Setelah menunggu matahari terbit di titik A, Chad ternyata telah menyewa Speedboat untuk pergi ke pulau di titik B.
Lean merapatkan cardigannya perlahan, menatap Chad sekilas mengemudikan Speedboat. Lean mengalihkan pandangannya jauh ke laut. Bagaimana bisa sosok seindah ini adalah seorang gay. Badannya yang tegap, dengan pakaian yang casual terlihat jelas dadanya yang bidang, kulitnya pun terlihat sangat bersih. Lean menghela nafas perlahan. Sesak sekali berada di samping seorang yang begitu tampan, tapi tidak bisa berfikiran apapun..
Chad mengernyitkan keningnya lagi setelah melihat awan hitam dari kejauhan bergerak cepat ke arah pulau yang Ia tuju.
Hanya beberapa ratus meter hujan malah dengan deras turun tanpa ampun.
Chad segera menyandarkan perahunya dengan kuat. dan menarik tangan Lean sembari berlari menuju rumah terdekat.
Lean tertawa pelan melihat bajunya yang basah.
angin semakin kencang tidak terkendali.
Chad memeriksa properti di pulau itu yang seharusnya menjadi lokasi pengambilan gambar untuk iklan itu.
Hanya bangunan semi permanen yang tidak kokoh berada di bagian depan. sedangkan dibagian belakang terdapat gudang tempat penyimpanan barang.
Chad melihat beberapa handuk kecil di sana.
Ia menyerahkan beberapa ke Lean. Chad menutup pintu gudang rapat, sehingga angin hujan tidak masuk dan membasahi bagian dalam gudang.
Pandangan Chad menyapu seluruh gudang. ada 1 selimut besar di pojok ruangan, ada beberapa kaleng minuman dan beberapa bungkus camilan. Kemungkinan mereka sengaja meninggalkan itu disana untuk persiapan pengambilan gambar nanti.
Chad berusaha melihat keluar dari celah pintu. tapi angin basah begitu kencang menerpa mukanya. sehingga Ia terduduk. Lean kembali tertawa pelan.
Ia membantu Chad berdiri sambil memegang lengannya.
Saat itu ia rasakan otot lengannya yang keras. Membuat debaran jantung Lean tidak menentu.
Chad merasakan hangat di lengannya. Namun sedikit kecewa ketika tangan itu melepaskannya.
"Basah semua kita Pak.. mana dingin juga ya.. "
Lean mengusap lengannya yang mulai dingin.
Chad menunjukkan selimut yang ada di pojok ruangan.
Lean bergegas mengambilnya namun mendapati hanya sebuah selimut besar. Beberapa handuk yang tadi Ia pakai mengeringkan tubuhnya pun sudah basah.
"Cuma 1 Pak.. kalau dipakai begini juga pasti basah.. "
Lean terdiam
ternyata Chad telah melepas kaos panjangnya.
Ia menoleh pelan ke arah Lean
"Miss Lean.. Bisakah menghadap ke sana sebentar. aku akan melepas semua pakaianku."
Lean segera berbalik seraya menutup mulutnya.
Ia bingung dengan apa yang dilakukan Chad.
tidak lama Ia merasakan selimut ditangannya berpindah.
tidak lama Chad berdehem.
"Kau sudah bisa berbalik sekarang Miss Lean. "
Lean berbalik ragu. dadanya bergemuruh hebat. Ia menatap Chad yang membelakanginya. Pakaian yang Ia lepaskan tergantung di tali tali atas gudang.
"Miss Lean.. selimutnya hanya 1, kita harus berbagi.. dan aku sudah sangat kedinginan.."
Lean terdiam
Chad tetap membelakanginya.
Ia seorang gay.. pikir Lean
apa yang akan dia lakukan.. pasti tidak ada. pikirnya lagi..
Perlahan Lean membuka pakaiannya. Ia letakan pada tali tali atas gudang. Ia masih melihat sosok belakang Chad. Perlahan Ia mengambil sisi selimut yang dibiarkan melebar. Kemudian Ia membungkus rapat dirinya sehingga jaraknya dengan Chad mendekat.
Chad menghela nafasnya perlahan
Gadis ini benar benar.. Padahal dia bisa saja pura pura tidak kedinginan dan tetap memakai bajunya yang basah untuk sementara waktu.
Tapi tanpa berpikir panjang dia justru masuk ke selimut yang sama dengannya. ternyata semua perempuan sama saja. Ternyata dia pun sangat "bebas". apakah dia seperti ini dengan klien yang lain. Padahal baru saja Chad mengaguminya. profesionalisme, tidak mengeluh dan hanya tertawa melihat situasi yang menyeramkan seperti tadi.