Harith kembali berhadapan dengan pria besar yang dibunuhnya. Bahkan kekuatan pria itu makin sulit ditahan oleh pedang. Segera, dia menangkis kapak pria itu dan menarik kuda ke samping. Mengelak dari tebasan sampai kapak besar menghantam pasir.
Seketika, Harith terlempar dari kuda dengan pantat lebih dahulu. Pria besar itu langsung berlari kearahnya, sambil mengacungkan kapak seperti orang tidak waras. "Grrrr agrrhhhh!!" teriakannya membuat Harith syok dan tak bisa berpikir jernih. Bahkan suaranya bukan lagi manusia melainkan seperti binatang buas pemakan daging.
Sayangnya, dari samping kanan terlihat sosok pria bertubuh besar juga. Berlari bersamaan kearah sang pangeran. Saat itu, waktu terasa berhenti. Harith memanjangkan tangan pula, berusaha meraih pedang yang terlepas. Akan tetapi, pedang itu jatuh cukup jauh dari posisinya sekarang. Sehingga Harith mulai pasrah, memejamkan mata dengan jantung yang kian berdebar.