Pagi ini aku terbangun di rumah asalku di daerah Gangnam. Sudah lama sekali semenjak aku tidak tinggal disini. Biasanya aku bangun di kamarku yang bersebelahan dengan kamar Xikad di basecamp kami di Seoul. Selama 5 hari ke depan kami akan hiatus dulu mempromosikan album kami, sehingga aku memilih untuk pulang ke rumah orang tua ku di Gangnam.
Orang tuaku bisa dibilang termasuk kaya raya. Ayahku merupakan pemilik Department Store besar, namanya dikenal sebagai Presdir Kim Ta Jir dan ibuku, Song Ae Ri, juga merupakan CEO dari pusat jual beli online terkemuka bernama buybuy. Jadi sejak kecil sebenarnya aku selalu hidup dalam kecukupan, suatu hal yang dapat kusyukuri.
Meskipun begitu, mereka tipikal orang sibuk yang juga keras terhadap anaknya. Awalnya kedua orangtuaku menentang keinginanku untuk menjadi trainee di B.Aja Entertainment, tetapi akhirnya mereka mengizinkanku sebagai anak satu-satunya. Ayahku sebenarnya menginginkanku menjadi penerus keluarga yang memimpin Tajir Department Store. Sehingga di sela-sela kesibukanku saat masih menjadi trainee aku sering diajak melihat-lihat ayah bekerja di kantor.
Sebenarnya menjadi calon pewaris Tajir Department Store cukup menggiurkan untukku, tetapi aku lebih tertarik untuk meraih cita-citaku menjadi seorang artis yang sudah kuinginkan sejak kecil. Tapi jika suatu saat karir ku sebagai artis tidak berjalan mulus, aku tidak keberatan untuk membantu meneruskan pekerjaan ayah dan ibuku ini.
Tetapi sebelum itu, aku akan kembali fokus membuat konten baru untuk channel pribadiku di utube. Aku memang gemar buat vlog dan juga editing video sendiri.
"Anyeonghaseo yeorobun, kembali lagi di vlog wangi, kali ini edisi hiatus", aku telah menyalakan kamera digitalku untuk memulai vlogging.
"Hari ini aku sedang ada di rumahku, jadi memang agak santai..Tada..."
Aku menunjukkan baju ku yang terdiri dari kaos putih biasa dan celana panjang plaid.
"Hari ini aku berencana untuk unboxing beberapa hadiah yang kalian berikan di fansigning kemarin, jadi tonton sampai akhir ya!"
Aku mulai mengambil beberapa hadiah yang sudah bertumpukan di depan kamera.
"Kita mulai dari tas ini, aku tidak tahu isinya jadi mari kita buka.."
Aku membuka tas bungkus luar dan mendapati di dalamnya ada tas juga yang ukurannya kecil.
"Wah ya ampun imut sekali tas ini, wah.."
Aku mencoba memakai tas pinggang mini di depan kamera. Cocok juga model dan warnanya dengan gayaku.
"Aku suka banget" kupeluk tas mini itu karena gemas.
"Makasih banyak Bestie, saranghaeyo"
Aku meraih kotak kecil dihadapanku,
"Kita coba lihat di kotak ini ada apa.."
Setelah kubuka, ternyata isinya adalah kalung dengan huruf W berwarna perak yang dihiasi dengan kristal di sudutnya.
"Wah cantiknya kalung ini"
Aku memakaikan kalung itu di leherku dan bercermin. Warna kalung ini cocok juga dengan warna kulitku yang putih seperti marmer.
Aku melontarkan banyak terima kasih sambil membuka semua kado yang kuterima, dan juga tidak lupa membalas berbagai kartu ucapan yang kudapatkan.
"Terima kasih banyak untuk Yeri yang mengatakan aku selalu kelihatan wangi dari layar televisi, hadiah parfumnya sudah kupakai supaya aku benar-benar jadi wangi, ha ha ha"
"Parfum itu adalah hadiah ke-18 yang ku buka hari ini. Akhirnya aku bisa mengarahkan tanganku menuju hadiah terakhir, sebuah kotak misterius yang diberikan oleh penggemar ku kemarin, namanya Kim Ha Rum, kalau tidak salah?"
"Oh ya benar, aku ingat kotak berpita ini, karena kemarin terkesan cukup misterius, ha ha"
Aku pun membuka kotak tersebut dan terkejut di dalamnya ada seperangkat alat berupa serangkaian tabung dan cairan. Di dalamnya ada kertas petunjuk yang langsung kubaca:
"Idnatity: temukan jati dirimu dengan tes DNA!
Kami bisa menelusuri asal-usul mu, darimanakah kamu berasal, hanya dengan mengekstrak protein dan DNA dari beberapa helai rambutmu."
Aku cukup kaget karena menerima hadiah yang tidak biasa ini. Bulu kudukku merinding karena mengingat kata-kata orang yang memberikan hadiah ini.
--Aku tahu rahasia besar tentang dirimu. Jawabannya ada di kotak ini, jangan bilang pada siapa-siapa tentang ini--
"Wah terima kasih Ha Rum atas hadiahnya. Rasanya aku ingin segera coba, tapi karena rambutku sekarang dipenuhi bahan pewarna aku jadi takut hasilnya bisa tidak benar, disini tertulis seperti itu:
Jangan memakai rambut yang sedang di cat, usahakan rambut utuh yang sehat dari akar rambutnya."
"Aah, aku pakai rambut-rambut lain saja ya kalau begitu ha ha, sebentar.."
Aku mengambil alat pencabut bulu dan mencabut bulu-bulu di badanku. Maksudnya bulu kakiku.
"Nah, aku sudah dapat beberapa helai yang diekstrak dari akarnya, mari kita coba. Masukkan ke tabung ini dan tuang cairan disini."
Aku melakukan semua sesuai instruksi, kemudian melihat bagian catatan di bawah.
"Opsional, silahkan masukkan beberapa helai rambut orang tua anda agar kami bisa mencocokkannya dengan DNA milik anda."
"Wah ini sih agak susah, ha ha.. Masa aku harus minta mereka cabut rambut.."
"Ah aku tahu, aku ambil saja dari sisir mereka, mantap!"
Aku pun berangkat ke kamar orang tuaku.
"Aku sudah berada di depan kamar orang tuaku, untuk masalah privasi jadi kameranya akan ku halangi dulu, ya"
Aku mengetuk pintu dan ayahku, Kim Ta Jir, membuka pintunya.
Ayahku tampak sudah rapi dengan kemeja dan dasi di tangannya
"Selamat pagi, Wangi, wah kamu pagi-pagi udah wangi ya, tumben juga kamu datang kesini, ada apa?"
"Selamat pagi. Eh anu itu, aku mau pinjam sisir kalian boleh?"
"Aku kira ada apa, ha ha.. tentu saja boleh, memangnya sisirmu kenapa"
Aku teringat kata-kata jangan bilang siapa-siapa dari Ha Rum
"Ah aku cuma mau coba-coba hehe, buat dibandingkan ke rambutku hehe.."
"Ya sudah ambil saja di depan kaca itu, sisirku warna hitam."
Aku pun masuk dan mengambil sisir tersebut, disampingnya ada sisir berwarna merah.
"Ah kalau sisir merah ini boleh kupinjam juga?"
"Sisir merah punya ibumu, dia lagi di kamar mandi. Ambil sajalah.." Ujar Presdir Tajir sambil memasang dasinya.
"Terima kasih kalau begitu. Kau mau pergi kemana, Pa?"
Ternyata ayah dan ibuku akan pergi ke Jepang hari ini untuk urusan bisnis dengan cabang Tajir Department Store disana. Mereka akan pergi selama tiga hari. Hal ini memang sudah biasa di keluargaku, toh mereka memang sibuk sekali. Tetapi aku senang karena di kedua sisir ini ada beberapa helai rambut lurus milik ayahku dan rambut ikal ibuku, aku pun bergegas kembali ke kamarku.
"Baik yang disini adalah rambut ayahku dan ini rambut ibuku, mari kita tulis di labelnya.."
"Nah sudah jadi, sebentar lagi akan ku bungkus dan kutulis alamat pengirimanya.
Menurut petunjuknya hasilnya akan keluar secepatnya tiga hari dan bisa diakses lewat internet, wah keren sekali ya.."
"Kalau begitu aku sudahi dulu vlog hari ini, nanti kalau sudah ada hasilnya akan kubagikan ke kalian juga pastinya, aku benar-benar penasaran.."
Akhirnya Kim Wan Gi mengakhiri vlog tersebut dan pergi sarapan. Paket berisi rambutnya dan rambut kedua orang tuanya telah dikirimkan. Dalam hatinya, ia masih penasaran tentang hasil profil genetik miliknya itu, dan kata-kata misterius dari penggemarnya, Ha Rum. Mengenai videonya, ia memutuskan untuk tidak langsung mengunggahnya ke laman Utube. Rencananya ia akan mengeditnya berbarengan saat hasil analisis DNA-nya sudah keluar.