Chereads / ustadz ku imam ku / Chapter 10 - sindiran Lamaran

Chapter 10 - sindiran Lamaran

teknologi sekarang semakin canggih,hingga dunia pendidikan pun harus ikut berbaur canggih juga , mengapa tidak tahun ini diwajibkan untuk ujian berbasis nasional harus dengan komputer. Siang itu sebelum masuk sekolah sore,aku , hajar dan robia menyempatkan diri untuk berkunjung ke Labor komputer baru pesantren,serba baru dan serba hijau warna cat nya ,persis dengan background pesantren kami hijau muda. Setalah merasa cukup puas kami berkeliling-keliling kami pun pergi perlalu dari labor tersebut namun ketika itu datang lah ustadz putra berdiri dipintu Labor, ketika hajar dan robia pergi duluan, dengan permisi ke ustadz dahulu , hingga tinggal lah diriku yang masih dekat pintu karena sandal ku ada didekat kaki ustadz , karena sekolah sore jadi diperbolehkan untuk memakai sandal ,jadi sebelum aku mengambil sandal ku aku memohon izin terlebih dahulu sebagai adab seorang santri dan siswa terhadap gurunya.

aku : permisi ustadz ana ingin mengambil sandal dekat kaki ustadz ?

ustadz : owhh boleh silahkan ,(sambil mengeser posisinya )

sehingga aku pun mengambil sandal ku dan ingin berlalu dari hadapan ustadz,namun dicegah ustadz

ustadz : tunggu dulu Mel

aku : iya kenapa ustadz ?

ustadz : kamu setelah tammat masih melanjutkan kuliah atau menikah ?

aku : (. cemas-cemas takut ) hehehehe ustadz ini, insyaallah kuliah ustadz, lagian belum kepikiran untuk menikah ustadz

ustadz : owhh begitu,kirain ustadz mau menikah?

aku : (tidak menjawab perkataan ustadz lagi karena ingin secepatnya berlalu dari hadapan ustadz putra ) saya permisi ustadz

ustadz : iya,iya Mel.

setelah berlalu dari hadapan ustadz hati ku was-was ,cemas dan gelisah , kenapa ya ustadz bertanya demikian ,semua Santri tau bahwa ustadz putra masih lajang dan belum menikah,ntah alasan apa ustadz itu belum menikah, padahal ustadz itu lumayan tampan,mapan,serta ustadz yang banyak disukai para santri karena ramah,dan mudah hafal nama para santri,serta kelemah lembutan ustadz itu dalam mengajar santri nya ,dan kebetulan juga ustadz ini adalah wali kelas ku dikelas 6 Aliyah. setelah kejadian itu hajar dan robia bertanya kenapa aku begitu lama dilabor

hajar : kamu kenapa tadi Mel kok lama ?

robia : iya ngobrol apa tadi sama ustadz ?

aku : ( awalnya malas untuk cerita tapi pasti diledekin nanti oleh mereka hingga jadi bahan gosipan malah ) hmmmm. ?? (terdiam dan masih mikir )

hajar : kenapa sih ?

aku : pengen cerita tapi takut nanti kalian ember? (padahal sebelum itu aku sudah cerita waktu itu sama Annisa waktu semester ganjil dahulu bahwa ustadz putra pas ujian kesenian bahwa aku harus cinta dalam istikhoroh terus , waktu itu aku bingung dengan ucapan ustadz ,jadi ku tanya kan saja pada Annisa maksud nya karena dia juga waktu itu mendengar serta melihat aku ujian nya kelamaan dengan ustadz, setelah ku cerita kan padanya, bahwa katanya ustadz itu suka kepada ku ,dan itu ku anggap hanya ngawur dan candaan mana mungkin ,ngaco aja pikiran mu ucap ku pada Annisa)

robia : gak percayaan banget sih sama sahabat sendiri ,kita udah sering curhat bareng loh Mel ,ya nggak jar ? .

hajar : iya nih simelda gak asyik tau (kesal ) .

aku : okeh ,aku akan ceritakan,dengar yah ..

hingga aku menceritakan semua yang terjadi dan meminta tanggapan mereka tentang hal demikian

robia : mungkin emang ustadz suka sama kamu Mel ?

aku : mana mungkin lah,masak iya sih ,

hajar : buktinya ustadz itu ngomong kek gitu,mau melamar kamu ? .

aku : wehhh jangan nakutin lah,aku gak mau tau ,,,pokoknya gak mungkin,gue gak mau

dari tanggapann sahabat ku itu aku jadi mulai berfikir kok bisa yah kejadiannya seperti itu,dan mulai dari situ aku malas jika terlalu akur dengan ustadz baik dijam pelajaran maupun diluar jam pelajaran Bahkan aku tak pernah memperhatikan ustadz menerangkan lagi hanya mendengarkan saja.

***

Seperti biasanya menunggu ustadz yang masuk setelah selesai shalat zuhur,aku dan santri lain nya duduk sambil membicarakan yang unfaedah, tiba - tiba ustadz putra wali kelas kami datang ke kelas menanyakan apakah si ahmad masuk sekolah ,dia adalah teman satu kampung ku yang berulah,dia sangat jarang masuk sekolah lantaran ntah malas atau tidak ingin melanjutkan sekolah lagi padahal sebentar lagi kami akan ujian Nasional,dia tak kunjung masuk padahal sudah diberikan surat peringatan.

ustadz : si Ahmad belum masuk ?

Rani : belum ustadz

ustadz : owhhh begitu ,ya sudahlah. oh iya Mel kamu juga nanti setelah tammat tidak langsung menikah ( ntah mengapa ustadz putra bertanya demikian lagi, kenapa harus topik pernikahan Mulu kalau sudah tammat sekolah yah,, padahal disitu kan banyak santri lainnya )

aku : Belum ustadz ,(dengan hati malu dan kesal )

ustadz : okeh , semangat belajar nya, ustadz permisi dulu ,,

santriwati : baik ustadz

dilain itu robia dan Annisa yang ketika itu mendengar demikian , langsung tertawa dan mulai meledek ku,dan untung saja teman lainnya tak mengerti apa-apa, hingga tak perlu banyak menanggung rasa malu. namun ketika ustadz masuk mengajar ilmu hadis,ntah mengapa Annisa meledek ku dan itu aku sangat kesal karena takut didengar oleh teman lainnya, Mel -mel lihat dong Abi sedang menjelaskan ucapnya ,apa an sih kata ku,iya Mel ditimpali hazar,dan waktu itu aku tak mendengar kan ustadz dan melihat nya ,aku kesal hari itu,,

***

hari ini ada acara salah satu para ustadz jadi semua para santri hari ini cepat pulang.karena rumah ku cukup jauh aku memutuskan untuk pulang ke rumah afrina . Sebab nanti masih ada jadwal untuk sekolah sore dengan ustadz putra . setelah kami menaiki mobil, beberapa menit kemudian kami sampai ke rumah afrina, beristirahat sebentar kemudian makan dan sholat Zuhur karena waktu juga hampir jam satu siang, menunggu jam setengah dua siang ,aku buka FB dan stalking akhy yang masih membuat ku kecewa, ternyata dia sudah mempunyai pacar , pacarnya bercadar, karena penasaran aku ingin berteman dengan nya,tapi menurut ku dia kurang responsif dengan ku , hingga membuat ku kesabaran , akhirnya aku merasa kesal dan marah kepadanya Sa'ad berkomunikasi lewat sosial media ,tak lain hajar dan robia juga ikut ke rumah afrina ,dan hajar juga sempat melerai ku untuk tidak merespon ku , tapi karena aku sudah marah,maka tak ku denger , namun aku sadar dan mulai istighfar, ukhty tersebut juga mengakhiri perbincangan kami lebih dahulu. tapi dalam hati ku masih kesal, hingga kebawa pas sekolah sore, apalagi ketika berangkat ke sekolah sore kami telat lagi,Sa'ad kami berempat ,tina ,Rina, Rani dan aku masuk ,mengucap salam dan mencari tempat duduk,aku masih satu meja dengan hajar di meja kedua barisan tiga ,namun karena meja depan belum terisi, hingga ustadz menyuruh aku dan hajar untuk duduk didepan ,ketika aku ingin beralih tempat duduk dan mengambil tas yang terjepit membuat bangku tersebut jatuh.seketika itu juga Susi meledek ku, padahal ku tahu dia sedang bercanda,namun karena hati ku dari tadi siang lagi memang lagi marah hingga terbawa emosi.

Susi : gak usah gerogi lah Mel ,(tertawa, ketika bangku itu jatuh, karena semua santri juga melihat ke arah ku.)

aku : (langsung marah dan menunjuk jari ke arah si Susi ) apa,mau bilang apa ha,gak usah garing deh sus,(dengan nada marah padahal ustadz lagi duduk di meja guru)

Anna : kenapa sih Mel ( tercengang dan heran )

aku tak menanggapi pertanyaan anna, dan langsung duduk dimeja depan dan hanya diam saja, ketika semua sudah tenang , baru ustadz berbicara , mungkin tadi dia hanya memperhatikan apa yang terjadi, apalagi selama ini kalau didepan guru aku hanya pendiam )

ustadz : sudah aman kan semua,maklum lah si melda marah-marah dia Sekarang, mungkin karena ingin berumah tangga lagi dia

Anna : bisa jadi ustadz, tanda-tandanya mulai kelihatan (dibarengi tawa teman lainnya )

aku : gak lah ustadz ( ntah mengapa untuk kesekian kali nya ustadz itu mengatakan demikian hingga bertambah kali lipat kesal hati ku hari ini)

akhirnya pelajaran usai dan kami pun beranjak pulang, diperjalanan pulang

aku : sus aku minta maaf karena sudah membentak mu tadi ,aku tidak berniat apapun (merasa bersalah dan tertawa )

Susi :aku tadi juga terkejut atas perlakuan mu tadi,aku syok,a Mel aku juga minta maaf ( karena dia sudah tahu akan hal itu )

aku : ya sudahlah, lupakan saja,tidak usah dibicarakan lagi, karna nanti semua orang pada heran,ya sudah aku duluan yah karena jalur rumah kami pun sangat berbeda .

***

sore itu setelah kami anak keagamaan pulang sekolah sore Sa'ad itu kami berada ditangga masih bercanda menuju gerbang sekolah ,dan masih membahas ratu PHP juga, walaupun aku merasa risih, Namun tiba - tiba ustadz putra pun lewat digerombalan kami dan berbicara ,

ustadz : lewat dulu ustadz yah,ingat jangan membahas tentang cinta terus kata ustadz mungkin mendengar kan pembahasan kami tadi

Fitri : gak ustadz ,,si Melda nya itu ustadz yang mau menikah sama syekh

Annisa : syekh loh (tertawa)

aku : ( melirik ustadz apakah sudah sampai di kantor dan langsung memasang muka seperti tomat ) sekalian aja lah fit kalian umum in dimasjid biar semua orang pada tahu (dan pergi berlalu dari gerombolan mereka ,tapi masih ku dengar Fitri berbicara

Fitri : aku salah ngomong yah Mel,aku gak tau apa-apa loh tadi,cuma si Annisa yang mengkompori ku tadi ,

tapi aku tetap tak memperdulikannya ,dan ketika kami bertemu ditengah jalan Fitri Masih minta maaf dan hati ku kali ini tak menghiraukan apa pun ,dan sampai dirumah rasa kesal ku belum hilang jua,jadi aku menumpahkan nya disosial media Dengan caption menyindir para teman-teman ku , Hinga banyak yang mengkomentari postingan itu tapi tak satu pun komentar dari teman-teman ku kubalas bahkan chat mereka pun tak ku respon hanya read saja .

***

keesokan paginya pas muhadaroh banyak sekali teman -teman ku yang meminta maaf kepada ku, mungkin mereka merasa tersindir dengan postingan ku semalam. aku hanya merespon pura-pura tak tau,dan sok polos, hingga hari itu aku pertemanan ku dengan hajar ,robia dan Annisa mulai renggang,bukan karena apa tapi aku hanya kesal dan marah kepada mereka atas semua yang terjadi,tapi itu juga tak sepenuhnya salah mereka,tapi mungkin bercampur kecewa juga karena kejadian ratu PHP dan sindiran lamaran ustadz , hingga hari itu jua mereka tak pernah lagi memanggil ku ratu php.