Chereads / when the rain's fall / Chapter 10 - have to go and make things so complicated

Chapter 10 - have to go and make things so complicated

David menatap Lean yang termenung di mejanya.

Hampir 2 Minggu setelah foto itu Ia terima, tidak ada dampak apapun pada perusahaannya.

Lean tidak menjelaskan apapun padanya. Ia hanya menyelesaikan materi apapun yang diminta dengan cepat. Namun, Ia menatap ada yang aneh dengan Lean, Ia semakin terlihat pucat.

Merasakan David memperhatikannya, Lean pun menoleh.

Namun merasa David hanya diam, Lean kembali fokus pada laptopnya.

Perasaannya tidak enak. Lambungnya pun terasa penuh dan belakangan Ia sama sekali tidak menginginkan coffee latte kesukaannya.

Tiba-tiba rasa mual menyerangnya. Lean berlari ke toilet, Ia langsung memuntahkan makan paginya yang telah susah payah Ia paksakan.

Lean terduduk seraya menghitung. Ia ragu mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya.

Beberapa menit kemudian, Ia menahan nafasnya kembali.

Dua garis.

Ia bergegas ke mejanya kemudian mengambil sebuah kantong. Ia kembali lagi dengan beberapa testpack yang lain.

Akhirnya Ia menghela nafas panjang. Ia terduduk lemas menatapi beberapa testpack menunjukkan hasil yang sama.

Sejak bertemu dengan Chad, Lean sadar tidak pernah mengalami menstruasi lagi.

Ia meminta izin David untuk keluar kantor.

David mengizinkan tanpa bertanya lebih jauh. karena Ia tahu seorang workaholic tidak akan membuang waktunya percuma.

Grey menaruh kepalanya di atas setir mobilnya. Peluhnya berjatuhan. Ia merasakan sakit yang luar biasa. Ia membanting ponselnya yang sering kali berbunyi. Apalagi setelah melihat nama dr Zen. Grey membuka pintu mobilnya dengan malas. Ia tidak menyadari sepasang mata nanar menatapnya. Sosok itu mengikuti langkah Grey yang jauh di depannya. Sosok itu berhenti ikut berhenti saat Grey terdiam memperhatikan sosok lain di depan gedung RS Human.

Mereka menyadari bahwa itu adalah Lean.

Entah firasatnya mengatakan Ia harus berbalik atau memang Ia menyadari ada yang sedang menatapnya.

Lean melihat Grey kaget. Rasa marahnya menghilang saat melihat wajah Grey yang terlihat sangat pucat. Lingkaran matanya menghitam, kelihatan cekung ke dalam. Seolah Ia bertambah 10 tahun lebih tua dalam waktu hanya 2 Minggu.

Mata Lean memerah, namun semenit kemudian Ia melihat sesosok perempuan yang berjalan dengan lemas ke arah mereka. Ia terkejut bingung. Grey menatap perubahan wajah Lean dan mengikuti pandangannya.

Viona berjalan dengan mata tajam ke arah mereka. Akhirnya Ia dapat menemukan kedua orang ini secara bersamaan.

Namun ketika Grey berbalik, Viona terkejut dengan perubahan Grey tersebut. Ia tidak percaya apa yang Ia lihat. Wajah Grey langsung berubah saat melihatnya.

Grey terdiam lemas.

"Grey.. please.. tell her.. " ucap Lean di belakangnya.

Grey menggeleng. Ia menatap Viona sambil menggelengkan kepalanya. Bibirnya yang merah mendesah kebingungan. Kepalanya terasa sangat sakit dan ponselnya mulai berdering kembali.

Viona memerah melihat kondisi Grey. Ia masih bingung dengan apa yang terjadi padanya. Saat terakhir Ia berbicara dengannya, sikap Grey seperti tidak peduli. Seolah Grey menunjukkan bahwa Ia hanya seorang bajingan yang dengan mudah mencampakkan Viona.

Tapi saat ini Ia melihat ketakutan di gerakannya, kesakitan di seluruh wajahnya, namun di matanya Ia masih melihat cinta itu.

Disudut pintu yang baru saja terbuka. seorang yang tadinya menatap ponselnya langsung menatap tajam ke arah suasana 3 orang itu.

Chad baru saja selesai dengan sesi terapi akibat imsonia yang Ia derita 2 Minggu ini.

Chad merasakan ada yang salah pada situasi itu. Ia juga baru melihat Grey setelah insiden itu. Tiba-tiba saja Grey menghampiri Viona yang terdiam kaku. Dia memegang wajah Viona dengan kedua tangannya. Viona hanya terdiam tidak mengerti perubahan pada diri Grey. Ia terlihat sakit.

Grey melihat tatapan iba pada Viona. Hal yang sangat Ia takutkan sebelumnya. Ia kembali menggeleng. Melepaskan sentuhannya dan berjalan cepat menuju mobilnya.

Ia membawa mobilnya dengan pelan melewati Lean dan Viona yang bingung. Mata Grey memerah saat melihat Viona lagi. Beberapa detik kemudian tiba tiba saja Mobil Sport itu berputar dengan sangat cepat berjalan dengan kecepatan luar biasa kemudian menabrak pagar pembatas rumah sakit kemudian terjun bebas ke bawah.

Rumah Sakit Human memiliki lobby satu tingkat di atas jalan. Ketika mobil itu menabrak pagar pembatas maka jatuh tepat di atas tempat parkir kosong.

Lean dan Viona berteriak histeris. Viona menutup mulut dengan kedua tangannya dengan tegang.

Chad langsung berlari ke arah pagar pembatas. Ia melihat beberapa petugas medis dan security sudah berada di sana. Ketika akan berlari kembali menuruni tangga menuju mobil itu. Sudut matanya menangkap Lean yang mulai limbung.

Padangan Lean mulai pudar. Lean sempat melihat sosok Chad berlari dari arah belakangnya menuju pagar pembatas.

Kini sosok itu terlihat menuju ke arahnya, kemudian semuanya mulai gelap di mata Lean. Ia terjatuh sesaat setelah Chad berada di depannya.

Dalam keadaan shock, Viona melihat beberapa benda yang terjatuh dari tas Lean sebelum pingsan.

Ia terduduk lemas menatap kepulan asap dari arah mobil Grey dan melihat beberapa testpack dengan garis 2.

Airmata Viona mengalir dengan deras. Tangisnya pecah. Ia tahu dalam kondisi kecelakaan itu, Grey tidak akan selamat. Tapi itu bukan kecelakaan. Mengapa Ia melihat seolah itu adalah upaya bunuh diri dari Grey. Tapi kenapa?

"Why.. Grey.. "

Why..

Sebelum limbung, Lean juga menanyakan hal yang sama.

Why did you have to go and make things so complicated?

Grey.. Why..