"Apa tidurmu nyenyak, Sayang?" tanya Bang Ares dengan nada begitu lembut. Senyumannya menjadi hal yang pertama kulihat ketika aku membuka mata. Bang Ares berbaring miring menghadap ke arahku dengan satu tangan menyangga kepala.
Aku berjengit ketika Bang Ares hendak menyentuhku. Kemudian duduk dan beringsut menjauh darinya.
"Kamu kenapa, Sayang?" tanya Bang Ares. Dia terlihat kebingungan, atau mungkin hanya pura-pura. Apa dia lupa yang sudah ia lakukan padaku tadi?
"Abang jahat. Aku mau putus," kataku dengan suara bergetar.
Mata Bang Ares melebar. "Loh? Loh? Abang udah lakuin kesalahan apa sampai kamu baru bangun tidur langsung minta putus?" Sekarang Bang Ares sudah duduk tegak. Oke. Aktingnya terlihat sangat meyakinkan dan tampak natural. Andai dia seorang aktor, pasti Bang Ares akan memenangkan ajang Piala Oscar.
"Abang nggak usah pura-pura!" bentakku.