Tidak disangka, ternyata tindakan Qin Mu disadari oleh Yan Lishu, namun gadis ini sepertinya tidak bersikap panik sama sekali. Apapun yang terjadi, tujuan Qin Mu hanyalah membuat target utamanya menjadi marah dan ini hanya langkah pertamanya!
Qin Mu pura-pura cemberut, "Aku lihat suhu ruang mobil begitu panas, jadi takut membuatmu gerah. Karena itu, aku mau membuka kancingmu saja."
Sekali lagi gadis ini memperlihatkan tatapan imutnya yang bagaikan kucing manis itu. Ia bahkan menatap Yan Lishu dengan polos.
Walau demikian, ucapannya memang terdengar mengada-ada. Mobil dengan mesin pendingin yang baik ini, tentu tidak mungkin bila suhu ruangan masih terasa panas. Hal yang membuat gerah justru adalah sikapnya yang membuka baju pria secara sensual, sungguh nakal.
Qin Mu yang tidak berpikir sampai ke situ hanya menurunkan kepalanya sedikit dan memandangnya dengan tatapan polos. Ia hanya memperhatikan badan yang ditutupi kemeja yang rapi itu.
Namun Yan Lishu tidak memedulikan akting Qin Mu yang mengeluh dengan kasihan, ia tetap tidak memberikan reaksi apapun.
Dasar pria tua, jangan-jangan pria tua ini dilahirkan dengan berdarah dingin? Kenapa tidak memberikan respon sama sekali?
Namun Qin Mu tidak menyerah, ia tetap melaksanakan misinya dengan melanjutkan keluhannya, "Hmmm ini bukan pertama kali bagiku melihat badanmu, apa kamu perlu begitu galak kepadaku?!"
Semakin mulut Qin Mu berucap secara sembarangan, wajah Yan Lishu semakin tampak kesal dan menjadi suram.
Sayangnya, Qin Mu seperti sengaja mengabaikan wajah suramnya itu. Parahnya, ia sengaja meneruskan pembicaraannya yang konyol itu, "Yan Lishu, kamu sungguh tidak adil! Kenapa kamu boleh membuka bajuku namun aku tidak diperbolehkan membuka bajumu!"
"Huhuhu, Yan Lishu, kamu jahat sekali. Saat itu kamu begitu baik kepadaku, begitu lembut, namun kini..." Qin Mu melanjutkan sandiwaranya dan menundukkan kepalanya hingga membiarkan rambut hitamnya menutupi wajahnya. Ia mencoba terlihat menangis.
Sayangnya ucapannya yang sembarangan itu sungguh terdengar keterlaluan, Zhang Qian saja tidak tahan dengan ucapannya itu.
Jelas-jelas Qin Mu yang bertindak sembarangan dan ingin melecehkan Presdirnya. Anehnya, kenapa ketika mendengarkan keluhannya ini, justru gadis kecil inilah yang terlihat kasihan!
Sandiwara yang dilakukan Qin Mu begitu tulus, bahkan sampai tampak mau menangis, sungguh membuat Zhang Qian hampir mempercayainya.
Sambil menyetir, Zhang Qian tetap diam. Walau demikian, wajahnya tampak kebingungan dan linglung merasakan situasi yang terjadi antara gadis itu dan Presdirnya.
*****
Sejak kecil, Yan Lishu telah hidup di lingkungan dengan disiplin tinggi. Hal yang paling dibencinya adalah orang yang penuh dengan kebohongan. Mendengar ucapan Qin Mu yang semakin sembarangan, ia menangkap pergelangan tangan Qin Mu dengn kuat, "Lanjutkan sandiwaramu!"
Ah, kebetulan sekali. Ternyata, tangan yang ditangkap Yan Lishu adalah tangan Qin Mu yang saat itu sedang terluka.
Tangannya itu sudah terasa sakit dari tadi, sayangnya sekarang harus digenggam erat oleh Yan Lishu. Tentu saja sarafnya pun langsung mengirimkan rasa yang luar biasa sakit.
Qin Mu tadinya masih pura-pura menangis, tetesan air matanya pun tidak mengalir dari rongga matanya. Namun saat digenggam kuat oleh pria di hadapannya ini, air matanya seakan meronta ingin keluar.
'Dasar brengsek, apa pria tua ini ada dendam denganku?!'
Rasa sakit dari pergelangan tangannya menyebar ke seluruh lengannya dan merangsang kelenjar air matanya untuk segera mengalirkan air mata.
Pada akhirnya, air matanya pun sungguhan mengalir keluar. Tetesan air mata buaya yang tadi diperlihatkannya itu telah berubah menjadi air mata sungguhan yang dipenuhi kesengsaraan.
Qin Mu menatap tajam ke arah Yan Lishu, sebutir air matanya masih keluar dari sudut matanya. Dengan mata lebar yang masih diselimuti air mata tersebut, Qin Mu langsung membentak Yan Lishu, "Ini bukan sandiwara! Kalau kamu begitu membenciku, maka turunkan aku dari mobilmu. Kedepannya masalahku juga bukan urusanmu lagi!"
'Bajingan, cepat lepaskan tanganku, aku sudah sangat kesakitan!'
Ya, Qin Mu sebenarnya tidak pernah suka mengalirkan air mata di hadapan orang lain. Ia tidak suka memperlihatkan kelemahan pada dirinya.
Setelah terisak dua kali, Qin Mu pun berhenti menangis, "Yan Lishu, cepat hentikan mobilnya, aku mau turun. Aku tidak ingin bertemu denganmu lagi!"
Tatapan Yan Lishu yang dingin langsung tersorot padanya, satu detik, dua detik... Hingga satu menit kemudian, Yan Lishu masih mengeratkan genggaman tangannya, bahkan menggenggamnya lebih kuat.
'Aargh… sakit sekali!' Qin Mu akhirnya tidak dapat menahan lagi, ia pun meraung kesakitan.
Air matanya mengalir bagikan keran air yang rusak, mengalir terus menerus dari rongga matanya. Pria tua brengsek ini pasti tahu kalau tangannya sedang sakit, tetapi masih sengaja memegangnya dengan kuat. Apa orang ini mau mematahkan tangannya!
Yan Lishu akhirnya melemparkan tangan kecilnya itu, "Tidak mengaku salah, malah bertahan dalam kesalahan!"
Qin Mu pun terdiam sejenak dan mengumpulkan kemarahannya, "Kamu yang tidak mengaku salah, kamu yang bertahan dalam kesalahan!" Dengan emosi tinggi, ia memarahi Yan Lishu kembali.
Yan Lishu sangat geram dengan tindakan Qin Mu. Tangannya sudah pegal menahan gadis ini dan Qin Mu masih tidak bisa diam. Kemudian ia pun memerintah Zhang Qian, "Ke rumah sakit!"
Mendengar dua kata 'rumah sakit' itu, Qin Mu pun tidak dapat duduk diam lagi. Ia segera loncat dari kursi mobil tetapi karena terlalu kuat, kepalanya pun membentur ke atap mobil, "Ugh... Aku tidak mau ke rumah sakit!"