Haikal yang kini memikir kan sesuatu di otaknya, dengan posisi terbaring di atas kasur miliknya, Haikal pikir kini ia harus lebih giat belajar apalagi Minggu depan sudah ujian akhir semester dan akan naik kelas 3 SMA.
Haikal yang mempunyai cita-cita akan kuliah di Al Azhar Kairo Mesir dengan beasiswa itu pun butuh kerja keras, jadi untuk mewujudkan impian itu, Haikal harus lebih giat belajarnya.
Ketika Haikal sibuk dengan lamunan nya tiba tiba lamunan Haikal terbuyar karena keberadaan temanya yaitu Aditiya putra dan Fahri abdullah.
"Heiii...." Ucap Adit dan juga Fahri yang berhasil mengkagetkan Haikal. "Apaan sihh, kaget tau" balas Haikal kesal.
"Lagian lu ngapain sih bengong Mulu?" Tanya Adit. "Oh iya kemarin gue denger ada anak baru ya yang masuk ke pesantren ini, dan katanya lagi dia santriwati, gue penasaran dengan santriwati baru itu, katanya sih cantik, siapa tau bisa gue jadiin istri besok kalo udah lulus" ucap Fahri dengan kepedean.
"Heyy! Mimpi lu kejauhan tau" tegur Adit kepada Fahri. "Siapa tau ajah kan? Jodoh kan nggak ada yang tau" ucap Fahri sambil memajukan bibirnya.
"Heee sudah sudah... Berisik tau" ucap Haikal frustasi karena merasa berisik akan perdebatan mereka berdua. "Hemm ngomong ngomong nama santriwati baru itu siapa ya" tanya Adit. "Hey! Jangan kau ambil calon istri gue ya" balas fahir. "Emang lu tau namanya siapa" tanya Adit. Dan di balas gelengan kepala oleh fahir.
"Tuh kan..! Nama ajah belum tau, boro boro mau njadiin dia istri" canda Haikal yang kini ikut ikut membahas anak santri baru itu.
"Emang lu tau kal" tanya fahir balik kepada haikal. "Tau lahh" jawab Haikal dan berhasil mengkagetkan fahir dan juga Adit.
"Siapa kal, siapa namanya". "Iya kak, siapa" tanya fahir dan juga Adit bersamaan dan dengan perasaan tidak sabar.
"Emangnya nama santriwati baru itu penting yha? Buat kalian?" Tanya Haikal. "Ya, pentinglah, gue yang melihatnya ajah udah seperti jatuh cinta pandangan pertama" ucap fahir sambil mengingat pertemua. Fahir dengan Auliya ketika di pintu depan masjid.
"Helehh! Kerjaan lu berkhayal ajah lu" sontak Haikal sambil menyenggol lengan fahir. "Emang siapa kal, nama santriwati baru itu" tanya Adit yang kini mulai ikutan serius.
"Namanya adalah....-" ucap haikal yang sengaja menggantungkan perkataan nya agar sahabatnya itu semakin penasaran. "Gue gamau ngasih tau ah" lanjut Haikal sambil lari menjauh dari sahabatnya, yang berhasil membuat kedua sahabatnya marah dan mengejarnya dan menggelitiknya.
"Hmmm! Gamau ngasih tau ya? Nihh balasan orang yang suka main rahasia rahasia sama sahabatnya sendiri" ucap Adit kesal sambil menggelitik Haikal yang kini sudah di pegangi oleh fahir. "Iya dit, truss dit biar Haikal tau rasa, siapa suru main rahasia rahasian" balas fahir.
Haikal yang merasa lelah karena tertawa kini pun mulai pasrah juga. "Iya iya gue kasih tau namanya" seketika itu fahir dan Adit melepaskan pegangan mereka. "Siapa" tanya fahir.
"Auliya, iya namanya Auliya, puas kalian" ucap Haikal. "Ohhh namanya Auliya, cantik juga ya seperti orangnya" ucap fahir. "Heyy! Bukan mahrom tau, dosa" tegur Haikal. "Ehh iya iya maap." Ucap fahir diiringi kekehan.
"Kalian jangan coba coba rebut dia dari ana ya, awas kalo kalian berani macam macam" ancam fahir dengan tatapan serius.
"Helehhh" ucap Haikal dan Adit meledek.
🍃🍃🍃
Auliya yang kini sedang makan malam bersama Syifa di kamarnya yang sudah di bawakan oleh bi Hani, namun dimana keberadaan Dhiva? Dhiva kini semenjak ada keberadaan Auliya Dhiva lebih sering main ke kamar sebelah yaitu Dina dan kania. Dhiva kini sudah mulai berteman dengan mereka.
Di pertengahan makan malam Auliya dan Syifa tak ada sepatah kata pun yang terucap di antara mereka, memang di pesantren juga di ajarkan kalo makan tidak boleh sambil bicara.
Ketika semua sudah selesai makan malam, semua santriwati di tegaskan untuk mencuci piring nya sendiri.
Bagi Syifa itu sudah terbiasa. Namun tidak dengan Auliya, Auliya yang dulunya suka manja kepada Farah yang tak bisa mengerjakan pekerjaan rumah.
"Hemm, ini harus cuci piring sendiri ya" tanya Auliya yang tak menyangka, "iya dong, itu harus, sudah dari dulu peraturan itu ditetapkan, emang nya kamu gatau" tanya Syifa dan di balas gelengan kepala oleh Auliya.
"Gue gatau kalo ada peraturan kayak gitu, gue kira bi Hani yang bawain makan dan bi Hani juga yang nyuci piring nya" ucap Auliya polos. "Hmmm! Kalo gitu mah! Enak dong para santri yang lain" ucap Syifa diiringi kekehan. Auliya yang mendengar itu pun juga ikut tertawa.
"Truss, selama gue disini kan gue gapernah tuh cuci piring, lalu siapa yang udah nyuciin piring gue" tanya Auliya penasaran. "Siapa lagi kalo bukan teman di samping kamu ini" balas Syifa dengan rasa kepedean.
Auliya yang mendengar itu pun kaget ternyata selama Auliya disini membuat repot Syifa, "apa? Jadi elu yang nyuciin piring gue" kaget Auliya. "Iya, aku pikir sihh kamu capek, mangkanya aku yang nyuciin piring kamu" balas Syifa dengan senyum.
Auliya yang mendengar balasan Syifa kini merasa tak enak dengan perlakuan Syifa kepadanya, Auliya pikir Syifa memperlakukan dirinya itu terlalu baik buat Auliya, sedangkan Auliya tak pernah membantu Syifa apa apa.
"Hmm udah ya, sini piring kamu biar aku yang nyuciin" ucap Syifa sambil mengambil piring yang ada di depan Auliya tetapi terlebih dulu Auliya menepis tangan Syifa. "Enggak syif, ini piring gue, seharusnya gue yang nyuci, bukan nya lu" ucap Auliya sambil mengambil piringnya.
"Memangnya kamu bisa nyuci piring kamu sendiri?" Tanya Syifa dengan senyum khasnya. Dan di balas gelengan kepala oleh Auliya.
"Kalo gitu ayok ikut aku, biar ana ajarin cara nya" ucap Syifa sambil berdiri dari duduk nya dan melangkah ke arah tempat pencucian piring, dan di susul oleh Auliya di belakang nya.
"Sini duduk di sebelah aku" ucap Syifa sambil menepuk di sebelahnya menyarankan agar Auliya duduk di samping nya. Auliya pun duduk di samping Syifa.
"Pertama buang sisa makanan kamu, setelah itu basahkan dengan air bersih selepas itu kamu cuci deh, nahh setelah kamu gosok gosok pakek sabun cuci piring, kamu bilas deh setelah itu di lap, beres" ucap Syifa sambil mempraktekan nya agar Auliya paham.
"Ohh gitu doang? Gampang banget yak" ucap Auliya dengan senyum. "Gampang kan? Sekarang kamu coba deh" ucap syifa.
Setelah Syifa dan Auliya mencuci piring makan nya Auliya dan Syifa pergi ke kamarnya, dan ketika sudah di kamarnya Auliya memilih untuk merebahkan tubuhnya.
Namun tidak dengan Syifa, Syifa lebih memilih duduk di meja belajarnya dan membaca buku buku pelajaran nya, "syif, lu kok betah amat sih baca buku terus" tanya Auliya sambil mengerutkan keningnya.
"Iya dong Liya, aku sama kak Haikal udah janji sama orang tua kami, kalo kita bakal kuliah di mesir dengan beasiswa, dan yang mendapat beasiswa itu hanya 2 orang saja, 1 untuk santriwan 1 nya lagi buat santriwati. Makanya aku dan kak Haikal berlomba lomba untuk mendapatkan beasiswa itu" jelas Syifa dengan penuh semangat.
Auliya yang mendengar nama Haikal kini teringat sesuatu yang akan ia tanyakan kepada Syifa perihal buku harian syifa.
"Hmmm, Haikal itu saudara lu" tanya Auliya. "Iya, meskipun bukan kakak kandung aku sih, tapi aku sayang banget sama dia, karena dia baik, pinter, saleh. Beruntung banget yak perempuan yang mendapatkan laki-laki seperti kak haikal" balas Syifa panjang lebar.
"Ohh, segitu nya ya lu sayang sama Haikal" ucap Auliya sambil mengangguk anggukan kepala nya. "Iya, apalagi pas aku sama kak Haikal pulang ke Jakarta, kami sangat bahagia karena bisa bertemu dengan kedua orang tua kami, saat kak Haikal main ke rumah ku dan mau pulang ke rumahnya, tiba tiba ia tertabrak mobil, tapi untung saja kak Haikal tidak kenapa Napa, orang yang menabrak nya sudah bertanggung jawab itu pun aku sudah seneng, tapi sayang, aku sampai saat ini belum bisa bertemu dengan orang yang sudah menolong kak Haikal, rasanya aku ingin berterimakasih kepada ya karena sudah bertanggung jawab" jelas Syifa dengan penuh senyuman.
Auliya yang mendengar itu pun merasa hati nya terpukul sekali atas kecerobohan nya, tetapi untung saja Syifa ayang baik hati itu tidak memendam rasa benci kepadanya bahwa dia lah orang yang menabrak kakak sepupu nya yang ia sangat sayangi seperti kakak kandung nya.
"Truss gimana dengan orang tua Haikal saat dia tertabrak mobil" tanya Auliya serius. "Saat aku mendapat telfon dari rumah sakit kalo kak Haikal masuk ke rumah sakit, aku langsung mengkabari paman Hardi dan bibi Fariza setelah itu kami pergi ke rumah sakit untuk menjenguk kak Haikal, saat itu bibi Fariza sangat terpukul sekali saat melihat anak nya yang terbaring di ranjang rumah sakit, tapi bibi Fariza dan paman Hardi sangat bersyukur sekali bahwa orang yang menabrak putra nya itu mau bertanggung jawab dan membiayai rumah sakitnya" jelas Syifa.
"Hmmm,, Syif sebenernya..." Ucap Auliya sambil menggantungkan ucapanya, Auliya merasa gugup untuk menjujurkan hal ini kepada Syifa, "iya?" Tanya Syifa.
"Sebenarnya, gue orang yang sudah nabrak Haikal" ucap Auliya. "Apa?" Kaget Syifa.
Bersambung.....