Chereads / Terjebak Cinta Nakal / Chapter 13 - Dia Dimana?

Chapter 13 - Dia Dimana?

Setelah ketahuan pihak berwajib karena berkelahi di bar malam-malam, mereka pun dibawa ke kantor polisi.

Koordinator polisi yang mengurusi masalah ini pun melihat para berandal muda ini masih mengenakan baju sekolah, wajahnya itu sungguh suram sekali.

Pak polisi memarahi perlakuan mereka dan menyuruh mereka menghubungi orang tuanya untuk menjemput mereka pulang.

Kedua kubu yang memahami situasi ini tentu hanya diam dan hanya beradu mata satu sama lain. Tidak ada yang berani berbicara dan mereka berkumpul dengan kelompoknya masing-masing.

Qin Mu sudah tidak ingat kali terakhir dirinya menghubungi orang tuanya sendiri. Rasanya hal seperti itu pernah dilakukannya beberapa tahun lalu. Ia hanya bisa mencibir dengan berkata, "Chih!" Ya, Qin Mu tidak mungkin menghubungi Qin Zezhang untuk masalah seperti ini.

Apalagi bila mengetahui penyebab Qin Mu masuk ke penjara sekarang ini, tentu Ayahnya itu tidak mau datang menjemputnya. Sedangkan mengharap belas kasihan Chu Jingyun, lebih tidak mungkin lagi.

Meski demikian, Qin Mu juga merasa bila dirinya juga tidak mungkin ditahan di kantor polisi terlalu lama. Sambil berputar-putar dan memikirkan orang-orang yang bisa dihubungi, akhirnya dalam otaknya muncul satu nama itu. Ia segera menghubungi orang tersebut, sayangnya tidak ada yang menjawabnya. Qin Mu pun segera menutup panggilannya itu.

Qin Mu pun meletakkan telepon seluler di meja dengan tidak berdaya melihat ke petugas kepolisian ini, "Pak Polisi, kamu lihat, keluargaku sama sekali tidak mengangkat teleponku. Anda yang berbaik hati, tolong lepaskan diriku kali ini saja!"

Qin Mu melihat petugas polisi tersebut dengan pandangan yang penuh dengan belas kasihan. 

Qin Mu yang bersikap lemah terlihat begitu patuh dan lembut. Hal ini membuat orang yang melihatnya susah untuk menolak permintaannya.

Petugas kepolisian itupun berdeham, "Tidak boleh, ini adalah peraturan, harus orang tuamu yang datang untuk menandatangani dokumen milikmu baru bisa pulang."

Qin Mu terdiam dengan jawaban polisi tersebut. Sekali lagi ia mengambil telepon selulernya dan menghubungi Yan Xun lagi.

Ternyata saat ini Yan Xun sedang bermain video game. Ketika ia melihat layar teleponnya memunculkan nama Qin Mu, ia segera menjawab teleponnya.

"Hai, Kak Mu. Hari ini kamu pasti sedang bersenang-senang di bar, ya?" Yan Xun bertanya dengan nada senang saat menjawab telepon dari Qin Mu.

"Aku tadi berkelahi dengan orang lain dan sekarang di kantor polisi. Cepat datang dan jemput aku!"

"Apa?"

Sebelum Yan Xun memproses kata-katanya, Qin Mu sudah memutuskan panggilan teleponnya.

Yan Xun mendengar nada suara, "Tut... tut..." untuk sementara waktu, kemudian ia pun melempar telepon selulernya.

Tidak memperdulikan badannya yang masih terluka, dengan susah payah ia bangun dari tempat tidurnya. Yan Xun pun dengan cepat memakai baju dan jaket serta segera turun ke lantai bawah.

Pada malam yang hening ini, hampir seluruh anggota keluarga Yan sudah istirahat di kamar masing-masing. Keluarga ini sesungguhnya punya kebiasaan tidur sesuai waktunya.

Yan Xun berjalan di bawah kegelapan ini berusaha menyelinap sehening mungkin dari rumahnya.

Namun pada saat ini, tiba-tiba pintu masuk rumah Yan terbuka.

Yan Xun tiba-tiba melihat sosok bayangan hitam, ia pun mengangkat kepalanya dan terkejut dengan tatapan Yan Lishu yang tajam.

Kaki Yan Xun melemas saat melihat pamannya tiba-tiba muncul di hadapannya.

"Pa... Paman, Anda sudah pulang?" Punggung Yan Xun dibanjiri oleh keringat dingin, suaranya juga terdengar gemetaran.

"Phak!" Lampu dinding yang ada di depan pintu masuk menyala, wajah Yan Lishu yang tidak berekspresi menyapu seluruh tubuh Yan Xun.

Yan Lishu melihat bahwa keponakannya ini sudah memakai jaket hitam dan sepatunya pun telah siap dipakainya. Dari gelagatnya ini, jelas-jelas Yan Xun ingin keluar dari rumah.

Suara Yan Lishu yang dingin terdengar di telinga Yan Xun, "Aku ingat kamu masih harus mengurung diri di kamar karena ayahmu."

Yan Xun tidak dapat menjawabnya dan hanya berdiam diri dengan penuh kekhawatiran. Ia bahkan tidak berani menatap ke mata pamannya yang tajam itu. Wajah pamannya yang dingin ini terlihat paling menakutkan ketika ia diam tidak mengatakan sesuatu.

Memikirkan kondisi Qin Mu yang masih menunggunya di kantor polisi sampai sekarang, Yan Xun memberanikan diri untuk mengatakannya, "Paman, kali ini aku benar-benar ada urusan penting. Tolong kali ini Anda menganggap dirimu tidak pernah melihatku, aku janji aku akan segera kembali, aku janji!"

Yan Xun mengerti jika dirinya ingin melewati pintu gerbang rumah ini, dirinya harus jujur kepada pamannya.

Alhasil, ia pun mengatakan seluruh masalahnya, "Paman, temanku telah mengalami sedikit masalah. Kini dia sedang berada di kantor polisi. Temanku yang kemarin Paman lihat di klub besar Sembilan itu, gadis yang bernama Qin Mu itu!"

Yan Xun berusaha mengingatkan Yan Lishu dan berharap bisa melupakannya begitu mengingat gadis itu.

"Lukamu sudah sembuh?" Yan Lishu melihatnya dengan tatapan dingin.

Yan Xun mendengar pertanyaan pamannya, ia pun hanya bisa menunduk seakan dirinya mengecil dan diam tanpa bisa menjawabnya.

Sorot matanya ketika melihat ke Yan Lishu membawa sedikit kesedihan, kalau bukan pamannya ini, ia juga tidak akan menerima hukuman cambuk ini.

"Paman, tolong..." Yan Xun pun meminta belas kasihan padanya dan seketika Yan Lishu bertanya, "Dia di kantor polisi daerah mana?"