Chad menatap beberapa file di laptopnya.
Kumpulan file yang membuatnya sedikit kesal.
Dennis tidak akan menyadarinya.
Chad telah benar benar mengawasi gerak geriknya.
Ia menempatkan Dennis di Wilayah B karena di sana Ia tidak akan bebas bergerak tanpa pengawasannya.
Semua orang yang berada di samping Dennis adalah orang kepercayaan Chad.
Mereka terlatih untuk mencegah Dennis bertindak semaunya.
Jika ada sesuatu yang sangat penting, rekaman CCTV akan segera terkirim ke email Chad.
Begitupun rekaman saat Chad menggoda dan beberapa kali memasuki kamar pegawai hotel.
Tiba-tiba saja Chad terdiam.
Ia mencoba mengingat peristiwa insiden foto itu
Ia memeriksa ponselnya beberapa saat.
Ia beranjak keluar ruangan menuju ruang teknisi IT.
Petugas IT terkejut melihat Chad berada di depan pintu kaca.
Ia membuka pintu dengan cepat.
Ia tidak menyangka Chad akan berada di tempat seperti ini.
Chad mengamati sekeliling.
"Apakah CCTV berjalan dengan baik?"
"CCTV berjalan dengan baik selama 2 tahun saya di sini Pak. Saya tidak menemukan ada kerusakan. File yang tersimpan juga masih lengkap Pak."
Chad mengangguk.
"Apakah ada akses untuk menghapus rekaman?"
"Ada Pak dengan berita acara dan prosedur yang sangat ketat"
"Bagus. Oh iyaa.. Saya butuh rekaman CCTV lantai 9, lift pegawai dan lobi hotel tanggal berikut"
Petugas IT menerima secarik kertas dari Chad.
"Baik Pak, akan saya siapkan.. mohon ditunggu sebentar"
Chad mengangguk
Ia duduk perlahan berharap lebih dari rekaman CCTV itu.
Sesaat kemudian petugas IT mempersilahkan Chad untuk duduk di depan komputer ke dua.
Chad menatap banyaknya file yang harus Ia buka.
Ia menghela nafas.
Setelah 5 jam memperhatikan file-file tersebut Chad meregangkan otot-otot tubuhnya.
Petugas IT tidak berani menganggunya.
Ia hanya menyediakan minuman di samping Chad.
Chad tidak menyerah. Ia seolah banyak menemukan sesuatu yang membuat Ia muak.
Namun Ia masih mencari rekaman saat Grey merangkul Lean di hotel itu.
Setelah 8 Jam berlalu, Mata Chad yang mulai memerah menyipit.
Ini dia.. ucapnya dalam hati.
Ia melihat Lean masuk ke lift kemudian Grey berjalan di belakangnya dengan tertatih.
Kemudian Grey memegangi kepalanya nyaris terjatuh. Lean kemudian menghampiri dan menahan tubuh Grey dengan pundaknya.
Chad membuka file lantai 9 dengan cepat.
Ia melihat Grey yang berjalan dengan berat.
CCTV itu membelakangi mereka.
Kemudian Lean dan Grey memasuki kamar.
Chad menunggu dengan resah.
Ia melihat sekilas seseorang sedang mengambil foto keduanya.
Sosok itu jelas adalah Dennis.
Chad hanya terdiam melihat Dennis yang diam diam memotret mereka dan kembali merangkul seorang perempuan dan masuk ke dalam kamar yang berada di ujung koridor.
"Get out.. Lean.. Please.. "
Chad masih memperhatikan rekaman tersebut.
Ia menatapi setiap detik berharap Lean keluar dari kamar itu.
Paling tidak Ia akan tahu tidak ada yang terjadi jika Lean bergegas dari kamar itu.
Namun tidak ada gerakan apa pun dari pintu.
"Please.. " Desah Chad berharap.
Setelah hampir menyerah dengan detik dan menit yang terus berjalan. Chad tertunduk perlahan.
Ia hanya melihat rekaman dengan lemas. Melihat beberapa orang melewati kamar itu.
Namun tiba-tiba saja matanya menyipit.
Dua orang berdiri di depan kamar mereka.
Kemudian bergegas masuk ke dalam dengan terburu-buru.
Chad mengulang adegan itu.
Ia seperti pernah melihat sosok tua berkacamata itu.
Chad mengingat orang tersebut adalah dr Zhen, dokter keluarga Smith.
Ia mengambil foto dr Zhen dengan cepat dan mengirimkan kepada seseorang di ponselnya.
"Vio.. do you know him?"
Viona menatap ponselnya sejenak.
Ia melihat notifikasi pesan dari Chad.
Ia menghela nafas.
Ia masih belum tahu bagaimana harus bersikap dengan Chad.
Saat Ia tetap menikahi Lean kekasihnya yang selingkuh dengan Grey tunangannya.
Ia mengerti alasannya adalah anak Grey.
Namun hatinya tetap merasakan pedih.
Ia menatap ponselnya dengan malas.
Namun saat melihat foto itu, Viona menyipitkan matanya.
"We both know.. "
ucap Viona sesaat ponselnya tersambung ke Chad.
"Vio... apa kamu pernah merasa Grey sedang sakit.."
"Tidak.. Dia tidak pernah mengeluh tentang apapun.. "
"Vio.. dr Zhen ada di kamar itu saat mereka di sana. Vio.. dr Zhen tidak akan berkunjung untuk masalah sepele.. Grey juga tidak akan memanggilnya hanya untuk masalah kecil."
Viona terdiam.
Ia memang mengenal dr Zhen.
"Aku akan memberi kabar.. "
Ucap Viona sesaat tangannya bergetar mematikan ponselnya.
Ia bergegas ke ruang dr Zhen.
Ia sangat mengenal dr Zhen dan sangat hapal dengan catatan pasien yang Ia sembunyikan.
Ia sangat berharap di lemari perak itu Ia tidak akan menemukan nama Smith di sana.
Namun Ia salah.
Ada nama Smith di sana.
Grey Smith.
Viona menutup mulutnya dengan rasa berdebar.
Ia melihat diagnosis catatan tersebut.
Air matanya perlahan jatuh.
Ia tidak bisa menahan tangisnya.
Ia membaca lembar demi lembar rekam medis itu.
Sesaat Ia mengambil ponselnya.
Viona tahu ini melanggar kode etik kedokteran.
Ia memfoto beberapa halaman yang Ia anggap sangat penting.
Ia terduduk lemas di kursinya. Masih dengan membaca foto dokumen itu.
Sakit kepala yang tidak tertahankan..
Pingsan..
Dosis obat sakit kepala bertambah..
Viona menahan tangisnya.
Ia sadar Grey pasti sangat menderita dan Ia sama sekali tidak mengetahuinya.
Ia mengingat saat terakhir kali melihat Grey.
Wajahnya begitu pucat.
Namun seolah Grey enggan untuk melihatnya. Namun tidak juga menghampiri Lean.
Ia ingat saat itu Lean berucap
"Please.. tell her.. "
Apakah ini yang Lean maksud.. batin Viona menjerit.
Bukan memberitahu Viona tentang hubungannya dengan Lean tapi memberitahu Viona akan penyakitnya.
"How could you.. "
Viona terisak.