Chereads / ustadz ku imam ku / Chapter 5 - Asisten Ustadz

Chapter 5 - Asisten Ustadz

Tak terasa sudah berlalu satu tahun,aku sekarang sudah masuk Kelas 2 Tsanawiyah ,dan kesalahan yang paling fatal aku lakukan adalah tidak pernah muroja'ah sewaktu liburan panjang..dan itu menyebabkan aku harus mengulang hafalan ku, sewaktu pertemuan pertama pelajaran Tahfiz dengan ustadz yang masih sama, ustadz masih bercerita nuansa lebaran dan sama seperti ustadz dan ustadzah lain nya . Minggu kedua nya baru masuk Kepada pelajaran biar tidak banyak waktu yang terbuang.

Mel ,kamu dipanggil ustadz putra ucap teman ku, waktu itu aku lagi duduk bersama teman ku didepan kelas,aku sangat jarang pergi kekantin, alasannya karena buku akan banyak sekali yang akan dibeli kan lumayan uang nya ditabung ,alasan keduanya malas berdesakkan dengan santri yang lainnya . Aku pun lekas pergi mendatang i ustadz itu, iya kenapa ustadz ucap ku,,gini nak kamu kan semester kemaren udah selesai juz amma sedangkan seharusnya hafalan kita semester dimulai dari surat At Thoriq lagi , kamu mau lanjutkan hafalan nya ke Al Baqarah atau mengulang juz amma lagi ucap ustadz.. gimana ya ustadz aku kek nya coba lanjut aja deh ucapku,baik kalau begitu tapi jangan lupa muroja'ah yah ucap ustadz. na'am ustadz ucap ku,,aku permisi ustadz ..iya Mel ucap ustadz..

seiring berjalannya waktu dari bulan ke bulan mungkin untuk mengejar waktu jua, hafalan ku bukan nya malah makin bertambah tapi hanya sedikit.bagaimana tidak pelajaran di kelas dua ini sungguh banyak sekali hafalan, belum juga hadis dan terjemahan ,, sehingga membuat ku harus membagi waktu .disewaktu ketika banyak sekali yang ingin menyetorkan hafalan nya , ustadz menyuruh ku untuk mendengarkan teman" yang ingin menyetor supaya waktu bisa dikejarkan.. alhasil sebenarnya aku sangat malas,, bagaimana tidak aku tidak akan bisa bermain dan selebihnya lagi aku kadang suka takut berdosa , bagaimana tidak aku harus menuliskan hafalan teman" ku yang malas menghafalkan hafalannya dengan tidak lancar. Dan itu terus berlanjut hingga semester dua Bahkan bertambah banyak pula asisten ustadz tersebut dalam kelas,dua Santri dan santriwati , sehingga kami yang dijadikan asisten tidak bisa menghafal pada jam Tahfiz hanya dapat menyetor hafalan diluar jam pelajaran Tahfiz yah ketika jam pelajaran fikih pesantren ustadz itu juga yang mengajarkan nya.

karna rasa malas ku jua aku juga sering tidak menyetorkan hafalan nya alasannya karena muroja'ah ku supaya tidak semakin banyak..kadang ustadz sampai menyuruh temanku ketika aku tidak menyetorkan hafalan..dan itu tak bisa ku elakkan dan membuat janji bahwa besok aku akan menemui ustadz dan menyetorkan hafalan ku.