Chereads / Terjebak Cinta Nakal / Chapter 19 - Hati Yang Mendebar

Chapter 19 - Hati Yang Mendebar

Dalam kondisi seperti ini, Qin Mu masih ingin agar Yan Lishu segera melepaskannya. Ia pun menegaskan kembali bahwa dirinya juga tidak mau dibawa ke rumah sakit. 

Bila diminta mengenai alasan, bukankah jawaban "Aku benci rumah sakit" sudah mudah dipahami olehnya, kan? Qin Mu pun hanya melihat lurus ke Yan Lishu, kali ini pandangannya terlihat jujur.

Ia tidak suka dengan rumah sakit, apalagi luka-lukanya ini sama sekali bukan masalah besar. Sudah seharusnya ia tidak perlu ke rumah sakit.

******

Setengah jam kemudian, mobil berhenti di pintu masuk rumah sakit. Qin Mu melihat ke arah rumah sakit itu dan dengan keras kepala tidak ingin turun dari mobil.

Qin Mu mengedipkan matanya yang tampak memelas dan masih menyisakan linangan air mata, ia memohon kepada Yan Lishu, "Paman, hubungan kita sebenarnya juga kurang baik. Kamu sungguh tidak perlu membawaku ke rumah sakit."

Qin Mu benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Yan Lishu, 'kenapa pria tua ini harus memaksanya ke rumah sakit? Selain itu, bukankah dia seharusnya tidak suka padanya?'

Akhirnya Qin Mu tidak kuat merasakan pandangan tajam Yan Lishu yang memaksanya untuk turun. Ia pun menyerah saat tatapan Yan Lishu yang seram menyapu padanya. Dengan putus asa, Qin Mu turun dari mobil.

Qin Mu ingin melakukan usaha terakhir agar tidak usah masuk ke rumah sakit. Sayangnya saat memandang tatapan Yan Lishu yang tajam justru membuatnya mengurungkan niatnya. Yan Lishu dengan tenang mengikuti langkahnya dan dengan patuh menuju pintu masuk rumah sakit.

Zhang Qian juga ikut di belakang sambil tetap memperhatikan Qin Mu.

Zhang Qian menyadari bahwa baju kedua orang ini tidak begitu rapi. Ia pun berpikir, jangan-jangan Presdirnya tadi benar-benar tidak bisa menahan diri dan memperkosanya di dalam mobil?...

*****

Setelah mendaftar dan diperiksa oleh dokter. Dokter pun menjelaskan bahwa pergelangan tangan kanan Qin Mu mengalami luka yang parah, warnanya sangat merah dan bengkaknya cukup besar. Dokter itu pun mengoleskan obat dan memijatnya dengan kuat.

Meski terasa sangat sakit, Qin Mu tidak memiliki kebiasaan menangis di hadapan orang lain. Ia pun bersikeras untuk tidak meneteskan air mata sedikit pun.

Sebaliknya, Yan Lishu yang sedang berdiri di sampingnya, melihatnya dengan tatapan mata yang tajam dan tidak menunjukkan ekspresi apapun.

Qin Mu yang kesakitan hanya melihatnya berdiri di samping bagaikan patung berdarah dingin, ia pun geram melihat sikap tenangnya itu.

"Dokter, bisakah tidak terlalu kuat menekannya?" Akhirnya Qin Mu meminta dokter tersebut untuk memijatnya sedikit lembut karena tidak tahan dengan rasa sakitnya, "Ini adalah tangan manusia, bukan adonan tepung!"

"Kalau tidak menggunakan tenaga, pembuluh darahnya tidak akan melebar dengan baik." Dokternya dengan serius memberitahukannya. Tenaga Sang Dokter bahkan tidak berkurang dan tetap memijatnya dengan kuat. Hal ini membuat Qin Mu meraung kesakitan di tempat tidur pasien.

Perawat yang ada di samping juga membujuknya, "Nona Muda, bertahanlah. Sebentar lagi perawatan ini sudah selesai!" Qin Mu memutar matanya dan berpikir, 'Yang merasakan sakit itu aku, bukan kamu! Jangan banyak bicara omong kosong, lah!'

*****

Setelah menjalani perawatan yang menyiksa ini, Qin Mu sudah merasa bahwa arwahnya hampir terbang meninggalkannya. Dengan lesu ia mengenakan kembali jaketnya dan berjalan keluar dari ruang perawatan. Tidak jauh dari ruang perawatannya, Ia melihat Yan Lishu sedang merokok di sebelah jendela.

Qin Mu memandangi Yan Lishu dengan penuh rasa kesal. Ternyata, saat ia sedang tersiksa di bawah perawatan Sang Dokter, pria ini malah dengan santai merokok di luar. Hal ini sungguh menyebalkan baginya!

Ketika Yan Lishu melihatnya keluar, ia pun menyadari langkah Qin Mu yang mendekatinya. Ia pun bertanya, "Sudah?" 

Dari pandangannya, Qin Mu tampak berkeringat karena menahan rasa sakit selama perawatan. Wajahnya pun terlihat pucat dan lelah saat disinari lampu rumah sakit ini.

Pertanyaan singkat Yan Lishu langsung dibalas dengan jawaban penuh kekesalan dari Qin Mu. Dengan geram ia menjawab, "Larut malam seperti ini kenapa harus ke rumah sakit? Aku sudah bilang bahwa diriku masih terasa cukup baik!"

Yan Lishu meregangkan wajahnya, badannya yang tinggi ketika berdiri di samping Qin Mu membuat gadis ini justru terlihat seperti anak kecil.

Cahaya bulan malam ini cukup terang, sinar bulan yang terang itu masuk menembus jendela tempat kedua orang ini berdiri. Qin Mu seketika merasa bahwa cahaya bulan malam ini tampak lebih indah saat menerangi Yan Lishu yang tampan ini.

Kebetulan kaca jendela terbuka lebar, angin sepoi-sepoi meniup dari luar jendela. Aroma tembakau rokok dari pria ini menghembus ke arah Qin Mu dan membuat jantung kecilnya tiba-tiba berdebar kencang.

Qin Mu melihat sosok Yan Lishu yang berdiri di bawah cahaya bulan sambil merokok di samping jendela dengan angin malam yang dingin berhembus melewati jendela tersebut. Qin Mu tidak dapat menyangkalnya, wajah pria ini benar-benar sangat menarik perhatian perempuan, sangat tampan dan keren.

'Woi woi woi, Qin Mu! Sadarkan dirimu!' Ucap Qin Mu dalam hati sambil menenangkan jantungnya yang berdebar kencang. Ia pun berpikir, 'Pria ini bukanlah pria yang bisa kamu taklukkan. Kamu sebaiknya menjauh darinya, sejauh-jauhnya!'