Pasukan Pangeran Harith akhirnya sampai di depan Eden yang mematung. Sang pangeran dan Syamsir turun dari kuda, mendekati Eden.
Syamsir melangkah lebih dekat dan menyunggingkan bibirnya. Ia berkata, "Mengapa Anda tidak ikut kabur saja?"
"Jangan pura-pura bodoh, aku bukan lagi bagian dari mereka," balas Eden dengan wajah tanpa ekspresi.
"Jadi, Andalah Tuan Tanpa Nama itu?"
Eden menoleh, memandang seorang pemuda dengan jubah yang cukup bagus. Berwarna hitam, berbahan dasar kain tenun yang sangat mahal walau dijual mentahan. Terlihat motif tumbuhan berdaun emas menghiasi sepanjang kancingnya. Tentu saja tertutupi sebagian oleh baju zirah yang terlihat berat.
Eden berpikir bahwa seseorang di hadapan adalah seorang pangeran. "Anda sendiri, pasti pangeran pelarian yang sangat ditakuti kehadirannya oleh Raja Altair, tebakan saya benar, bukan?"