Kejadian kecelakaan pewaris Hotel NEW dengan cepat menyebar. Keluarga besar Smith sebagian telah berada di RS Human.
Kematian Grey membuat Damian Smith dan istrinya sangat terkejut.
Mereka masih ingin mendapatkan penjelasan terhadap foto-foto yang Ia terima.
Kini dengan kesedihan yang luar biasa, mereka memiliki satu orang untuk dijadikan pelampiasan.
Damian Smith sudah mulai berencana untuk menghancurkan hidup gadis itu, sebagaimana Ia telah menghancurkan keluarga Smith.
Viona keluar dari ruangan tempat Lean tertidur.
Saat itu Damian sudah berada di depan pintu. Chad yang berada tidak jauh dari pintu pun mengernyitkan keningnya.
Ia mulai khawatir dengan apa yang akan dilakukan ayahnya terhadap gadis itu. Gadis yang masih membuat Chad tidak dapat mengendalikan emosinya.
Viona menghalangi Damian.
Damian terkejut dan berusaha menyingkirkan Viona.
"Om.. Ia sedang hamil.. "
Damian terbelalak.
Chad menghampiri Viona.
Viona mengangguk
"Saya khawatir namun entah kenapa saya yakin itu adalah Smith" ucapnya kepada Chad.
Damian mundur beberapa langkah ke belakang.
"Gadis itu bisa dengan siapa saja.. "
ucap Damian berspekulasi.
"Tidak.. " Chad menggeleng. Damian terdiam.
Viona menatap Chad pelan.
"Aku masih tidak percaya Grey menghianatiku Chad.. Tapi aku yakin.. Jika Ia benar menghianatiku.. Gadis ini bukanlah orang sembarangan di matanya. Karena Grey bukan orang yang mudah untuk mengalihkan pandangannya kepada seorang perempuan." Damian memeluk Viona sambil menepuk bahunya pelan.
Viona masih memiliki pandangan yang objektif walaupun Ia tahu saat itu hatinya begitu hancur.
"Kamu juga tidak akan membawa gadis asal asalan ke pesta Grey kan Chad. Kamu pasti tahu dia lebih banyak dari aku.."
Chad mengangguk.
"Selanjutnya.. ini adalah masalah keluarga Smith.. Aku yakin keluarga Smith akan memberikan keputusan yang terbaik.." Viona pamit menuju ruangannya. Hatinya begitu hancur namun egonya mengharuskan Ia kuat.
"Gadis ini tidak boleh kemanapun Chad.. Dia harus berada di keluarga Smith sampai bayinya lahir, setelah itu baru kita putuskan apa yang akan kita lakukan padanya."
Chad menggeleng.
"Kenapa.. "
Damian bingung melihat Chad.
"Aku sendiri yang akan menjaganya.. "
ucap Chad tegas.
Damian mengangguk mengerti. Kemudian Ia berlalu dengan tenang.
Chad membuka pintu kamar itu dengan perlahan.
Chad menatap Lean yang ternyata telah sadar. Ia telah terduduk di tempat tidurnya sambil menatap ke arah luar jendela. Matanya memerah dan bekas air mata terlihat membasahi pipinya.
Chad menatapnya tajam.
Ia sadar telah mencintai gadis ini.
Saat menyadarinya, gadis ini telah memberikan hatinya pada orang lain. Bukan orang lain, tapi Grey kakaknya.
Lean sadar Chad telah menatapnya begitu lama. Ia sama sekali tidak berkeinginan untuk menatapnya kembali. Bukan karena malu, tapi Ia begitu marah. Marah terhadap Grey yang akhirnya memilih tidak menjelaskan apapun kepada semua orang. Ia lebih menutupi sakitnya agar tidak ada orang lain yang memandang kasihan kepadanya. Tapi semua itu menyebabkan kesalahpahaman yang tidak akan bisa Lean perbaiki walaupun Ia menjelaskan semuanya. Ia tahu tidak akan ada yang percaya padanya.
Chad perlahan tertunduk
Ia mengutuk dirinya dan Lean dalam hati.
Damn Lean.
Apakah kau benar-benar mencintai kakakku?
Apakah kau tidak pernah memikirkan bagaimana perasaanku?
Apakah kau muak padaku yang begitu possesive?
Apakah kalian gila?
Mengapa kalian bisa begitu tega?
Aku bisa gila
Kau pikir aku akan melepaskanmu.
Tidak akan..
Ini adalah kesempatanku
Pikiran Chad terhenti ketika Ia melihat ponselnya berdering.
Ia beranjak keluar menjawab panggilan itu.
Saat keluar ruangan itu, Lean perlahan menatapnya sedih
Chad.. I Miss you...
Lean mendengarkan suara Chad perlahan menjauh
Ia mencabut jarum infus yang ada di tangannya.
Lean melihat pelan melalui celah pintu. Chad menghadap ke arah jendela sambil berbicara serius.
Lean membuka pintu itu dan perlahan berjalan menuju lift.
Saat ini Ia hanya ingin sendiri.
Setelah hampir setengah jam, akhirnya Chad mengakhiri pembicaraannya. Chad membuka pintu ruangan itu dan tidak melihat Lean di tempat tidurnya. Setelah memeriksa kamar mandi, Chad berlari pelan ke arah lift. Ketika Ia sadar tidak dapat menemukan Lean, Ia segera menemui keluarganya di ruang tunggu jenazah.
Damian melihat Chad dengan pandangan bingung.
"Kau meninggalkannya.. "
"Dia sudah pergi.. "
"Jangan sampai mereka terluka Chad.. "
"Aku tahu dimana bisa menemukannya. Aku hanya ingin bilang bahwa aku akan menikahinya."
Damian berseri senang. Ia tidak menyangka Chad akan mengorbankan dirinya untuk keturunan keluarga Smith.
Ibunya pun menangis memeluk Chad.
"Terima kasih Chad.. everything.. Will be ok.. Thank you dear... "
Thank you?
No... Terima kasih karena dengan izin mereka, tidak ada penghalang Chad menikahi Lean.
Chad pamit dan kembali ke rumahnya. Ia mengambil sebuah box kecil yang telah Ia beli 1 bulan lalu. Kemudian Ia mengeluarkan motor 1500cc yang berada di garasinya.
Sementara itu Lean duduk di taman Era dengan lemas. Ia ingin cepat sampai di apartemennya tapi Ia begitu takut untuk pulang. Ketika akhirnya hujan mulai turun, Lean pun berjalan pelan menuju apartemennya. Ia sudah tidak sanggup berlari ataupun berjalan cepat. Sepuluh menit di bawah hujan Ia mulai tertawa sendiri. Menertawakan hidupnya yang berbeda dari 3 bulan lalu.
Lean terdiam mendengar suara motor yang sangat cepat jauh darinya.
Masih ada yang lebih gila dariku.
Mengendarai motor dengan cepat di tengah hujan seperti ini.
Apa dia mau mati..
Lean menggumam dalam hati.
Ketika itu sebuah motor sport berhenti tidak jauh darinya. Lean masih tetap berjalan pelan mengusap matanya yang mulai basah dengan air hujan.
Ia menatap seseorang yang turun dari motor itu, Pakaiannya basah dan Ia pun melepas helmnya. Langkah Lean terhenti. Sosok itu menatapnya tajam. Berjalan cepat ke arahnya.
Sejenak kemudian Ia menarik tangan Lean, dan menyelipkan sebuah cincin di jarinya.
"Next month.. marry me.. "
Lean menatap Chad tidak percaya.
Apakah ini karena anak yang dikandungnya.
Yang mereka pikir adalah anak Grey Smith..
Chad menatapnya tajam. Ia menatap bibir merah muda Lean yang sedikit terbuka.
Sedetik kemudian Chad melumat bibir gadis yang masih terkejut itu. Mata Lean terbuka lebar. Ia merasakan ciuman panas Chad yang masih sama. Sentuhan yang Ia rindukan entah sejak kapan.