Chereads / GADIS IMPIAN / Chapter 16 - [15] perasaan?

Chapter 16 - [15] perasaan?

liyaa...?" Auliya yang mendengar seperti ada yang memanggil namanya, Auliya pun menoleh ke arah sumber suara itu, dan ternyata Haikal, Auliya tak menghiraukan nya dan melanjutkan tangisnya.

Sehingga Haikal yang melihat itu merasa amat kasian dengan Auliya, Haikal menghampiri Auliya dan berdiri di samping kursi yang tengah di duduki Auliya dan memberikan sebuah sapu tangan yang sering ia bawa kemana mana.

Auliya yang sedari tadi menunduk dengan tangisnya dan ketika mengetahui Haikal memberika sebuah sapu tangan kepada nya, Auliya pun mendongakan kepala nya dan menatap Haikal yang menunduk.

Auliya dengan lambat mengambil sapu tangan itu dan menggunakannya untuk menghapus air mata nya. "Sudahlah.... Jangan menangis, ana paling nggak suka liat cewek nangis" ucap Haikal tanpa menatap Auliya dan menatap bunga bunga yang ada di seberang taman rumah sakit.

Auliya yang mendengar itu merasa hati nya seperti ada yang menguatkan dirinya hanya dengan ucapan yang bisa dipikir tidak seberapa di bandingkan dengan ucapan pedas yang keluar dari mulut Dhiva yang membekas di hatinya.

"Kamu nggak tau rasanya gimana... Sakit kal..." Ucap Auliya di tengah isakan tangis nya. "Segitu bencinya kah Dhiva terhadap saya..?" Lanjut Auliya. "Mungkin Dhiva hanya butuh waktu saja untuk memikirkan ucapan nya tadi, sudahlah jangan di masukan ke dalam hati" ucap Haikal pelan dan menenangkan Auliya.

Auliya yang mendengar itu pun mengaguk pelan, "yasudah, kalo gitu yuk kita shalat maghrib, pasti kamu belum shalat kan?" Ucap Haikal diringi kekehan kecil. Auliya yang mendengar itu pun tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya.

"Yaudah yukk, biar hati kamu tenang" ucap Haikal sambil mengajak Auliya. "Kamu duluan ajah, nanti aku nyusul" balas Auliya dan dibalas acungan jempol oleh Haikal.

Haikal pun pergi dari taman rumah sakit dan menuju tempat wudhu. Namun tidak dengan auliya, Auliya memilih untuk pergi ke ruangan Dhiva untuk menemui ustadzah Maria dan Syifa.

Saat Auliya sampai di depan ruangan Dhiva yang sudah ada kyai Yusuf dan fahir duduk di kursi koridor ruangan Dhiva yang di ketahui baru datang, fahir yang melihat keberadaan Auliya pun berdiri dari duduknya dan menghampiri Auliya, "assalamualaikum Auliya" ucap fahir dengan senyum senyum. Auliya yang melihat reaksi fahir pun menjawabnya sesingkat mungkin. "Waalaikumsalam" balas Auliya.

"Gimana keadaan antum, ana dengar Dhiva mendapatkan pendonornya dari antum" tanya fahir. Namun Auliya membalasnya dengan senyuman tipis "saya gak papa kok". Kyai Yusuf yang melihat fahir sedang ngobrol dengan Auliya pun menghampiri mereka. "He'em" sebuah deheman dari kyai Yusuf dan berhasil mengkagetkan fahir. "Ehh pak kyai" ucap fahir kikuk saat mengetahui pak kyai ada di belakangnya.

Auliya yang menyadari akan keberadaan pak kyai, Auliya pun menghampiri nya dan menyalami nya. "gimana keadaan kamu Liya?" Tanya kyai Yusuf. "Alhamdulillah... Saya gapapa pak kyai" balas Auliya dengan senyum khasnya. "ohh.. syukurlah" ucap kyai Yusuf. "Heumm... Kalo gitu saya masuk dulu ya pak kyai, mau nemuin Syifa" ucap Auliya dan di balas anggukan oleh kyai Yusuf. "Heumm... Pak kyai nggak mau masuk?" Tanya Auliya. "Iya, nanti gantian" balas kyai Yusuf dan di balas angguk an oleh Auliya.

Auliya pun masuk ke ruangan Dhiva dan mengucapkan salam. "Assalamualaikum" ucap Auliya. "Waalaikumsalam" balas seisi ruangan Dhiva. "Heumm... Syifa kamu udah shalat Maghrib?" Tanya Auliya. "Astagfirullah... Sampai lupa aku" balas Syifa sambil memukul pelan kepala nya. "Kalo gitu yukk bareng sama aku" ajak Auliya. Dan di balas anggukan oleh Syifa. "Bentar Liya, ustadzah ikut, ustadzah juga belum shalat" ucap ustadzah Maria. "Hmm ayoo ustadzah" ajak Syifa.

Namun tidak dengan dhiva, Dhiva yang melihat itu merasa heran, tidak semua santri baru bisa seakrab itu dengan ustadzah Maria, dirinya ajah yang sudah 1 tahun lebih disini, tak pernah sedekat itu. Tapi Auliya yang masih 4 bulan di pesantren sudah seakrab itu.

"Om, Tante nggak mau shalat Maghrib bareng kita?" Ucap Auliya. "Nanti Tante sama om gantian ya, kalo kita shalat bareng lalu siapa yang njagain Dhiva disini" ucap Tante Maya. "Oh iya ya..." Balas Aulia kikuk. "Heumm... Kalo gitu kita permisi dulu ya Bu, pak assalamualaikum" pamit ustadzah Maria. "Waalaikumsalam" balas maya dan fajar.

Setelah itu Auliya, Syifa dan ustadzah Maria mengambil air wudhu selepas itu mereka menuju ke mushola yang ada di dalam rumah sakit. Dan saat syifa, Auliya dan ustadzah Maria memasuki mushola, mereka mendengar suara merdu yang melantunkan ayat-ayat suci Al Qur'an.

"Masyaallah... Merdu sekali, suara siapa itu" ucap ustadzah Maria. Auliya yang menengok sana sini tak melihat seorang pun, dan ketika Auliya pergi ke shaf laki laki. Mata Auliya tersorot kepada seorang laki-laki yang tengah mengaji surah Ar Rahman.

Tak di pungkiri air mata Auliya menetes tak terduga secara tiba-tiba, akibat mendengar suara lantunan ayat suci Al Quran itu.

Auliya semakin mendalam kan pendengarannya untuk mendengarkan suara ngaji itu, bagi Auliya ini yang pertama kali nya ia dengar yang paling merdu di telinganya.

Auliya melihat punggung Haikal yang melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an itu dengan hati kecil Auliya seperti bergejolak kencang di dalamnya.

"Hayooo.... Ngapain disini" ucap Syifa mengagetkan Auliya, Auliya cepat cepat menghapus air mata nya yang tadi berhasil meluncur. Syifa melihat ke arah Haikal yang tengah mengaji kemudian menatap Auliya secara bergantian. "Kamu ngintipin kak Haikal yaaa... Hayoo ngaku" goda Syifa dengan tertawa. "Ish..! Nggak lahh ngapain juga aku ngintipin haikal" balas Auliya gugup. "Trus ngapain kamu disini kalo nggak ngintipin kak Haikal" ucap Syifa dan berhasil membungkam mulut auliya. "Enggak... Tadi ak..-" ucap Auliya yang terpotong dengan ucapan seorang laki-laki yang selesai mengaji. "Syifa... Auliya" panggil seorang laki-laki itu.

Auliya yang melihat Haikal yang mendekat ke arah nya membuat Auliya salah tingkah dan deg-deg an. "Ngapain kalian disini..?" Tanya Haikal. "Ini nih kak, Syifa habis mergokin Auliya yang ngintipin kakak ngaji tadi" balas Syifa sambil menyenggol lengan Auliya. Haikal yang mendengar itu menaikan sebelah alisnya seakan menanyakan kepada Auliya.

"Enggak.... Tadi...- ehh syif, ayoo kita shalat Maghrib keburu waktunya habis tau" ucap Auliya mengalihkan pembicaraan nya dan mendorong Syifa agar keluar dari shaf laki-laki. Haikal yang melihat tingkah Auliya terkekeh.

Setelah Auliya,Syifa dan ustadzah Maria menunaikan shalat Maghrib di mushola. Mereka pergi ke ruangan Dhiva.

"Assalamualaikum" ucap Auliya,Syifa dan ustadzah Maria kompak. "Waalaikumsalam" jawab Dhiva,maya, fajar, kyai Yusuf, fahir dan haikal. "Hmmm Abi, kita balik ke pesantren ajah yuk, udah malam, Dhiva harus masih nginep disini soalnya, kita besok kesini lagi" ucap ustadzah Maria kepada kyai Yusuf.

"Iya pak kyai, anak kamu harus di rawat inab disini, pak kyai, ustadzah dan santriwan santriwati balik ajah dulu, biar saya dan suami saya yang jagain Dhiva" ucap Maya bunda Dhiva. "Benar gapapa pak, Bu?" Tanya kyai Yusuf. "Gapapa pak kyai, oh iya terimakasih ya udah bawa anak kami kesini, dan kamu auliya, om sangat berterima kasih banyak ke kamu, karena kamu sudah nyelamatin anak om" ucap fajar ayah Dhiva. "Ish... Ayah, bukan dia yang nyelamatin Dhiva, tapi dokter" ucap Dhiva kesal. "Hustt" ucap fajar seakan menyarankan agar Dhiva diam.

"Iya om, selagi Liya mampu membantu pasti akan Liya lakukan itu" balas Auliya dengan senyum khasnya. "Iya Liya, Tante juga banyak terimakasih ke kamu" ucap maya. "Iya tan"  balas Auliya sambil menundukkan kepalanya.

"Kalo gitu, kita pamit dulu ya, assalamualaikum" pamit kyai Yusuf, fahir,Haikal, Auliya,Syifa dan ustadzah Maria. "Waalaikumsalam" jawab keluarga Dhiva.

Setelah itu mereka keluar dari ruangan Dhiva menuju parkiran yang ada di rumah sakit. Setelah mereka sampai di parkiran "oh iya, pak kyai kesini naik apa" tanya Haikal. "Saya naik motor sama fahir, karena ustadz ustadz yang lain pada rapat" balas kyai Yusuf. "Lohh kok pak kyai nggak ikut rapat?" Tanya Syifa. "Gimana saya bisa rapat kalo ada anak di pesantren masuk sini" balas pak kyai Yusuf dengan senyum. "Iya ya" balas Syifa dengan kekehan.

Setelah itu, Haikal mengambil mobil pesantren dan fahir mengambil motor di parkiran. Setelah itu mereka pergi kembali ke pesantren.

Ketika mereka di perjalanan tiba-tiba.

"Allahuakbar"

"Allahuakbar"

Suara adzan isya sudah berkumandang, mereka memilih untuk mencari masjid di sekitarnya untuk menunaikan shalat isya karena tidak baik menunda kewajiban.

Setelah mereka menemukan masjid di pinggir jalan, mereka menepikan kendaraan nya dan menunaikan shalat isya berjamaah. Selesai mereka menunaikan shalat isya berjamaah. Mereka melanjutkan kembali perjalanan nya.

Butuh waktu 30 menit untuk sampai di pesantren, memang cukup jauh sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama. Ketika mereka sampai di pesantren mereka memilih untuk masuk ke kamarnya masing-masing untuk belajar karena besok sudah ujian akhir tahun.

"Liya, sepi ya gaada Dhiva" ucap Syifa di tengah ia membaca. "Iya, gaada yang ngajak ribut" balas Auliya. Mereka pun tertawa.

Mereka fokus belajar sampai waktu menunjukan pukul 22.00. Mereka memilih untuk memberhentikan belajarnya dan memilih untuk istirahat, karena besok seperti biasa menunaikan shalat malam.

Auliya pergi ke ranjang kasurnya dan begitu pun juga dengan Syifa. "Selamat malam Auliya" ucap Syifa. "Selamat malam juga Syifa" balas Auliya. Setelah itu mereka terlelap dalam tidur dan memasuki alam mimpi.

Bersambung...