Lean menatap lelaki yang terlelap di hadapannya. Tangannya terlipat di dada, sedangkan kepalanya bersandar pada ujung kursi.
Ia ingat betapa sigapnya Chad saat melihat Lean meringis kesakitan.
seolah sudah berpengalaman, Ia membawanya ke rumah sakit tanpa halangan apapun.
Ia juga ingat Chad membiarkan tangannya menjadi pegangan Lean saat di ruang bersalin. Beberapa kali Ia membelai Lean dan mengusap bahunya.
Sementara itu Damian duduk bersandar di meja kerjanya. Lilian masuk membawakan secangkir teh madu hangat kesukaannya.
"Cucu kita sudah lahir . "
Lilian tersenyum sambil memeluk Damian.
"Aku sudah memutuskan.. setelah ini kita akan mengirimkan gadis itu ke Rusia. Biarkan dia tinggal di sana seumur hidupnya." ucap Damian tegas.
Lilian hanya mengusap bahu Damian pelan.
Dalam hati kecilnya merasakan kepedihan karena bagaimanapun seorang ibu akan menderita saat dipisahkan dari anaknya.
Tapi gadis itu telah menimbulkan tragedi yang begitu memilukan.
Kini anak pertamanya harus meninggal tragis dan anak keduanya mengorbankan dirinya untuk menikahi gadis itu untuk melindungi cucu mereka.
Mengirimkan gadis itu ke Rusia adalah hukuman yang masih dapat dipahami.
Chad menatap Lean yang tertidur pulas setelah menyusui anaknya. Bayi laki-laki yang belum diberi nama itu menggeliat.
Chad perlahan mengusap jemarinya.
Perlahan Ia menoleh ke arah pintu ruangan.
Damian dan Lilian masuk tanpa suara saat melihat Lean tertidur.
Chad menggendong bayi itu dan memperlihatkannya ke mereka di ruang duduk.
Damian dan Lilian tersenyum bahagia melihat bayi itu. Lilian pun mengambilnya dari pelukan Chad. Beberapa saat kemudian Lilian terdiam, parasnya berubah. Damian yang melihat perubahan itu bingung dan mengikuti tatapan Lilian ke arah cucu mereka.
Damian menyadari apa yang membuat Lilian terkejut karena hal itu pun membuatnya terkejut juga.
Lilian menatap Damian seolah meminta penjelasan. Air matanya perlahan mengalir. Chad menghela nafas panjang.
'"ini... "Lilian nyaris tidak dapat mengungkap kan kata katanya
Damian mengangguk. Ia mengerti.
"He.. just.. look like.. Chad.. " Lilian menatap Chad dengan mata memerah.
Chad mengangguk.
"Dia anakku, Ma... "ucap Chad berbisik
"Bagaimana... "
"Lean adalah kekasihku sebelum insiden itu.. Aku adalah pria pertamanya."
Lilian menutup mulutnya yang terbuka karena terkejut.
"Ada yang aneh dengan kejadian itu, saat denganku dia tidak pernah sedikitpun berhubungan dengan grey, tapi selama ini dia tidak pernah menjelaskan apa apa."
Damian memegang dagunya perlahan.
Chad menyerahkan sebuah dokumen ke Damian.
Sebuah hasil test DNA dengan kecocokan yang akurat antara Chad dengan bayi Lean.
"Kamu mau bagaimana sekarang.." Damian menghempas rencananya terhadap Lean
"Don't tell anyone about it.. Lean juga belum mengetahui tentang adanya hasil test ini. Dia dari awal tahu anak itu adalah anakku, entah kenapa dia tidak pernah ingin menjelaskan apa apa."
Damian menatap Lean dari jauh sambil mengangguk.
"Apa foto itu rekayasa.. "
"Tapi kenapa Grey langsung memutuskan hubungannya dengan Viona?"
Chad mengangkat bahunya tidak mengerti.
"Aku akan menyelidiki hal ini dengan perlahan.. tapi aku mohon.. untuk saat ini walau berat jangan terlalu kejam padanya ya Ma.. Pa.. "
Damian menatap Lilian kemudian tersenyum. Mereka tidak pernah menyangka melihat ekspresi memohon Chad. Karakter Chad yang kuat tidak pernah memohon apapun dari kecil.
"You.. " apakah kau mencintai nya...
"Yes.. " iya.. aku mencintainya.
Lilian kembali menutup mulutnya.
Damian mengangguk kan kepalanya.
"Dari awal kamu menawarkan diri untuk menikahinya bukan saja karena Ia hamil tapi karena kamu memang menginginkannya.. "
"She's mine.. jika Grey tidak meninggal dan berencana menikahi Lean.. tentu saja aku akan menculik dan membawa Lean jauh darinya."
Damian Smith : "...."
Lilian Smith : "..... "
Mereka menggelengkan kepala mendengar ucapan Chad yang serius.
Lilian menghela nafasnya.
Paling tidak Chad tidak terbebani untuk menikahi gadis itu. Sebaliknya keinginannya memiliki gadis itu sungguh kuat sampai tidak memperdulikan bahwa gadis itu telah mengandung anak orang lain. Yang ternyata justru anaknya sendiri.
"Kalau begitu.. kamu secara rutin berkunjung ke rumah utama. Paling lama dua Minggu sekali. Terserah apakah kamu mau datang dengan ibunya atau tidak.."
Chad mengangguk.
Lilian menciumi pipi cucu laki-lakinya itu dengan gemas. Seolah tidak ingin melepasnya.
Memang ini adalah cucu pertamanya. Pernikahan Adel dan Dennis belum menghasilkan cucu yang Ia harapkan. Sedangkan pertunangan Grey dan Viona pun belum berlanjut ke pernikahan. Untuk Chad, Lilian awalnya tidak berharap Ia akan menikah. Apalagi Ia pun mendengar orientasinya bukan kepada perempuan. Siapa sangka diluar itu Chad hanya belum menemukan gadis yang Ia suka. Kepribadian Chad yang tidak ingin bermain-main terhadap perempuan harusnya tidak Ia ragukan.
Lilian menatap Lean yang sedang tertidur. Sangat terlihat dari penampilannya yang selama ini Ia perhatikan, gadis ini bukanlah tipe penggoda.
Ia semakin yakin ada sesuatu yang salah terhadap kejadian itu.
Tapi Ia masih tidak mengerti mengapa Lean tidak bercerita apapun.
Ia hanya diam menerima keputusan yang diambil keluarga Smith.
Seolah tidak ada jalan yang ingin Ia ambil.
Apakah mereka terlibat cinta segitiga.
Lilian mengalihkan pandangannya ke bayi yang digendongnya.
Perasaan bahagianya menutupi keingintahuannya tentang kejadian itu.