Chereads / Terjebak Cinta Nakal / Chapter 10 - Apa Tuan Qin Mau Memukulku Lagi?

Chapter 10 - Apa Tuan Qin Mau Memukulku Lagi?

Setelah beberapa lama, Qin Mu akhirnya tiba di rumahnya. Ternyata saat ini waktu sudah menunjuk pada pukul 3 subuh, tentu rumahnya sepi dan gelap gulita.

Di dalam kegelapan ini, Qin Mu segera melangkah menuju kamarnya dan menyelimuti dirinya diatas kasur. Ia tidak ingin ayahnya marah lagi padanya jika tahu dirinya pulang jam segini. Setelah sampai kamar dan membersihkan diri, ia berbaring di tempat tidurnya sambil memaki Yan Lishu tanpa hentinya. Ya, perasaan kesalnya ini masih belum hilang karena bertemu dengan pria tua itu.

*****

Besok paginya Qin Mu terbangun karena suara alarm jam yang berisik. Ia menggosok matanya, karena merasa waktu untuk tidurnya yang masih belum cukup, ia pun merasa sangat kesal. Kemudian ia pun bangun dan duduk dari tempat tidurnya.

Qin Mu langsung melangkah menuju kamar mandi dengan kelopak matanya yang masih berat untuk dibuka lebar. Ia pun segera mandi dan merias diri. Setelah itu ia pun berganti baju untuk siap-siap ke sekolah.

Ketika Qin Mu turun ke lantai bawah, ia melihat Qin Zezhang dan Chu Jingyun bersama anak hasil hubungan gelap mereka, Qin Sichu. Mereka bertiga sekeluarga sedang sarapan bersama dengan suasana yang harmonis.

Jika Qin Mu tidak pernah terlahir di keluarga ini, mungkin inilah gambaran keluarga yang bahagia.

Qin Mu mencibir ketika melihat mereka, ia berjalan menuju meja makan, menggunakan kakinya menarik kursi kemudian duduk.

Kepala pelayan segera menyiapkan sarapannya, "Nona kedua, silakan makan."

Semalam Qin Mu hanya sempat minum wine dan merokok, ia tidak makan sama sekali. Tentu saat ini ia sudah sangat lapar.

Saat ia mau menggigit rotinya, Qin Zezhang yang di duduk di kursi utama meja makan ini mulai membuka mulut dan bertanya, "Siapa yang mengajar sopan santunmu itu? Kenapa tidak bisa menyapa ketika melihat kedua orang tuamu ini?"

Qin Mu sudah tidak bisa menghitung jumlah nasehat ini diungkapkan dari Qin Zezhang.

Ia memutar matanya dengan malas dan berkata, "Maaf, ibuku sudah meninggal untuk waktu yang cukup lama, tidak ada yang mengajarkan aku sopan santun!"

Mendengar jawaban Qin Mu yang kurang ajar, nadi di dahi Qin Zezhang pun berdenyut. Dengan kuat menghentakkan sumpitnya di atas meja, "Qin Mu! Apa kamu mau aku hukum lagi?"

"Betul, kenapa? Apa Tuan Qin mau memukulku lagi?" Qin Mu membalas kata-katanya dan tidak berniat untuk mengalah.

"Kamu!!!!" Qin Zezhang sangat marah dengan perilaku Qin Mu hingga tidak bisa mengatakan apapun.

Ayah dan anak perempuan ini saling memandang dengan tatapan penuh amarah. Qin Zezhang melihat anaknya yang masih pelajar namun sudah berdandan dengan norak. Akhirnya, tangannya yang gemetaran karena kesal dengan penampilan anaknya ini menunjuk kepada Qin Mu, "Kamu, lihat dirimu itu! Usiamu masih kecil tetapi sudah berdandan senorak ini, apa kamu tidak bisa belajar lebih kalem seperti Sichu?"

Apa? Belajar dari Qin Sichu? Cuih, yang benar saja.

Qin Mu pun menunjukkan satu senyuman manis kepada Qin Zezhang, "Tuan Qin, apa Anda sedang bercanda? Aku mana bisa dibandingkan dengan buah hatimu itu. Anda ingin aku menjadi seperti dia? Sebaiknya Anda menyuruhku lompat dari gedung tinggi saja!"

"Kamu!!!!" Qin Sichu melihat pertempuran antara mereka sudah dimulai lagi. Dalam kondisi seperti ini, ia pun segera menyela perdebatan mereka berdua, "Ayah dan Tiantian, kalian jangan bertengkar lagi!"

Qin Mu melihat Qin Sichu yang munafik pura-pura membujuk ayahnya, tentu amarahnya pun membara lebih kuat lagi.

Sejak kecil, Qin Zezhang sebenarnya juga tidak pernah memukul Qin Mu dan menyayanginya dengan sepenuh hati.

Sayangnya saat kemarin, Qin Mu hanya berbuat sedikit masalah kecil di warnet. Namun saat pulang ke rumah, ia bertengkar hebat dengan ayahnya. Namun perempuan licik ini segera memanas-manasi amarah Qin Zezhang. Alhasil emosi Qin Zezhang pun naik tidak terkontrol dan akhirnya memukul Qin Mu.

Saat itu Qin Mu sangat tertegun dengan pukulan ayahnya, namun ia bersikeras tidak ingin air matanya menetes.

Sedangkan Qin Zezhang yang memukul Qin Mu, dirinya langsung terkejut dengan tindakannya dan seketika akal sehatnya kembali. Ia ingin minta maaf kepada anaknya namun Qin Mu sudah lari menuju kamarnya. Dalam situasi seperti itu, tentu Qin Mu memilih untuk mengunci dirinya di dalam kamarnya selama seharian.

Oleh sebab itu, saat Qin Mu melihat Qin Sichu membuka mulutnya, pikirannya memikirkan berbagai trik licik yang akan dilakukannya lagi. Mengingat berbagai hal yang diperbuat Qin Sichu, ia pun tidak memiliki selera untuk sarapan lagi, "Sudah, aku tidak mau makan lagi!" 

Qin Mu mengendus, ia melemparkan rotinya ke piring. Ia pun berdiri dan segera berjalan menuju pintu keluar rumah. Qin Sichu melihatnya pergi dan langsung memanggilnya, "Tiantian, sebentar. Aku ikut kamu ke sekolah!"

Qin Zezhang yang masih emosi dengan Qin Mu berbicara kepada Qin Sichu, "Sichu, kamu jangan menghiraukannya, biarkan dia ke sekolah sendiri!"

Qin Mu menganggap dirinya tidak mendengarkan kata-kata ayahnya. Selesai mengenakan sepatu sekolahnya, ia pun berlari keluar rumah.

Sebenarnya umur Qin Sichu hanya beberapa bulan lebih tua dari Qin Mu. Sayangnya karena terlambat satu tahun masuk sekolah, ia pun terpaksa berada pada angkatan yang satu tingkat di bawah angkatan Qin Mu.

Tahun lalu ketika ujian perguruan tinggi, Qin Mu mendapatkan nilai yang sangat buruk. Walau demikian,Qin Zezhang tetap tidak mau bila anaknya masuk ke perguruan tinggi biasa, sehingga ia memutuskan untuk mengulang satu lagi tahun depan agar ia bisa masuk ke perguruan tinggi terbaik.

Karena hal itulah, sekarang Qin Mu dan Qin Sichu menjadi siswa seangkatan di tingkat universitas.

Namun untungnya mereka berdua tidak berada dalam ruang kelas yang sama.

Jika tidak, Qin Mu tentu akan muak bila harus melihat perlakuannya yang munafik itu sepanjang hari. Ia benar-benar akan jijik melihatnya seharian dan tidak dapat menikmati makanan apapun selama jam istirahat di kampus.