Dengan penuh emosi Qin Mu melihat Yan Xun, rasanya ingin sekali ia memukul wajah pria tua itu, ia pun terkekeh sembari berkata, "Aku tidak ingin memberitahumu!"
Yan Xun pun semakin emosional lagi dengan jawaban itu, "Sebenarnya siapa pria itu!"
Siapa lagi?! Kalau Yan Xun tahu pria bangsat yang ia maksud itu adalah paman ketiganya, Yan Lishu. Ia merasa bahwa Yan Xun pasti akan sangat menyesali kata-katanya tadi dan mungkin rasanya ingin menggigit lidahnya sendiri hingga patah.
Qin Mu memadamkan rokok di dalam asbak dan menepuk pipi Yan Xun, dengan misterius ia tersenyum kepadanya, "Ini, kamu tidak perlu mengetahuinya!"
Yan Xun terdiam dan masih penasaran dengan peristiwa yang membuat temannya ini dilecehkan, 'Apa-apaan, pria tua yang berani melecehkan Qin Mu itu siapa sebenarnya!'
Qin Mu mendorong Yan Xun hingga jatuh, kemudian ia pun berdiri dan berjalan keluar dari kamarnya.
Song Ruoci melihat Qin Mu mau keluar, ia menghentikan nyanyiannya dan bertanya, "Eh, Tiantian, kamu mau kemana?"
Qin Mu menjawab tanpa menoleh kepadanya, "Memperbaiki riasan wajahku!"
Tadi ketika bersama pria tua itu, ia berakting dan berpura-pura menangis di hadapannya. Air mata telah merusak dandannya meskipun ia telah berakting namun pria tua itu tetap bersikap dingin dan keras kepala. 'Dasar pria tua yang dingin dan tidak berperasaan.'
Qin Mu merasa bahwa hari ini dirinya sangat sial. Hanya mau berdandan saja, ia bisa bertemu dengan orang yang ia bencinya.
"Bukankah Nona Qin sedang dihukum tidak boleh keluar rumah? Jika Kakak Ipar tahu kamu telah melarikan diri ke tempat seperti ini, mungkin dirimu akan dihukum dengan hukuman cambuk!"
Saat ini di depan cermin kamar mandi, dua orang perempuan ini sedang berdiri bersebelahan, pantulan bayangan mereka berdua mencerminkan diri mereka. Dari bayangan itu seakan mereka sedang saling berkomunikasi.
Perempuan yang menyebalkan ini adalah Chu Rou, adik perempuan dari ibu tirinya, putri kedua dari keluarga Chu.
Qin Mu dengan acuh meliriknya, perempuan yang memakai gaun merah jambu ini jika dibandingkan dengan Song Ruoci, terlihat jauh lebih murahan.
Qin Mu memainkan rambut ikalnya. Dengan emosi, ia berkata, "Chu Rou, apa kamu bisa menutup mulut anjingmu itu? Tidak perlulah kamu setiap hari menggonggong di sebelah telingaku!"
Mulut anjing? Putri kedua keluarga Chu sejak kecil selalu dimanjakan oleh anggota keluarganya. Siapapun yang melihatnya selalu memberikan pujian kepadanya. Sekarang, Qin Mu berani mengatakan bahwa dirinya bermulut anjing?
Seketika wajah Chu Rou memerah pekat, "Qin Mu, kamu berani menyebutku anjing!"
"Waduh, aku salah ucap!" Qin Mu tersenyum namun seolah sedang mencibirnya, "Mengatakan bahwa kamu anjing, sepertinya itu adalah pujian untukmu!"
"Setiap hari kerjanya cuma tahu mengeluh kepada Ayahku, kalau kamu memang punya kemampuan, pergi saja mengemis lagi!"
Qin Mu menggunakan jari tengahnya mengoleskan lipstik dan meratakan lipstik merah di bibirnya.
Kemudian ia menunjukkan jari tengahnya itu kepada Chu Rou dengan arogan, "Jika aku takut padamu, maka aku akan menulis namaku 'Qin Mu' dengan terbalik!"
Sifat Qin Mu selalu sangat arogan dan ganas, siapa peduli dengan Chu Rou!
Chu Rou sangat marah hingga tidak tahu cara untuk membalas perkataannya yang sangat menghina itu, ia hanya bisa melotot kepada Qin Mu dengan tatapan yang marah, "Kamu!!!" Sepanjang waktu tidak bisa memberikan satu kata yang lengkap.
Qin Mu melihat Chu Rou yang marah, ia pun merasa lucu dan dengan senyuman bangga bertanya, "Aku kenapa?"
"Qin Mu, kamu tunggu saja!" Chu Rou benar-benar sangat marah, bahkan ia ingin memberikan dua tamparan kepadanya.
Namun ia juga mengerti bahwa dirinya bukanlah lawan dari Qin Mu.
Gadis liar ini suka berkelahi sejak kecil, meskipun ia selalu dihukum oleh Qin Zezhang, tetapi ia sama sekali tidak mengingat pembelajaran yang diterimanya dan tetap saja berlaku seenaknya.
Qin Mu tidak peduli peringatan dari Chu Rou, melihat sosoknya yang menjauh, ia pun menyindirnya dengan suara keras, "Nona Chu, pelan-pelan saja jalannya, ya!"
'Huh, segini saja sudah mundur? Tidak menarik.'
Karena adegan kecil ini, suasana hati Qin Mu pun membaik. Ia pun berjalan menuju ruangan klubnya sambil bersenandung senang.
Tidak jauh di belakang Qin Mu telah berdiri tiga orang. Chu Rou, salah satu dari ketiga orang itu memberikan segepok uang kepada kedua pria di sekitarnya dan menunjuk ke belakang punggung Qin Mu. Dengan geram ia mengatakan, "Itu, pelacur yang di depan itu, terserah kalian mau bagaimana memperlakukannya!"
Salah satu pria menerima segepok uang berwarna merah itu dan dengan senang berkata, "Tidak usah khawatir, kami berjanji akan menyelesaikan hal ini dengan bersih untuk Anda!"
Wajah Qin Mu tidak jelek, hanya dari punggungnya saja sudah bisa membuat pria mengalirkan air liur padanya.
Kedua pria ini pun hanya berpikir bahwa hal yang akan mereka lakukan akan berakhir asyik dan menyenangkan. Ya, bisa meniduri perempuan cantik dan juga mendapatkan sejumlah uang seperti ini, siapa yang tidak ingin melakukannya.