Chereads / when the rain's fall / Chapter 4 - 4. the talk

Chapter 4 - 4. the talk

Lean menyandarkan kepalanya perlahan dikedua lututnya.

"Miss Lean.. "

" Ya Pak Smith.. "

"Apakah kamu terbiasa seperti ini.. "

"Maksud Bapak.. "

"Bebas.. telanjang bersama klien.. "

Lean terbelalak.

"Loh.. saya kan cuma mengikuti saran Bapak" Dada Lean terasa ditusuk pisau mendengar kata kata Chad. ternyata Chad menganggapnya perempuan murahan. Padahal Ia adalah seorang Gay.. lebih buruk dari apapun juga..

"Saya kan laki laki.. tapi kamu kan. "

Lean tertawa kesal

Chad berbalik menatapnya. Seketika Ia melihat pandangan jijik dari gadis itu. Tatapan yang sangat menjatuhkan harga dirinya.

" oke... "

Chad terdiam melihat kekesalan di wajah Lean. apakah Ia salah, pikir Chad.

" Pak.. saya tahu.. maaf.. tapi saya tahu.. Bpk itu.. makanya saya bersikap santai saja begini"

" Saya kenapa Miss Lean.. apakah kamu mencari alasan untuk mencari pembenaran atas kehidupan bebasmu"

"Oh ya ampun Pak.. maaf tapi karena saya tahu Bapak itu Gay.. jadi saya tidak akan menarik perhatian bapak meskipun saya telanjang dipelukan Bapak saat ini."

Chad terdiam. Ucapan Lean baru saja menyadarkannya bahwa saat ini tidak ada pakaian lain di bawah selimut ini. Mereka berdua telanjang dengan selimut yang sama. Tubuh Chad bereaksi. Ia mengalihkan pandangannya ke arah pintu gudang. menjauh dari Lean.

Lean terdiam.

apakah aku menyinggung nya..

dia yang terlebih dahulu mengeluarkan kata kata menyakitkan itu..

bagaimana nasib proyek ini

"apakah Bapak marah.."

Chad menggeleng.

Lean menghela nafas lega.

Pikiran Chad kembali ke awal pertemuannya dengan Lean.

Pantas saja.. tidak sedikitpun Lean memandangnya. Itu karena informasi salah yang telah Ia terima.

Tapi apakah dia benar benar tidak memikat hatinya sedikitpun. Chad tertawa perlahan.

"Maaf ya Pak.. " ucap Lean perlahan. Chad berbalik menatapnya. Suara rajukan Lean membuat jantungnya semakin berdegup. Membangunkan sesuatu yang tidak pernah Ia sangka sebelumnya.

"Miss Lean.. apakah wanita masih tertarik padaku, ketika aku menjadi seorang gay. "

Chad berujar dengan santai.

Lean terbatuk. Chad membuka kaleng minuman dan memberikannya ke Lean. Lean meneguknya cepat. Tapi kemudian Ia menyeringai tidak menyukai minuman itu.

Lean menaruhnya pelan. Chad mencium aroma yang khas. Ia memperhatikan kaleng yang Lean letakkan begitu saja. Chad tersadar, minuman itu mengandung alkohol. Chad mendesah merasakannya.

Wajah Lean memerah.

" Pak Smith.."

"Chad.. panggil saja Chad.. "

"Pak Chad.. anda.. "

Chad menatapi Lean yang memerah. hanya beberapa teguk dan alkohol mulai bermain di sana.

"Anda sangat tampan.. "

Ia pasti mabuk.. gumam Chad

"Terus.. " pancing Chad

" Anda pasti tahu bahwa semua wanita akan sangat mengagumi sosok yang macho seperti anda Pak Chad.. "

"Tapi anda tidak termasuk salah satu dari wanita itu kan Miss Lean.."

Lean memerah dan menutup mukanya dengan cepat, selimut yang menutupi pundaknya pun terbuka. Chad mengalihkan pandangannya perlahan. Namun kembali lagi menatap Lean.

"Kalau saja anda bukan Gay.. aku.. aku bersedia menjadi orang yang paling sangat mencintai anda dari semua wanita yang ada di dunia ini. Bahkan jika anda bukan lagi seorang CEO. Aku akan menyerahkan jiwa dan ragaku untuk anda Pak Smith"

Lean tertawa pelan. Ia sadar ada yang aneh dengan keberaniannya saat ini mengungkapkan hal hal bodoh itu. Tapi Ia tidak dapat mengontrol keinginannya untuk berbicara tentang apa yang Ia rasakan.

Chad mendekat perlahan. Lean menatapnya dengan ekspresi tidak menentu. Tanpa sadar tangan Lean menyentuh wajah Chad. Chad mendekatkan wajahnya ke telinga Lean. Napas Chad yang panas membuat Lean berdebar kuat.

"Jika aku bukan Gay.. Kau akan menyerahkan dirimu padaku Lean.. "

Chad menatapnya pelan.

Lean tersenyum

" Tentu saja.. sayangnya kamu Gay.. "

"Serahkan dirimu padaku Lean.. "

Chad membelai rambut Lean dan perlahan menuntun tubuh Lean berbaring disampingnya.

"Kalau saja kamu bukan Gay.. " ucap Lean meracau

Dengan perlahan Chad merenggut bibir Lean. Lean masih tidak menyadari apa yang terjadi, Ia menatap Chad perlahan Chad menekan bibirnya kembali ke bibir Lean, kemudian lidahnya mulai menjelajah seraya menghembuskan nafas yang panas.

Merasakan Lean kehabisan nafas, Chad melepaskan bibirnya namun terus menelusuri leher Lean dan terus turun menyibak selimut yang menghalangi gundukan di dadanya.

kesadaran Lean belum sepenuhnya hilang dengan reflek Ia mencoba mendorong tubuh Chad.

Namun dengan sigap tangan Chad melipat kedua tangan Lean di atas kepala dan menahannya dengan satu tangan. tangan yang lain bergerak menjelajah selimut ketika akhirnya bibirnya menemukan puting Lean yang telah mengeras.

Tubuh Lean mengejang saat lumatan basah menerjang kedua putingnya. Nafasnya memburu cepat.

"stop... " ucapnya perlahan.

"kamu bohong Lean.. " bisik Chad

Lean menggeleng tidak mengerti

tangan Chad berangsur turun ke pusat tubuh Lean.

Lean meronta dengan keras. namun kepalanya terasa sakit.

Ia terdiam. Chad membelai rambut Lean pelan.

Kembali menciumnya saat Lean membuka matanya.

" Just stop.. you're a Gay.."

"check for yourself.. "

Chad perlahan menuntun tangan Lean kebalik selimut. Lean menyentuh sesuatu yang belum pernah Ia sentuh sebelumnya. Ia terpekik. Chad meringis pelan, merasakan sentuhan di kejantanannya. Lean menatapi Chad bingung, merasakan terkejut dengan apa yang Ia sentuh namun menyukai reaksi wajah Chad saat Kejantanannya Ia sentuh.

"you' re suppose to be a gay.. "

"Lean don't deny it.. I cant wait anylonger.. just give yourself to me.. "

Lean tidak mempunyai tenaga untuk meronta. keinginannya untuk terus disentuh oleh Chad membuatnya tidak berdaya.

Setelah beberapa saat, Chad mulai mencium bibir Lean dengan cepat. Kejantanannya bergesek di liang kewanitaan Lean. Sesaat kemudian Lean menjerit kesakitan. Chad terdiam sesaat kemudian menciumnya dengan lembut. Ciuman Chad terus menyusuri lehernya. Namun akhirnya berlabuh ke telinganya. lidahnya yang basah mulai menjilat seluruh daun telinga Lean. Lean merasakan geli yang luar biasa. Ketika itu Chad mulai bergerak di atasnya. Lean merasakan nafas Chad yang berat. Matanya yang setajam elang menatapnya penuh pengharapan. Wajahnya seolah kesakitan. Ia tidak bisa membenci orang yang di atasnya saat ini. Padahal Ia baru saja mengenalnya.

Padahal Ia berfikir bahwa Chad seorang Gay

Sekarang Ia telah memberikan sesuatu yang Ia jaga selama ini untuk orang yang baru saja Ia kenal.

Dan Ia tidak membencinya.

Melihat wajahnya yang meringis seolah menahan sakit langsung menjadi candu baginya.