatau ah. Eh syif kita kan harus belajar, kalo gitu kita permisi dulu assalamualaikum" ucap Auliya gugup dan meninggalkan Syifa dan Haikal.
"Liya tunggu in Syifa" teriak Syifa yang menyadari punggung Auliya yang semakin menjauh. "Kalo gitu, Syifa nyusul Auliya dulu ya kak, assalamualaikum" pamit Syifa. "Waalaikumsalam" balas Haikal dan nggak luput dari senyumnya.
Selesai Syifa sampai di kamarnya Syifa tak luput mengucapkan salam. "Assalamualaikum" ucap Syifa. Namun tak ada respon dari Auliya yang sedang duduk di depan cermin miliknya sambil senyum-senyum sendiri.
Syifa pun menghampiri Auliya dan mengucapkan salam pas di telinga Auliya. "Assalamualaikum" ucap Syifa dan berhasil membuat Auliya kaget. "astaghfirullahalazim, Waalaikumsalam" balas Auliya. "Apa apaan sih syif, biasa ajah lah, Liya nggak budek" kesal auliya. Syifa yang melihat itu tertawa.
"Lagian kamu, orang dari tadi ngucapin salam tapi nggak di jawab, malah ngelamun sama senyum-senyum sendiri lagi" balas Syifa. "hehehe...!" Balas Auliya hanya kekehan.
"Ngapain kamu tadi senyum-senyum sendiri?" Tanya Syifa. "Heum... Nggak kok, nggak ngapa-ngapain" balas Auliya. "Pasti mikirin kak Haikal ya" tebak Syifa. "Jangan sok tau kamu" balas Auliya. "Emang aku tau kok" ucap Syifa kepedean.
"Liya, aku tuh penasaran sama kak Haikal" ucap Syifa yang tiba-tiba serius. Auliya yang di sampingnya juga merasa ingin tau, Auliya memposisikan duduknya menghadap Syifa dan menatap Syifa.
"Penasaran? Penasaran kenapa?" Tanya Auliya. "Ya, penasaran ajah, kak haikal itu tipe orang nya itu nggak gampang akur sama orang yang baru ia kenal, apalagi cewek, kak Haikal itu nggak suka kalo di ajak ngobrol sama cewek, dan dia pun jarang berkomunikasi dengan santriwati di pesantren ini, tapi dia beda deh kayak nya kalo sama kamu Liya" ucap Syifa. "Ish.. ya enggak lah, mungkin kebetulan ajah" balas Auliya.
"Enggak, kamu tau kan Dhiva suka kak Haikal? Tapi kak Haikal berlaku biasa saja sama dia, tapi kalo sama kamu? Beda Liya" ucap Syifa meyakinkan dirinya sendiri. "Jangan-jangan dia suka lagi sama kamu" lanjut Syifa.
Auliya yang mendengar itu spontan langsung kaget. "Nggak mungkin lah Haikal suka sama liya, apalagi dia Sholeh, pinter ngaji, pinter Bela diri, masa selera nya kayak aku? Nggak mungkin lah syif" balas Auliya. "Tapi bisa ajah iya kan?" Ucap Syifa masih tetap di pikirkan nya. "Sudahlah, kita belajar dulu, besok kan masih ujian, jangan mikirin yang macam-macam, habis ini shalat isya, kita belajar dulu" ucap Auliya mengalihkan pembicaraan nya.
"Heum... Okelah" Syifa pun pasrah dan mulai belajar. Dan tak lama kemudian.
"Allahuakbar"
"Allahuakbar"
Suara adzan isya sudah berkumandang, mereka memilih untuk menunda belajarnya dan menunaikan shalat isya dahulu, Setelah pulang mereka melanjutkan belajarnya sampai pukul 9 malam.
"Syif, udahan yuk, aku capek" ucap Auliya. "Hemm okelah" balas Syifa dan pergi menuju ke ranjang kasur miliknya.
Auliya pun sama, Auliya merebahkan tubuhnya di atas kasur miliknya dan menatap langit-langit atap nya dan memikirkan omongan Syifa tadi. Apa iya Haikal suka sama dirinya? Lalu apa rasa yang selama ini Yanga dan di hati Auliya seketika bertemu dengan hiakal? Apa Auliya juga suka sama Haikal?
Pertanyaan pertanyaan itu terus melingkar di otak nya, dan sampai tak di sadari Auliya pun masuk ke dalam alam mimpinya.
Bersambung.....