Chad menutup matanya dengan tenang. Seminggu sudah Ia melakukan negosiasi yang alot. Banyak pihak yang sangat ingin melihat EMS holding runtuh. Ayah Chad, Damian Smith telah diincar oleh koleganya sendiri untuk dihancurkan.
Imbasnya beberapa partner bisnis EMS pun mulai meragukan kemampuan EMS holding. Beberapa kontrak yang seharusnya telah di tandatangani, kini harus dinegosiasi ulang.
Beberapa menit kemudian, ponselnya berdering.
"Chad.. perwakilan dari Jepang tadi menghubungi. Mereka mendengar apa yang terjadi di Thailand, mereka sepertinya ingin kembali melakukan negosiasi. Mereka meminta EMS ada disana besok."
"Besok.. Jepang.. Baiklah.. "
Perwakilan Jepang memegang kontribusi terbanyak dalam pengelolaan aset EMS holding sehingga kali ini Chad akan kembali melakukan negosiasi yang alot.
Chad melihat ke ponselnya sambil menghela nafas panjang. 2 jam yang lalu Ia baru saja sampai dari bandara, karena tidak ingin membuang waktu, Ia langsung ke kantor agar bisa beristirahat secepatnya di apartemen Lean.
Baru saja Chad mencoba mengetik sebuah pesan untuk Lean, seseorang membuka pintu ruangannya dengan tiba-tiba. Adel masuk dengan wajah sangat tegang.
"Kakak.. ada sesuatu.. "
Chad melihat Adel memegang amplop coklat di tangannya.
Adel mengeluarkan lembaran lembaran foto di dalamnya.
Chad mengambilnya dengan tenang.
Chad memperhatikan foto itu dengan mengernyitkan keningnya.
"Kakak.. bukankah gadis itu yang kakak bawa ke pesta. Aku tidak akan lupa, karena itu pertama kalinya kakak bawa seseorang ke pesta keluarga kita."
Chad terdiam, Ia tidak mengerti apa yang baru saja Ia lihat.
Foto foto itu menggambarkan sepasang perempuan dan laki-laki sedang berangkulan keluar dari caffe X, di foto lain mereka masuk ke dalam Hotel NEW melalui lift khusus sampai dengan mereka memasuki kamar yang sama masih dengan berangkulan.
"Darimana ini.. "
"Kakak.. Kak Vio juga mendapatkannya, barusan Ibu juga menanyakan hal ini, Kakak.. kata Kak Vio, saat Kak Grey dihubungi perihal ini, Kak Grey langsung mengatakan ingin memutuskan pertunangannya. Kakak.. apakah karena gadis ini.."
Chad menahan amarahnya.
Ia tahu benar itu adalah Grey dan Lean. Ia teringat saat Lean tersenyum berbeda saat melihat Grey di pesta itu.
Chad mengepalkan kedua tangannya. Sesaat kemudian ponselnya berbunyi.
"Yes.. Rome! When.. let see.. I Will be there from Japan. thats right.. oke.. "
Chad melihat ke arah laptopnya. Beberapa dokumen penting telah masuk di email-nya.
Adel terdiam dan beranjak pergi. Ia tahu Chad sedang bertarung untuk perusahaan keluarganya. bahkan ERS yang Ia rintis dari bawah saat ini tidak dipedulikannya.
Chad memegang kepalanya dan meremasnya pelan. Ia merasakan sakit di sana ujung matanya masih melihat foto-foto yang ada di meja..
Ia menghela nafas.
"Lean.."desisnya.
Chad tersadar. Selama ini, Kata-kata sayang apalagi cinta tidak pernah sekalipun mereka bahas. Yang mereka lakukan adalah bertemu, bercinta dan tertidur bersama.
Chad tidak pernah berfikir sedikitpun kalau akhirnya, perasaan Lean justru kembali pada seniornya. Senior yang dia lihat dengan tatapan yang berbeda dari orang lain. Chad telah menepis kemungkinan itu ketika Lean mengikuti kemauannya untuk segera pulang tanpa sempat berbicara banyak dengan Grey malam itu.
Saat itu David tersedak. Ia menumpahkan kopinya di beberapa bagian kemejanya.
Ia menatapi beberapa foto dan terdapat pesan di dalamnya.
Pegawaimu telah membuat skandal dengan pemilik hotel NEW yang telah bertunangan. Sebagaimana telah diketahui pemilik hotel NEW adalah kakak kandung dari CEO ERS. Segera pecat sebelum perusahaanmu jadi korban!!!
"Leaaaannnn...."teriaknya keras.
Lean terkejut dan segera memasuki ruangan David.
David menebarkan foto-foto itu di lantai.
Ia terlihat marah.
Lean menggelengkan kepalanya saat melihat foto-foto itu.
Kakinya langsung lemas. Ia terduduk di lantai. Kalau foto-foto itu membuat David marah, bagaimana jika Chad yang melihatnya. Kalau foto-foto itu diterima David, besar kemungkinan Chad akan menerimanya juga.
"Katakan kalau ini tidak terlihat seperti itu.. " ujar David
"Ini tidak terlihat seperti itu!" ucap Lean tegas.
Lean terdiam lemas, sejurus kemudian Ia bangun
"Chad.. " ucapnya pelan sambil berlari.
David kebingungan mendengarnya.
Chad..
maksudnya CEO Chad..
ada apa dengan CEO Chad..
Apakah ini demi perusahaan nya..
Tapi kenapa hanya Chad.. tanpa CEO.. tanpa Pak..
David mengerang kesal..
Lean mengendarai mobilnya dengan perasaan tidak menentu. Ia mencoba menghubungi ponsel Chad namun nadanya selalu sibuk. Jantungnya berdebar. Akankah ini menjadi buruk? batinnya bergejolak.
Lean berlari ke arah sekertaris Chad di depan lift.
"Apakah CEO Chad ada.. "
"Oh Miss Lean, seharusnya Pak Chad masih di atas, tapi sepertinya beliau akan melakukan perjalanan bisnis lagi malam ini."
Setelah mengucapkan terima kasih, Ia bergegas ke ruangan Chad.
Pintu ruangan Chad terbuka Lean melangkah pelan. Ia melihat Chad tertunduk dengan kepala yang bertumpu pada kedua tangannya.
Sebelum Ia sempat berbicara, tiba-tiba seseorang datang dan langsung berdiri di depan meja Chad.
"Maaf Pak, helicopter sudah siap, sepertinya kita harus bergegas agar Anda tidak ketinggalan pesawat."
Chad mengangkat kepalanya namun masih tertunduk, ketika Ia melihat wajahnya, Ia sadar ada sosok yang dirindukannya berdiri di sana.
Mata Chad memerah, rasa rindunya, rasa tidak percaya dirinya dan perasaan dihianati bercampur menjadi satu. Kalau saja Grey tidak memutuskan pertunangannya dengan Viona, Mungkin saja semua ini hanya salah paham.
"Silahkan Pak.. "
Pengawal Chad, kembali mengingatkan
Chad memejamkan matanya, Ia menggelengkan kepalanya ke arah Lean.
Tidak akan kuserahkan begitu saja padanya. batin Chad berkata.
Ia berjalan melewati Lean tanpa berkata.
Lean melihat Chad menggelengkan kepalanya
Apakah Ia tidak akan mendengarkannya sama sekali. Lean terduduk lemas. Pikirannya melayang.
Chad tidak akan mendengarkan penjelasannya.
Namun kesadarannya pulih. Ia bangun dan berusaha mengejar langkah kaki yang menjauh.
Pintu lift mulai tertutup sesaat Lean berada di pintu ruangan. Ia masih bisa melihat tatapan tajam Chad dengan juntaian rambut yang menutupi sebagian keningnya.
Sesaat pintu lift tertutup, Lean merasakan dingin menyelimutinya. Seolah Ia baru saja merindukan seseorang yang tidak akan bisa lagi ditemuinya.
What is this..
is this love?