Chereads / Bossku Is My Boyfriend / Chapter 14 - EVENT

Chapter 14 - EVENT

Pikiranku masih terbayang-bayang kejadian tadi. Saat aku melihat bentuk tubuh Pak Nando yang sangat aku dambakan. Dalam keadaan terlentang di atas kasur, mataku tak bisa terpejam karena masih kepikiran kejadian tadi.

Aku teringat perkataan Pak Nando sebelum pulang bahwa besok kami diminta untuk datang lebih pagi, karena ada event saat Car Free Day di Taman Bungkul Surabaya. Dia meminta kami datang jam 05:30, stand dan tempat untuk kami sudah tersedia. Ini event kota Surabaya yang bekerja sama dengan perusahaan pembuat ice cream untuk berbagi ice cream gratis. Tak hanya itu, banyak tenda-tenda stand yang akan terisi dengan banyak penjual aneka makanan dan minuman.

Seperti penjelasan Pak Nando saat briefing sebelum pulang, kita disana saat event tersebut hanya akan menjual kopi dan beragam minuman dingin. Rencananya, disana kita juga akan membagikan selebaran promosi untuk event valentine yang akan diadakan di kafe. Eventnya adalah potongan harga dan hadiah untuk pasangan yang datang.

Cekling... Suara ponselku berbunyi. Ada notifikasi pesan WhatsApp dari Kak Ditto yang masuk.

๐Ÿ“ฉ: "Vin, besok katanya kafe mu ada event di Taman Bungkul, ya?

๐Ÿ“จ: "Iya kak. Kak Ditto tahu dari Pak Nando ya?"

๐Ÿ“ฉ: "Iya, tadi Nando ngasih tahu aku untuk mampir ke stand kafe nya besok. Soalnya dia tahu kalau aku selalu jogging disini saat ada car free day."

๐Ÿ“จ: "Silahkan mampir kak, sekalian bantu-bantu juga tidak apa-apa โ˜บ๏ธ."

๐Ÿ“ฉ: "Boleh juga kalau ada imbalannya."

๐Ÿ“จ: "Imbalan apa kak? Ya Kak Ditto minta aja ke Pak Nando besok๐Ÿ˜„."

๐Ÿ“ฉ: "Gak mau. Pokoknya imbalannya harus dari kamu."

๐Ÿ“จ: "Kok harus aku kak?"

๐Ÿ“ฉ: "Kan kamu yang nyuruh bantu-bantu."

๐Ÿ“จ: "Kalau begitu, gak jadi dehinta bantuannya ๐Ÿ˜„."

๐Ÿ“ฉ: "Oh tidak bisa begitu. Pokoknya besok aku bantuin, dan sebagai gantinya kamu harus menemani aku makan siang. Titik."

๐Ÿ“จ: "Lhaa... kok maksa banget kak? Biasanya aku bawa bekal sendiri dari rumah."

๐Ÿ“ฉ: "Kalau begitu jangan bawa bekal. Besok aku yang traktir, kamu mau makan apa besok?"

๐Ÿ“จ: "Kakak yang traktir? Soal makannya, terserah Kak Ditto saja. Aku ngikut aja."

๐Ÿ“ฉ: "Iya, hitung-hitung sebagai ganti saat ke Surabaya North Quay kemarin."

๐Ÿ“จ: "Baiklah. Aku tidur dulu ya kak. Besok harus bangun pagi-pagi sekali."

๐Ÿ“ฉ: "Okay, Selamat malam, mimpiin aku ya๐Ÿ˜˜. Sampai jumpa besok pagi."

๐Ÿ“จ: "Hahaha. Selamat malam juga kak."

Aku menaruh ponselku di meja dekat tempat tidur. Sebelumnya telah aku setting alarm di jam 04:30, sekalian dengan sholat subuh.

*****

Terdengar suara adzan subuh dari masjid dekat rumah. Aku terbangun dari tidurku, sebelum alarm pada ponselku berbunyi.

Langit merah jingga di ufuk timur, memancarkan cahaya merah keemasan. Ayam jantan yang berkokok, saling sahut menyahutan. Embun pagi melayang di udara, menambah sejuk pagi ini.

Aku pamit kepada bundaku dan menaiki motorku. Jam sudah menunjukkan pukul 5 kurang sedikit, aku bergegas berangkat.

Rupanya semua sudah sampai duluan, hanya aku yang terakhir.

"Ayo Vin kita berangkat sekarang. Boncengan aja, pake 3 motor biar tidak kepisah. Aku naik motor sendirian." kata Kak Dwiki.

"Buru-buru banget kak? Ini masih jam 5:19." kataku.

"Kamu gak pernah ikut CFD ya?" kata Kak Dwiki.

"Gak pernah kak, males kalau harus olahraga." kataku sambil tertawa.

"Ohh... Pantesan kamu gak tahu. Kalau kesiangan nanti motor gak bisa lewat, nyari parkiran juga susah karena sudah padat."

"Oh, begitu! Apa tidak ada barang-barang yang perlu dibawa kak?"

"Nggak ada, semua sudah dibawa oleh Pak Nando. Pagi-pagi sekali dia sudah mempersiapkan semua, dibantu orang yang dia suruh." kata Kak Andi menyahuti pertanyaanku.

"Ayo kita berangkat sekarang, Pak Nando pasti sudah menunggu di sana." kata Kak Dwiki.

"Aku nebeng kamu aja Vin." kata Kak Dimas.

"Silahkan. Jangan lupa bayar ojeknya ya Kak. Hahaha."

"Bayarnya pakai ice cream aja ya nanti." kata Kak Dimas.

"Apaan pakai ice cream? Nanti disana juga bisa dapat gratis!" kataku sambil memanyunkan bibirku.

Semua tertawa mendengar perkataan ku.

"Udah... Udah! Ayo berangkat. Andi sama Vendi saja, ya?" kata Kak Dwiki.

"Siap." kata Kak Vendi.

Kami berangkat ke arah Taman Bungkul, jaraknya tidak terlalu jauh dari kafe. Butuh waktu sekitar kurang dari 15 menit, karena jalanan hari ini cukup lengang di hari Minggu.

Kita memarkirkan motor di sebelah selatan taman. Baru pertama kali ini aku ikut CFD di Taman Bungkul. Aku kaget melihat banyak orang yang sudah memadati tiap sisi jalan dan di taman. Banyak juga dari mereka yang membawa hewan peliharaannya. Berbagai macam komunitas ada disini. Dari komunitas macam-macam pecinta hewan, pecinta sepeda lama, komunitas olahraga, dan lain-lain.

Kami menemukan tempat stand cafe, Pak Nando yang dari awal sudah datang terlihat sedang menunggu kedatangan kami. Kami menghampiri Pak Nando.

"Akhirnya kalian datang. Ayo kita menyiapkan dan menata barang-barang ini." kata Pak Nando. "Davin dan Andi bertugas membagi-bagikan selebaran promosi pada orang-orang yang lewat. Cafe kita akan mengadakan promosi untuk hari valentine. Yang lain akan bekerja disini membuat pesanan" tambahnya.

"Baik pak!" kata Kak Andi.

Pak Nando memberikan kertas selebaran pada kami. Cukup banyak kertas yang akan kita bagikan. Aku baca tulisan pada kertas itu, tertulis promosi potongan harga untuk pasangan yang datang. Bukan hanya untuk pasangan kekasih saja, pasangan suami istri bersama keluarganya, dan juga untuk yang datang bersama teman-teman dekatnya. Hari kasih sayang bukan hanya untuk mereka yang berpacaran saja, tapi untuk mereka yang memberikan kasih sayang pada keluarga dan teman-teman juga.

Saat ini disepanjang jalan depan taman, orang-orang berjejer untuk melakukan senam pagi. Di depan mereka terdapat panggung yang tidak terlalu tinggi. Diiringi dengan musik dan seorang pemandu senam wanita. Mereka mulai mengikuti gerakan si pemandu. Tua muda, laki-laki dan perempuan, bahkan anak-anak mengikuti gerakan senam ini.

Aku berdiri sambil menikmati musik senam itu. Terkadang aku mengikuti dari gerakan si pemandu.

"Selamat pagi Vin....!" kata Kak Ditto sambil sedikit berteriak yang mengagetkanku. "Hahaha, kaget ya kamu?". Kak Ditto tertawa sambil mengacak-acak rambutku.

"Duh... Kak Ditto mengagetkanku saja." kataku. "Kak.... Kenapa senang banget sih acak-acak rambutku?" keluhku.

"Rambut kamu halus banget tau! Enak banget loh buat di pegang gini!" kata Ditto sambil sedikit menjambak rambutku lembut.

"Aduuh... Sakit kak!" kataku sambil kupukul tangannya.

"Haha... Maaf... Maaf! Cuma bercanda. Udah dong, bibirnya jangan sampai maju-maju gitu. Malah pingin gigitin tuh bibir jadinya."

Aku hanya meliriknya dengan tatapan sinis dan tajam. "Bisa-bisanya dia malah bergurau seperti itu. Apa dia tidak malu kalau di dengar oleh orang lain?" kataku dalam hati.

"Udah dong! Matanya jangan ngelihatin kayak gitu. Serem tau. Udah yaa! Maafin aku, please!" katanya sambil memelas dan menempelkan kedua tangannya di depanku.

"Baiklah. Berikan tangan kakak!"

"Tangan? kenapa?" kata Kak Ditto sambil mengulurkan tangan kanannya.

Aku memberikan tumpukan kertas yang sedang aku bawa pada Kak Ditto. "Nih.. Bawain!"

"Lho... Semua? Banyak banget ini!"

"Kenapa? Gak mau? Katanya mau bantuin bagi-bagikan kertas selebarannya?" kataku yang masih sedikit ngambek.

"Iya... Iya... Biar kakak yang bawain. Kamu yang membagikan kertasnya ya?"

"Ya... Gak bisa gitu dong kak. Katanya mau bantuin? Sekalian dong jangan setengah-setengah."

"Iyaa...! Udah dong marahnya! Marahmu menakutkan loh." kata Kak Ditto

"Salah sendiri. Pagi-pagi bikin bad mood." kataku dengan ketus.

"Iya... Maafin ya? Aku tau kalau aku yang salah." kata Kak Ditto sambil menurunkan wajahnya.

"Hahaha... Kena deh. Aduh kasian anak orang. Kayak habis di marahin orang tuanya." kataku sambil tertawa terbahak-bahak.

Kak Ditto mengangkat kepala dan melihatku yang sedang menertawakannya. "Oh... Balas dendam nih ceritanya? Bisa jahil juga rupanya." kata Kak Ditto sambil menggelitiki dan mencubit perutku.

"Hahaha... Udah kak. Geli...!" kataku. "Itu senamnya sudah mau selesai. Ayo siap-siap membagikan selebarannya." tambahku sambil menghentikan tangan Kak Ditto.

"Yaudah... Ayo kita hampiri orang-orang."

Kami melangkah ke depan untuk membagikan selebaran pada orang-orang yang akan membubarkan diri dari senam pagi.

.

.

.

*****

Halo para readers. Maafkan author baru bisa update. Karena kemarin migrain melanda terus-terusan.

Jangan lupa vote, rate , komen, kritik dan saran. Supaya author bisa memperbaiki diri.

See ya di next chapter.