Aku mengerang frustrasi ketika ponselku tak henti-hentinya berdering. Padahal, ini sudah hampir tengah malam. Tubuhku sudah sangat letih dengan segala persiapan pertunanganku dan Bang Ares, dan ingin segera pergi tidur. Namun, baru saja aku mulai terlelap, ponselku terus-menerus berteriak di telingaku. Andai harganya tidak mahal, pasti sudah kulemparkan benda jahanam itu ke dinding.
Aku mengangkat panggilan dengan enggan dan terkantuk-kantuk. "Halo," kataku parau. Namun, perkataan seseorang dari balik sambungan telepon berhasil membuatku sepenuhnya terjaga. Rasa kantukku menguap entah ke mana. Aku langsung melompat turun dari ranjang. Kemudian, kusambar hoodie dan celana jins selutut, lalu berpakaian secepat mungkin.
***
