Sudah pukul dua malam.
Entah harus berapa lama lagi Reina harus menunggu Yose. Dia sudah pergi sejak jam tujuh tadi malam.
Pukul dua lewat dua puluh menit, suara pintu pagar dibuka dari luar. Sudah pasti jika itu adalah Yose.
Reina memaksakan matanya untuk ia pejamkan rapat-rapat meski sulit. Sambil menahan rasa sesak di dadanya karena harus menerima perlakuan seperti tadi dari Yose.
Bahkan dia lebih peduli Lara alih-alih dirinya. Apa itu artinya Lara lebih penting dari dirinya?
Kini … suara pintu kamarnya dibuka begitu pelan. Pasti Yose takut membangunkan Reina. Namun sayangnya wanita yang sedang memunggunginya itu tidak bisa tidur sama sekali.
Yose membuka lemari, untuk mengganti bajunya. Namun dia terkejut ketika membalikkan badan dan mendapatkan Reina sedang bersidekap dan menatapnya tajam.
"Kamu belum tidur?" tanya Yose. Jelas jika dia sangat kaget.
Reina diam. Dia berdiri kemudian berjalan ke arah Yose.
Reina memandang wajah lelaki itu dengan sengit … lalu—
Plak!!!